Semester Dua.
Masih minggu pertama di semseter dua. Mata kuliah pun tidak jauh berbeda dengan semester satu. Bedanya hanya ada tulisan angka dua di belakang mata kuliah. Misalnya mata kuliah writing. Jadi mata kuliah writing 2. Reading jadi reading 2. Listening jadi listening 2. Speaking jadi speaking 2. Seperti itu.Sudah semester dua tapi Dini masih juga belum jago speaking Bahasa Inggris. Kalau ada dosen atau temen-temen yang presentasi pake Bahasa Inggris. Anehnya dia paham. Tapi giliran dirinya sendiri yang speaking susahnya minta ampun. Lidahnya kaku sekali. Mungkin karena belum ada rasa percaya diri. Jadi sampai detik ini pun dia belum mampu speaking.
Untungnya, dia jago hafalan. Jadi kalau presentasi, dia hafalin dulu kalimat-kalimat apa saja yang ingin dia ucapkan. Jadi terlihat keren. Aslinya, kalau ada orang bule ngajak ngomong pasti dia gelagapan. Memang banyak yang bilang juga sih. Kalau muka-mukanya tidak ada tipe-tipe dari anak jurusan Bahasa Inggri
Masih tentang propolis dan bisnis MLM. Dini merasa obat mungil ini benar-benar mujarab. Dia tertarik ikut gabung dengan bisnis MLM ini. Tanpa pikir panjang dia langsung menghubungi Ros."Halo, kamu dimana? Aku minat nih ikut bisnis ini. Caranya gimana?" tanya Dini pada Ros lewat telepon."Aku di kantin kampus. Sini aja!! Nanti aku ajarin deh."Beberapa menit kemudian. Dini sampai di hadapan Ros. Ternyata Ros juga sedang memprospek teman-teman kampus lainnya. Jadi mereka semua barengan mendapat informasi tentang bisnis ini. Bisnis yang katanya bisa dapat penghasilan sehari seratus ribu.Kata pembuka yang Ros sampaikan adalah "semangat pasti bisa closing!!!" Closing, closing dan closing. Dini masih bingung apa yang di maksud dengan closing di sini. "Closing the door or apa sih?" suara batinnya banyak pertanyaan. Bisnisnya simpel. Hanya perlu cari dua orang tumbal saja untuk membuat jaringan.Jaringan adalah anak buah yang akan mengisi posisi di
Semester Tiga.Program wajib kampus lainnya di semester tiga adalah PUSDIKOM. Kepanjangan dari Pusat pendidikan dan pelatihan komputer. Program ini di selenggarakan selama satu semester. Dimana tiap satu bulan hanya empat kali pertemuan. Yaitu hari sabtu saja tiap minggunya. Jadi bisa kita hitung, dalam satu semester kurang lebih hanya dua belas kali pertemuan. Setelah itu akan diadakan ujian. Ujian praktik langsung dan secara online yang di kerjakan di rumah atau dimana pun boleh.Pertemuan awal. Pak Dosen membuka pelajaran dengan membaca bismilah. Setelah itu langsung latihan jari. Kenapa ini penting? Agar kita tidak mengetik hanya dengan kedua jari telunjuk. Idealnya mengetik menggunakan komputer harus menggunakan sepuluh jari. Dewi langsung merasa tersindir. Karena pikirnya ngetik menggunakan telunjuk justru lebih cepat.Latihan dimulai. Pak dosen memerintah seluruh mahasiswa untuk mengingat. Kalau jari kelingking sebelah kiri. Hanya boleh digunakan untuk me
Mata kuliah speaking 3 disemester tiga ini, di ampu oleh Mr. John. Dosen yang sangat energic dan tegas. Di pertemuan awal pembelajaran. Mr. John memerintah mahasiswa untuk membuat grup dialog. Kalau dulu si semester awal hanya terdiri dari 2 orang saja untuk tugas dialog. Kalau sekarang sekitar 8 orang pergrup.Setelah membentuk grup. Mr. John memberikan tugas pokoknya yaitu tentang membuat film Berbahasa Inggris. Dengan tema bebas. Semua mata melirik kearah Dini. Tahu kalau dirinya memang berbakat menjadi penulis sekenario.Pertemuan pertama ini, tiap grup fokus pada ide cerita. Dini mulai menentukan cerita. Memberi beberapa ide yang dia punya pada teman-teman satu kelompoknya. Judul satu Tiga cinta satu hati. Intinya tentang Tiga orang cowok yang naksir satu cewek. Yang nantinya akan diperankan oleh Mawar si penggoda lawan jenis. Dini rasa peran ini cocok untuknya. Tapi teman-teman belum fix dengan cerita ini. Ingin tahu ide cerita lain yang Dini punya."Baikl
Masih tentang pembuatan film untuk MK speaking. Hari berikutnya. Setelah baca teks sekenario dialog berikutnya. Dini baru sadar ada adegan yang belum kelar dihari sebelumnya. Dini langsung menelpon genk cherry bawel dan menjelaskan,"Teman-teman ... hari ini bawa baju yang kemarin kalian pake yah, ada adegan yang belum disyuting soalnya!!!""Untung belum di cuci baju yang kemarin," jawab Nia."Ih ... jorok!! kan bau beby. Udah ditaro ditumpukan baju kotor," jawab Mawar dengan nada centilnya."Bawa aja dulu. Nanti gampang disemprot parfum," saran Nani yang selalu bijak."Walah!!! bajunya basah, nih lagi dijemur," sahut Rahma penuh rasa panik."Bawa aja bajunya!!! Nanti jemur di kampus," Dini mulai memberi solusi yang justru membuat teman-temannya terawa kompak.Dini menutup telponnya dan mulai siap-siap menuju kampus tercinta.***Setelah sampai kampus. Rahma lari-lari kecil menuju taman. Teman-teman lainnya terheran-hera
Semester empat.Hal menarik yang Dini rasakan di semester empat ini adalah saat mengikuti bimble Bahasa Inggris. Semua mahasiswa wajib mengikuti bimble ini. Karena sudah semester empat semua mahasiswa sudah harus jago speak english. Tidak akan ada lagi presentasi menggunakan Bahasa Indonesia. Dan wajib speak english diarea gedung jurusan Bahasa Inggris ini.Terdengar slentingan dari mahasiswa lainnnya. Kalau Tempat bimbingan belajar englis first (EF) ini bekerja sama dengan kampus. Terutama di jurusan Bahasa Inggris. Ketua jurusan memploklamirkan kalau kegiatan ini wajib hukumnya. Kalau tidak ikut maka tidak bisa mengikuti KKN, PPL dan Skripsi.Tentu saja semua mahasiswa ikut. Termasuk Dini.Lembaga bimbingan belajar EF ini memang menjadi tempat bimbel nomor satu di kota Cirebon. Tutornya juga bule asli. Dini jadi tidak sabar ingin cepat ikut bimbel agar bisa bertemu bule. Selama ini dia hanya melihat bule lewat film. Dia ingin sekali ngobrol langsung denga
Hari sabtu pun tiba. Tepat pukul jam dua siang. Cuaca sangat panas terik menyengat. Dini pun mandi agar terasa segar. Dia mulai siap-siap berangkat les bimbel di EF. Bimbelnya memang agak sore sekitar pukul 3 sampai pukul 5 sore. Dipotong jam istirahat untuk sholat asar dan makan sore.Lokasinya lumayan jauh karena di kota. Perjalanannya sekitar empat puluh lima menit. Itu pun kalau tidak macet dan angkutan umum tidak banyak berhenti ditengah jalan karena mencari penumpang. Jadi Dini berangkat lebih rajin agar tidak datang terlambat.Dini pun pamit pada ibunya. Dia mencium telapak tangan ibu dan mengucapkan salam. Ibu sangat menyayangi gadisnya itu. Dia sangat penurut, jadi orang tuanya sangat bersyukur memilikinya. Tidak henti-hentinya ibu selalu mendoakan yang terbaik untuknya.Berhasil!!!Dini selalu jadi orang yang beruntung. Padahal dirinya tidak begitu pintar. Bahkan dari awal perkuliahan pun selalu saja merasa terseret-seret mengikuti pelajaran apa
Semester lima.Awal semester lima ini, seluruh mahasiswa di kampus sibuk daftar program KKN. Setelah daftar, mahasiswa tinggal menunggu pengumuman. Dini. dan kawan-kawannya langsung menuju gedung fakultas tarbiyah untuk melihat informasinya. Mereka saling desak, saling senggol kanan kiri, persisi kaya para penonton yang lagi lihat konser. Ditengah kerumunan mahasiswa Dini berkata,"Haduh penasaran. Aku dapet KKN dimana ya? semoga satu kelompok ya sama kalian.""Aamiin ... aamiin," kawan-kawannya menjawab dengan kompak.Ternyata KKN itu dibagi merata. Satu kelompok terdiri dari 12 mahasiswa, masing-masing dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda. Tiap kelompok hanya boleh ada satu perwakilan dari jurusan bahasa inggris. Tentu saja genk cherry bawel terpaksa harus terpisah.Melihat info pengumuman yang menyedihkan ini. Lagi-lagi chery-chery berpelukan mesra bak teletubies akan pamit berpisah."Yah ... kita semua ngga ada yang satu kelompok,"
Hari pertama KKN.Dikontrakkan ada tiga kamar-kamar. Kamar pertama ditempati oleh ega dari jurusan matematika, laura dari jurusan ips dan liza dari jurusan biologi.Kamar kedua ditempati oleh dini dari jurusan bahasa inggris, amel dari jurusan pgsd dan siti dari jurusan tafsir hadis.Kamar ketiga diisi oleh mahasiswa laki-laki. Mereka bersyukur sekali bisa mendapatkan tempat tinggal yang murah, namun sudah dapat fasilitas lengkap. Liza berkata pada teman-temannya,"Kalian tahu tidak? tadi aku habis mampir ke kontrakan anak-anak kelompok jagapura wetan. Kasihan mereka, harus tidur di aula desa. Mereka tidak menemukan kontrakan kosong disana, mereka tidur hanya beralaskan selimut. Beruntung ya kita, bisa tidur di kasir.""Ia benar. Kasihan ya mereka. Apa mereka ngga punya uang untuk bayar kontrakan?" tanya ega."Bukan ngga mampu, tapi memang warganya jutek tidak ada yang mau mengontrakan. Jadi Kepala desa memberi tempat di aula desa," jawab lisa
Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s
Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say
"Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya
Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu
Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini
Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny
Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi
Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel
Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm