‘Bbbhhoommmrrr’
‘Ggggrrrr’
Suara dentuman dahsyat langsung terdengar saat tombak yang Satria lemparkan menghantam bahu kiri Skullix. Kilatan petir berwarna biru langsung menyambar hingga ruangan tempat mereka berada disinari oleh gradasi cahaya berwarna biru. Tubuh Skullix yang besar terlihat oleng ke belakang saking kuatnya hantaman serangan dari tehnik yang Satria gunakan.
Tanah yang mereka pijak terasa mulai bergetar hingga akhirnya mereda saat gradasi cahaya berwarna biru mulai memudar dan lenyap. Raven dan teman-temannya tidak bisa berkata apa-apa mereka tampak takjub dengan kekuatan yang barusan Satria tunjukan.
“Mustahil,” gumam Raven.
“Dia bisa menggunakan tehnik seorang lancer?” ujar Zord.
“Lihatlah! Apa yang kalian takutkan juga tetap bisa diserang, apakah kalian hanya ingin mati tanpa melakukan perlawanan? Ji
“Fireball!” teriak Zord yang sudah bangkit sambil mengarahkan tongkat sihirnya. Sebuah bola api langsung tercipta dan menghantam skeleton raksasa yang datang menuju Vi.“Raven! Lihatlah ke depan!” teriak Zord dengan keras, saat itu juga Raven langsung menggerakan kepalanya menatap ke depan tepat melihat Satria yang berhadapan dengan dua skeleton raksasa serta Skullix sekaligus.“Apa kau melihatnya? Seorang priest yang bertarung di barisan depan! Meski kita baru pertama kalinya bertemu tapi kau pasti bisa melihatnya, tidak ada sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Apakah seorang swordman sepertimu hanya akan tertunduk dan mengharap perlindungan priest? Di mana harga dirimu!” teriak Zord lagi sambil terus menggunakan sihirnya untuk menyerang skeleton raksasa yang mendekat.Vi dan Lea terus menerus melesatkan panahnya menuju skeleton hingga dia kesusahan untuk bergerak, sementara itu Si
“Guardian,” ucap Satria mengubah job classnya.“Maksimal defend!” sambung Satria dengan buru-buru.Suara riuh angin langsung bergemuruh seiring Skullix menebaskan pedang di tangan kirinya. Satria berusaha menahan tebasan Skullix yang menggunakan skillnya tapi pedang yang dia pakai langsung patah dan tebasan Skullix dengan telak berhasil menghantam tubuh Satria.‘Wwrrrr’‘Trang’‘Ddhhhooommrrr’Dentuman hebat terdengar begitu menggelegar hingga Squad Raven harus kembali menutup telinga mereka saking bisingnya suara ledakan yang terjadi. Bongkahan-bongkahan tanah di sekitar Skullix langsung terangkat ke udara dan melebur menjadi abu menyisakan cekungan tanah yang besar di sekitar kakinya.Tubuh Satria saat itu juga langsung terpental dan menghantam dinding tanah di lantai 10 Dungeon Luxurie, armor yang Satria
Suara tulang-tulang yang hancur langsung terdengar saat tekanan udara yang tercipta dari pukulan Satria menghantam ribuan tulang yang melesat ke arahnya. Ratusan tulang yang tidak terhantam tekanan udara langsung menancap di tanah tanah yang terkena tulang-tulang tersebut terlihat berubah ungu pertanda tulang yang menancap itu mengandung racun.Skullix yang sudah kehilangan kedua tangannya tampak berusaha untuk bangkit lagi, sementara Satria tidak membuang waktu dan melesat menuju ke arah tangan kiri Skullix yang tergeletak di tanah. Dengan satu tangan saja Satria mengangkat pedang besar berukuran raksasa milik Skullix, tanpa ampun Satria langsung menebaskan pedang Skullix ke tubuhnya sendiri hingga pinggangnya terpotong.Tubuh Skullix langsung terbagi dua dan kembali ambruk ke tanah, melihat tuannya terpotong. Skeleton raksasa yang sedang dilawan oleh Squad Raven langsung bergerak menuju Satria, tapi dengan cepat Satria melemparkan pedang b
Satria berjalan menyusuri jalanan kecil, dia sengaja tidak menggunakan jalan utama yang ada di peta sebab terlalu banyak orang dan kereta kuda yang berlalu lalang. Dia hanya melihat lokasi toko yang akan dia tuju lalu berjalan ke arahnya melalui jalanan kecil yang ada di hadapannya.“Seharusnya di Ibukota sebesar ini pasti ada satu atau dua player yang tinggal. Tidak mungkin juga semua player dihabisi oleh monster atau bandit,” batin Satria sembari berpikir apakah dia harus berkunjung ke asosiasi petualang dulu atau tidak.“Mungkin aku memang harus berkunjung dahulu, tapi sudah hampir malam. Apa asosiasi di sini buka sampai malam ya?” ujar Satria sambil terus berjalan. Di Kota Lunar sendiri dia tidak tahu apakah asosiasi buka sampai malam atau tidak, nyatanya dia melewatkan informasi sederhana yang kadang terasa cukup penting.Sesekali Satria berpapasan dengan penduduk Ibukota yang juga lewat di j
“Tapi jujur saja aku masih bingung, kenapa kau mau bekerjasama denganku. Bagaimana kalau aku mengambil Kristal hitam ini dan mengirim orang untuk melukaimu?” tanya Rubx.“Coba saja. Sebab aku adalah tipe orang kejam jika harus berhadapan dengan orang jahat,” tantang Satria seakan tidak takut sedikitpun.“Hahaha.. aku mengerti. Kelihatannya aku hanya akan menyia-nyiakan hidupku jika mengganggumu. Tenang saja aku bukanlah orang seperti itu, tadi aku hanya mengetesmu saja,” tutur Rubx sambil menyimpan Kristal hitam ke lacinya. Rubx juga langsung mengeluarkan uang 500 koin emas untuk membeli Kristal biru langit Satria.“Besok kamu datang lagi ke sini siang hari. Aku akan membayar biaya Kristal hitamnya besok sebab hari ini aku baru akan menawarkannya ke toko besar,” sambung Rubx. Satria menghitung kembali koin emas dari Rubx lalu meletakan lagi 100 koin emas di meja sementara s
Esok harinya Satria dan Nekora sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Kota Lunar. Petugas penginapan bahkan heran sebab masa sewa kamar Satria masih tersisa dua hari lagi. Tapi Satria bilang bahwa dia tetap akan pergi dan penginapan tidak perlu mengembalikan uangnya, Satria rasa uang sebesar itu tidaklah apa, toh itu juga pilihannya sendiri yang pergi saat masa sewanya masih ada.Satria membawa Nekora ke sebuah toko pakaian untuk membelikannya pakaian baru dengan sisa uangnya kini. Awalnya Nekora sempat ragu karena tidak enak jika merepotkan Satria, namun Satria bilang dia tidak mau kalau Nekora dianggap sebagai budaknya. Nekora akhirnya mau menuruti perkataannya.Setelah selesai barulah Satria pergi ke toko Rubx melalui jalan yang kemarin dia lewati. Ternyata hari itu anak laki-laki yang kemarin dia temui di jalanan kini sudah tidak ada di tempatnya. Satria pikir mungkin kalau siang hari dia bekerja di tempat lain. Saat sampai di toko Rubx t
Bandit lancer langsung menusukan tombaknya mengincar dada Satria, tapi dengan cepat dia langsung menghindar dan melompat ke belakang menjauhi kereta kuda tempat Nekora berada. Bandit yang memegang kapak langsung maju melesat dan mengayunkan kapaknya sekuat tenaga, Satria langsung menangkisnya dengan bilah tombak di tangannya.Percikan api tampak muncul saat kapak itu menghantam tombak hitam yang dipegang Satria. Bandit lancer langsung melompat dari balik tubuh bandit yang membawa kapak, dia dengan cepat mengarahkan tombaknya kepada Satria.“Matilah!” teriak bandit lancer sambil melemparkan tombaknya melesat menuju Satria.Tapi Satria langsung memutarkan tangannya di tombak yang dia pegang, tombaknya langsung ikut berputar hingga kapak bandit yang masih menekan juga terpental. Tombak di tangan Satria berputar cepat tepat saat tombak yang dilemparkan lawannya datang.‘Trang’
“Spring slash!” teriak bandit swordman sambil menebaskan pedangnya yang diselimuti oleh cahaya berwarna hijau.Seketika itu juga riuh angin bergemuruh membentuk tekanan udara yang memadat serta melesat menuju ke arah Satria yang masih melayang jatuh dari udara. Seketika itu juga Satria memutarkan tongkatnya ke belakang punggung lalu tiba-tiba saja tongkat hitam yang dipegang Satria langsung diselimuti oleh sinar gradasi berwarna merah membara.“Flame..” teriak Satria. Api langsung membara menyelimuti tongkat hitam yang dipegang oleh Satria, riuh angin langsung bergemuruh seakan udara berguncang. Tanah terasa mulai bergetar membuat para bandit panik.“Clash!” sambung Satria sembari menghantamkan tongkatnya mengarah kepada tebasan jarak jauh yang datang kearahnya.‘Bbbhhhaaammmrrr’Suara dentuman keras langsung terdengar saat tongkat
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai