Sudah ada lima menit, Caca duduk menyender di pintu kamar Ica. Anak itu menuggu sang Mama keluar dari kamarnya. Sesekali dari mulut kecilnya terdengar gumaman, "Mama Ica keluar, dong.""Caca mau main sama Mama Ica." Meski tak terdengar suara isakan dari gumaman Caca, tetap saja bagi Fariz, suaranya terdengar seperti rengekan. Pikiran Fariz pun mulai disesapi rasa panik, ketika Caca kemabali bertanya kepadanya. "Pa, Mama Ica nggak mati kan?" Mata mungil itu mulai berkaca-kaca. "Biar Papa yang bujuk, siapa tau Mama Ica mau keluar." Pelan, Fariz mengetuk pintu kamar Ica sambil memanggil namanya. Tak ada respon dari dalam. Ketukan pun sedikit dikeraskan. "Ca, buka, dong. Sudah sore ini, kamu baik-baik aja, kan?" Masih tak ada respon. "Pa, dorong kencang aja pintunya." Caca memberi saran. "Ah, iya juga. Ca
Read more