Ica terkejut melihat Fariz ada di depan pintu. Begitu pun dengan Fariz, terpaku menatap Ica tanpa berkedip. Beruntung suara bel pintu menyelamatkan Ica dari adegan canggung tersebut. Fariz yang sudah berjalan tanpa sadar mendekati Ica, terpaksa menghentikan aksinya membelai pundak Ica yang terbuka dengan punggung tangannya. Ica sempet menutup mata, menikmati sentuhaan Fariz, tetapi bunyi bel yang berkali-kali akhirnya menyadarkan dua orang yang sedang terlena tersebut. "Ada tamu, tuh, Om," ucap Ica membuka matanya. "Hadehh!" Fariz terlihat menahan kesal. "Kok, hadeh?" Ica tersenyum menggoda, mendengar gerutu Fariz. "Pake nanya? Apa kita lanjutkan saja, ya. Biarin aja tamunya menunggu." Fariz langsung menarik pinggan Ica ke dalam pelukannya. Ica tertawa, meronta kegelian karena mendapat kecupan bertubi-tubi di lehernya. Tignong! Tingnong! Tingnong! Tingn
Read more