21. Amarah Rasya *** Pukul delapan malam, mobil Kafka sudah terparkir di depan rumah Ava. Tanpa ada kata, Ava langsung membuka pintu mobil dan meninggalkan laki-laki yang semalam telah seranjang dengannya begitu saja. Berjalan lurus tanpa menoleh untuk memasuki rumahnya. Meninggalkan Kafka yang menatapnya tanpa kata, meninggalkan Kafka dengan tatapan bingung. Sesaat kemudian, senyum menawan terpatri di wajah pria itu. Sesungguhnya, bukannya takut akan sikap Ava, Kafka merasa Ava malah terlihat lucu. Bahkan, ia sangat ingin tertawa jika tidak mengingat tempatnya berada saat ini. Dengan wajah bahagianya, Kafka menyalakan mesin mobil, menjalankan ke arah jalanan dan bersatu dengan mobil yang lain, mulai meninggalkan pekarangan rumah Ava. Di sisi lain, Ava menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kamar. Menangis tersedu-sedu menyesali semua perbuatannya. Untung saja saat i
Read more