Home / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sang Dewa Game - SVSS1: Chapter 1 - Chapter 10

244 Chapters

Bab 01: Siswa Paling Dibenci

“Heh dekil! Belikan aku minuman dari kantin!” perintah siswa bernama Andre sambil menepuk punggung siswa berkacamata yang bernama Satria.   “Tapi aku kan sedang mengerjakan PR matematika kalian,” jawab Satria sambil menoleh ke samping, di mejanya terlihat banyak buku siswa lain.   “Heh sejak kapan kau berani menentang kami!” bentak siswa di samping kiri Satria sambil mendorong kepala Satria dengan jari tangannya, namanya adalah Leo.   “Maaf,” hanya itu yang terucap dari mulut Satria sambil berdiri tertunduk, tangannya langsung dia julurkan meminta uang.   “Hahaha.. dia mau ngemis lihat,” ledek Andre sambil tertawa lebar diikuti murid lainnya yang masih ada di kelas.   “Bang minta uang bang, saya sebulan belum makan. Saya orang miskin bang,” timpal Arga sambil menirukan gaya Satria disampingnya. Sontak semua siswa di kelas itu kembali tertawa.   “Minta apa hah
Read more

Bab 02: Sang Dewa Game

Satria hanya diam saja karena tahu sejak awal mereka memang hanya ingin mempermainkannya saja, buktinya mereka juga bawa tempat minum masing-masing. Lagipula biasanya mereka makan di kantin atau tempat lain, tapi kali ini mereka malah memilih makan di kelas. Sekilas saja sudah terlihat jelas niat buruk mereka. “Maaf,” ucap Satria pelan. “Maaf-maaf minum nih air! Kita nggak butuh air mineral murahan begini!” bentak Leo sambil membuka tutup botol air mineral dan mengguyurkannya ke kepala Satria. Andre dan siswa lainnya langsung tertawa melihat baju Satria basah kuyup seperti itu, Leo dengan teganya kembali mengguyur tubuh Satria sampai dua botol air mineral itu kosong. Andre dan yang lainnya kembali tertawa dengan mulut penuh makanan, siswa siswi lainnya di kelas tersebut ikut tertawa, jika ada saja satu orang yang tidak tertawa maka dia juga akan dianggap musuh oleh kelompok anak-anak elit di kelas
Read more

Bab 03: Update Game Mythical World RPG

Dari sore sampai malam Satria terus memainkan gamenya, baginya game adalah satu-satunya pelampiasan dari bullyan dan hinaan teman-temannya di sekolah. Dia membayangkan semua bos dungeon yang dia jelajahi sebagai teman-temannya, dengan begitu tanpa membutuhkan waktu lama Satria sudah menyelesaikan semua lantai dungeon dalam game Mythical World RPG malam ini.   “Jika saja kalian tidak memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan orang tua kalian maka sudah lama kalian babak belur!” gerutu Satria sambil menatap langit-langit kamarnya.   “Seumur hidup aku tidak akan pernah memaafkan kelakuan mereka selama tiga tahun di SMA ini, suatu saat nanti mereka akan menjadi budak-budaku di dunia ini!” sambung Satria sambil mengepalkan tangannya erat-erat. Dia sudah tidak sabar untuk segera lulu dari SMA dan memulai jalan kesuksesannya sendiri untuk membalas dendam kepada teman-temannya.   ‘Tring’   Terdengar notifikasi di
Read more

Bab 04: Masuk Kedalam Dunia Game

Pelajaran IPS sudah selesai, guru langsung menyuruh Satria untuk membereskan ruangan kelasnya dari bola-bola kertas yang berserakan. Satria akhirnya membereskan kelas diiringi oleh tertawaan teman-temannya. “Cocok nih jadi pemulung,” celetuk Arga sambil tertawa. “Hus, gitu-gitu juga dia itu siswa berprestasi, dalam memulung tentunya,” timpal Vanzard, lagi-lagi semua siswa di kelas tertawa riuh. “Awas kalian nanti malam, aku akan mencari akun game kalian dan menghabisi kalian di dalam game!” batin Satria sambil terus mengambil bola-bola kertas. Tiba-tiba saja suara langkah kaki terdengar mendekat dari luar ruangan kelas tepat setelah Satria selesai membereskan ruangan, seorang pria paruh baya berkacamata hitam dan pakaian rapi masuk ke dalam kelas. Semua siswa termasuk Satria langsung keheranan karena baru kali ini mereka melihat pria tersebut. 
Read more

Bab 05: Sistem Game

Pria di depan Satria langsung melompat mundur saat panah-panah berapi mulai melesat menuju Satria. Dengan lincah Satria melompat kesana kemari menghindari panah yang menghujaninya dari langit, tapi meski dia bergerak cepat menghindari panah sebanyak itu tetap saja susah, beberapa bagian tubuhnya bahkan terserempet panah sampai mengeluarkan darah. Teman-temannya yang melihat dari kejauhan terlihat menyeringai puas, Satria terus berusaha menghindari panah meski di beberapa bagian tubuhnya kini sudah terluka. Tapi itu lebih baik daripada harus mati, pada akhirnya semua panah sudah menancap di tanah. Satria tampak terengah-engah kelelahan karena terus bergerak tanpa henti. “Ini buruk, jika saja aku memiliki senjata atau bisa menggunakan sihir mungkin akan jauh lebih mudah,” gumam Satria seraya tangannya bergerak untuk membenarkan kacamatanya. Tapi dia baru sadar ternyata dia tidak memakai kacamata sama sekali. Setelah diingat-ingat m
Read more

Bab 06: Kelinci Percobaan Sang Dewa Game

“Ranger,” ucap Satria yang langsung berlari menuju ke tempat suara yang meminta tolong. Tubuhnya mendadak menjadi sejuk pertanda job class dirinya sudah berubah, job class ranger memang sangat berguna saat berada di dalam hutan. Kini pendengaran Satria sudah tiga kali lebih tajam dari biasanya berkat job class ranger yang dia gunakan, tubuhnya juga semakin ringan hingga bisa melompat dari satu dahan pohon ke dahan lainnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika akan merasakan sendiri berpetualang di dunia game, kelihatannya harapannya yang dia tulis agar game Mythical World menjadi lebih realistis jadi kenyataan. “Percuma kau meminta tolong! Di tengah hutan seperti ini tidak akan ada orang yang datang,” terdengar di kejauhan seorang pria berbicara. “Asap?” gumam Satria saat melihat kalau di kejauhan juga terlihat asap hitam pekat membumbung tinggi. Tak lama kemudian
Read more

Bab 07: Solo vs Squad

“Dari guild atau squad mana kau berasal hah?” tanya guardian. “Tidak mungkin wizard biasa bisa menahan tehnik pedangku seperti itu, katakan siapa kau sebenarnya?” tanya swordman. “Guild? Squad? Aku tidak tergabung dalam guild apapun, lagipula aku lebih suka bertarung sendirian. Aku tidak suka dibebani dengan keberadaan orang lain,” jawab Satria sambil berjalan maju kearah tiga pria di depannya. “Fighter,” ucap Satria. Tubuhnya kembali terasa sejuk pertanda perubahan job classnya. “Sayang sekali karena kalian harus menghadapiku!” tegas Satria yang langsung maju, dua swordman langsung berlindung dibelakang guardian yang memegang tameng. Sementara itu assasins di belakang Satria kembali melesat maju. Tapi Satria tetap maju dan melayangkan tinju kanannya ke arah guardian yang memegang tameng. ‘Bbbrrrraakkhh’
Read more

Bab 08: Kekuatan Sang Dewa Game

“Guardian,” ucap Satria sambil menyeringai, tubuhnya langsung terasa sejuk. “Maksimal defend!”“Time distortion!”“Full magic resistance!” ucap Satria menggunakan tiga tehnik guardian sekaligus, tentunya hal itu membuat pria dengan armor paling bagus terkejut sebab sangat jarang ada orang yang bisa menggunakan tiga tehnik sekaligus dalam waktu yang sama. Saat itu juga dari langit terlihat kilatan petir yang besar menyambar ke arah Satria, dari depannya juga muncul kobaran api besar yang membara melesat menuju kearahnya, dari belakang Satria langsung muncul kabut putih yang dingin membentuk bongkahan-bongkahan es keceil yang melesat menuju Satria. Dari atas langit juga muncul panah-panah berapi yang banyak bagaikan hujan, dari samping kiri dan kanan Satria juga terlihat panah-panah api dan es yang melesat cepat. Sementara dari beberapa penjuru tampak sebuah tek
Read more

Bab 09: Player Lain

Esok harinya, Satria berpamitan kepada warga Desa Taki yang sudah ditolongnya. Hari ini dia berniat kembali ke tempat pertama kali dia muncul di dunia ini yang kata para penduduk tempat itu cukup dekat dengan Kota Lunar. Tujuan Satria adalah untuk memastikan apakah teman sekelasnya masih ada di sana atau tidak, jika ada kesempatan yang bagus mungkin dia bisa memberi mereka pelajaran. Satria yang menggunakan job class ranger langsung masuk ke dalam hutan menyusuri tepi sungai yang menuju ke air terjun. Sepanjang hutan dia terus berdecak kagum menikmati pemandangan yang begitu indah, sebenarnya dia berharap bertemu dengan monster yang biasa muncul di game MW RPG tapi menurut penduduk desa di sekitar sana memang jarang ada monster sebab para petualang selalu membasminya sesuai quest atau misi dari asosiasi petualang Kota Lunar. “Jadi di dunia ini NPC juga bisa menjadi petualang dan membentuk guild rupanya, benar-benar lebih realitstis,&rd
Read more

Bab 10: Kegaduhan di Gedung Asosiasi Petualang

“Aku baru tiga bulanan memainkannya. Kamu sendiri sudah berapa lama?” jawab Alexa. “Aku juga belum lama kok. Karena itulah aku kemari ingin mencari tahu bagaimana cara mengecek statistik kekuatan kita, tapi ternyata di sini juga tidak bisa. Kelihatannya banyak sistem yang berbeda dengan yang ada di dalam game,” jawab Satria seraya menarik nafas panjang. “Memang benar dugaanmu. Sekarang saja peringkat petualang dikelompokan menjadi sepuluh kelompok, sihir juga ada sepuluh tingkatan, misi juga dikelompokan ke sepuluh klasifikasi kesulitan. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi perbedaannya terlalu besar,” kata Alexa. “Sepuluh tingkatan?” ucap Satria dengan wajah kaget, padahal terakhir kali di dalam game semuanya hanya ada tujuh tingkatan saja baik misi, peringkat petualang dan sihir. Satria termenung sebentar, terlintas terakhir kali dia memainkan game MW RPG setelahnya
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status