Semua Bab Sang Dewa Game - SVSS1: Bab 21 - Bab 30

244 Bab

Bab 21: Bangkitnya Bos Lantai 10 (part 1)

Satria dan Squad Raven terus berjalan menyusuri jalur gua yang ada di lantai 2 Dungeon Luxurie. Beberapa kali mereka harus balik lagi karena jalur yang mereka pilih ternyata buntu. Tapi akhirnya mereka menemukan jalan menuju ke lantai 3. Semakin dalam lantainya monster yang mereka hadapi juga semakin tinggi levelnya, bahkan monster skeleton yang sangat lemah di lantai 1 bisa cukup merepotkan jika semakin dalam. “Kelihatannya jalur yang kita pilih memang tepat,” ucap Satria saat melihat di depan mereka muncul lima skeleton raksasa diiringi oleh skeleton-skeleton kecil. “Fireball!” ucap Zord menggunakan sihirnya mencoba menyerang skeleton raksasa yang mendekat tapi kekuatan sihirnya hanya mampu membuat tubuh skeleton raksasa itu oleng. “Cih, seperti biasa kelihatannya kita harus mengalihkan perhatian mereka saja dan berlari menjauh,” kata Raven sambil menghunuskan pedangnya. 
Baca selengkapnya

Bab 22: Bangkitnya Bos Lantai 10 (part 2)

“Oh iya, aku cukup penasaran dengan percakapan kalian tadi tentang Loner King. Apakah kalian pernah bertemu dengannya?” tanya Satria saat mereka mulai melangkah di jalur gua nomor 2. “Ah, kami hanya mendengar rumornya saja. Sangat jarang ada yang pernah bertemu dengan petualang hebat sepertinya, bahkan sebagian orang hanya menganggapnya mitos belaka,” jawab Raven. “Begitu rupanya. Memang tidak heran, terlebih sekarang aku dalam wujud asliku. Penampilan, wajahku dan postur tubuhku berbeda jauh dengan karakterku di dalam game. Meskipun ada yang mengingat wujud karakterku tapi mereka belum tentu akan mengenaliku,” batin Satria. “Oh iya Satria, sebenarnya kamu berasal dari kota mana? Rasanya baru kali ini aku melihatmu,” tanya Zord. “Aku tinggal di Kota Lunar. Tapi aku berasal dari tempat yang sangat jauh, di tempat kelahiranku aku benar-benar dituntu
Baca selengkapnya

Bab 23: Bangkitnya Bos Lantai 10 (part 3)

“Fireball!” ucap Zord yang langsung menyerang dengan sihir bola api dari jarak jauh. “Bagus Zord,” ucap Raven. “Mereka cari mati ya,” batin Satria yang langsung maju berlari. ‘Bhoomr’ Sihir itu meledak tepat di kepala skeleton raksasa, tiba-tiba saja skeleton itu langsung melesat menuju Zord. Satria terlihat kesal karena petualang yang datang bersamanya ternyata hanya bisa menyerang sembarangan saja. Zord dan Raven tampak terkejut karena skeleton di hadapannya jauh lebih cepat dibandingkan yang lainnya. ‘Ttttrrraaanngg’ Skeleton menghantamkan pedang di kerangka tangannya, tapi Satria langsung melompat dan menahan tebasan skeleton itu dengan bilah tombaknya. Suara dentingan senjata terdengar begitu nyaring dan menggema, squad Raven terlihat kaget karena mereka tidak menyangka jika Satria akan mampu me
Baca selengkapnya

Bab 24: Satria vs Skeleton King, Skullix

‘Bbbhhoommmrrr’‘Ggggrrrr’ Suara dentuman dahsyat langsung terdengar saat tombak yang Satria lemparkan menghantam bahu kiri Skullix. Kilatan petir berwarna biru langsung menyambar hingga ruangan tempat mereka berada disinari oleh gradasi cahaya berwarna biru. Tubuh Skullix yang besar terlihat oleng ke belakang saking kuatnya hantaman serangan dari tehnik yang Satria gunakan. Tanah yang mereka pijak terasa mulai bergetar hingga akhirnya mereda saat gradasi cahaya berwarna biru mulai memudar dan lenyap. Raven dan teman-temannya tidak bisa berkata apa-apa mereka tampak takjub dengan kekuatan yang barusan Satria tunjukan. “Mustahil,” gumam Raven. “Dia bisa menggunakan tehnik seorang lancer?” ujar Zord. “Lihatlah! Apa yang kalian takutkan juga tetap bisa diserang, apakah kalian hanya ingin mati tanpa melakukan perlawanan? Ji
Baca selengkapnya

Bab 25: Dimensional Slash!

“Fireball!” teriak Zord yang sudah bangkit sambil mengarahkan tongkat sihirnya. Sebuah bola api langsung tercipta dan menghantam skeleton raksasa yang datang menuju Vi. “Raven! Lihatlah ke depan!” teriak Zord dengan keras, saat itu juga Raven langsung menggerakan kepalanya menatap ke depan tepat melihat Satria yang berhadapan dengan dua skeleton raksasa serta Skullix sekaligus. “Apa kau melihatnya? Seorang priest yang bertarung di barisan depan! Meski kita baru pertama kalinya bertemu tapi kau pasti bisa melihatnya, tidak ada sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Apakah seorang swordman sepertimu hanya akan tertunduk dan mengharap perlindungan priest? Di mana harga dirimu!” teriak Zord lagi sambil terus menggunakan sihirnya untuk menyerang skeleton raksasa yang mendekat. Vi dan Lea terus menerus melesatkan panahnya menuju skeleton hingga dia kesusahan untuk bergerak, sementara itu Si
Baca selengkapnya

Bab 26: Solo Player vs Bos Lantai 10

“Guardian,” ucap Satria mengubah job classnya. “Maksimal defend!” sambung Satria dengan buru-buru. Suara riuh angin langsung bergemuruh seiring Skullix menebaskan pedang di tangan kirinya. Satria berusaha menahan tebasan Skullix yang menggunakan skillnya tapi pedang yang dia pakai langsung patah dan tebasan Skullix dengan telak berhasil menghantam tubuh Satria. ‘Wwrrrr’‘Trang’‘Ddhhhooommrrr’ Dentuman hebat terdengar begitu menggelegar hingga Squad Raven harus kembali menutup telinga mereka saking bisingnya suara ledakan yang terjadi. Bongkahan-bongkahan tanah di sekitar Skullix langsung terangkat ke udara dan melebur menjadi abu menyisakan cekungan tanah yang besar di sekitar kakinya. Tubuh Satria saat itu juga langsung terpental dan menghantam dinding tanah di lantai 10 Dungeon Luxurie, armor yang Satria
Baca selengkapnya

Bab 27: Tumbangnya Bos Lantai 10 Dungeon Luxurie

Suara tulang-tulang yang hancur langsung terdengar saat tekanan udara yang tercipta dari pukulan Satria menghantam ribuan tulang yang melesat ke arahnya. Ratusan tulang yang tidak terhantam tekanan udara langsung menancap di tanah tanah yang terkena tulang-tulang tersebut terlihat berubah ungu pertanda tulang yang menancap itu mengandung racun. Skullix yang sudah kehilangan kedua tangannya tampak berusaha untuk bangkit lagi, sementara Satria tidak membuang waktu dan melesat menuju ke arah tangan kiri Skullix yang tergeletak di tanah. Dengan satu tangan saja Satria mengangkat pedang besar berukuran raksasa milik Skullix, tanpa ampun Satria langsung menebaskan pedang Skullix ke tubuhnya sendiri hingga pinggangnya terpotong. Tubuh Skullix langsung terbagi dua dan kembali ambruk ke tanah, melihat tuannya terpotong. Skeleton raksasa yang sedang dilawan oleh Squad Raven langsung bergerak menuju Satria, tapi dengan cepat Satria melemparkan pedang b
Baca selengkapnya

Bab 28: Kerjasama Bisnis

Satria berjalan menyusuri jalanan kecil, dia sengaja tidak menggunakan jalan utama yang ada di peta sebab terlalu banyak orang dan kereta kuda yang berlalu lalang. Dia hanya melihat lokasi toko yang akan dia tuju lalu berjalan ke arahnya melalui jalanan kecil yang ada di hadapannya. “Seharusnya di Ibukota sebesar ini pasti ada satu atau dua player yang tinggal. Tidak mungkin juga semua player dihabisi oleh monster atau bandit,” batin Satria sembari berpikir apakah dia harus berkunjung ke asosiasi petualang dulu atau tidak. “Mungkin aku memang harus berkunjung dahulu, tapi sudah hampir malam. Apa asosiasi di sini buka sampai malam ya?” ujar Satria sambil terus berjalan. Di Kota Lunar sendiri dia tidak tahu apakah asosiasi buka sampai malam atau tidak, nyatanya dia melewatkan informasi sederhana yang kadang terasa cukup penting. Sesekali Satria berpapasan dengan penduduk Ibukota yang juga lewat di j
Baca selengkapnya

Bab 29: Transaksi Kristal Selesai

“Tapi jujur saja aku masih bingung, kenapa kau mau bekerjasama denganku. Bagaimana kalau aku mengambil Kristal hitam ini dan mengirim orang untuk melukaimu?” tanya Rubx. “Coba saja. Sebab aku adalah tipe orang kejam jika harus berhadapan dengan orang jahat,” tantang Satria seakan tidak takut sedikitpun. “Hahaha.. aku mengerti. Kelihatannya aku hanya akan menyia-nyiakan hidupku jika mengganggumu. Tenang saja aku bukanlah orang seperti itu, tadi aku hanya mengetesmu saja,” tutur Rubx sambil menyimpan Kristal hitam ke lacinya. Rubx juga langsung mengeluarkan uang 500 koin emas untuk membeli Kristal biru langit Satria. “Besok kamu datang lagi ke sini siang hari. Aku akan membayar biaya Kristal hitamnya besok sebab hari ini aku baru akan menawarkannya ke toko besar,” sambung Rubx. Satria menghitung kembali koin emas dari Rubx lalu meletakan lagi 100 koin emas di meja sementara s
Baca selengkapnya

Bab 30: Bandit Jalanan

Esok harinya Satria dan Nekora sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Kota Lunar. Petugas penginapan bahkan heran sebab masa sewa kamar Satria masih tersisa dua hari lagi. Tapi Satria bilang bahwa dia tetap akan pergi dan penginapan tidak perlu mengembalikan uangnya, Satria rasa uang sebesar itu tidaklah apa, toh itu juga pilihannya sendiri yang pergi saat masa sewanya masih ada. Satria membawa Nekora ke sebuah toko pakaian untuk membelikannya pakaian baru dengan sisa uangnya kini. Awalnya Nekora sempat ragu karena tidak enak jika merepotkan Satria, namun Satria bilang dia tidak mau kalau Nekora dianggap sebagai budaknya. Nekora akhirnya mau menuruti perkataannya. Setelah selesai barulah Satria pergi ke toko Rubx melalui jalan yang kemarin dia lewati. Ternyata hari itu anak laki-laki yang kemarin dia temui di jalanan kini sudah tidak ada di tempatnya. Satria pikir mungkin kalau siang hari dia bekerja di tempat lain. Saat sampai di toko Rubx t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
25
DMCA.com Protection Status