Home / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 06: Kelinci Percobaan Sang Dewa Game

Share

Bab 06: Kelinci Percobaan Sang Dewa Game

Author: Jajaka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ranger,” ucap Satria yang langsung berlari menuju ke tempat suara yang meminta tolong. Tubuhnya mendadak menjadi sejuk pertanda job class dirinya sudah berubah, job class ranger memang sangat berguna saat berada di dalam hutan.

Kini pendengaran Satria sudah tiga kali lebih tajam dari biasanya berkat job class ranger yang dia gunakan, tubuhnya juga semakin ringan hingga bisa melompat dari satu dahan pohon ke dahan lainnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika akan merasakan sendiri berpetualang di dunia game, kelihatannya harapannya yang dia tulis agar game Mythical World menjadi lebih realistis jadi kenyataan.

“Percuma kau meminta tolong! Di tengah hutan seperti ini tidak akan ada orang yang datang,” terdengar di kejauhan seorang pria berbicara.

“Asap?” gumam Satria saat melihat kalau di kejauhan juga terlihat asap hitam pekat membumbung tinggi.

Tak lama kemudian dia melihat tiga orang pria sedang memegang seorang gadis yang penuh dengan luka, sementara satu pria lainnya mulai membuka armor yang dikenakannya. Dengan pengalamannya dalam bermain game Satria sudah bisa menebak job class keempat pria tersebut dengan mudah.

“Dua swordman, satu assasins dan satu guardian. Sayang sekali mereka tidak full party, padahal aku ingin menjadikan mereka sebagai kelinci percobaanku,” ujar Satria sambil berdiri di atas sebuah dahan pohon.

“Wizard,” ucap Satria lagi, tubuhnya kembali terasa sejuk pertanda job classnya sudah berubah.

“Tolong!” terdengar lagi suara gadis itu berteriak, ketiga pria yang memegangnya tampak hanya tertawa saja.

“Fireball!” ucap Satria yang langsung menciptakan sebuah bola api besar di tangannya lalu dilemparkan ke arah pria yang sedang membuka armor besi di tubuhnya.

“Serangan!” ucap pria yang memiliki job assasins, seperti dugaan Satria dialah yang pertama kali akan menyadari serangannya.

‘Bbbhhhaammrrr’

Terdengar ledakan hebat saat pria yang memiliki job guardian menggunakan tubuhnya untuk menahan sihir fireball milik Satria. Debu-debu di sekitar mereka terlihat langsung beterbangan bersama kerikil dan rerumputan, perlahan saat debu memudar terlihat guardian itu masih berdiri tanpa luka yang berarti, hanya armornya saja yang tampak kotor dan tergores.

Sementara itu pria yang tadi hendak menanggalkan armornya juga kembali bersiap dan memakai armornya kembali, dia langsung menghunuskan pedangnya sambil menatap sekelilingnya mencari orang yang mau menyerangnya tadi.

“Diatas pohon,” ucap assasins sambil menunjuk ke arah Satria.

“Tolong!” gadis itu kembali berteriak namun lehernya segera dihantam oleh satu swordman yang tadi memegangnya, gadis itu langsung tergeletak tidak sadarkan diri. Kini keempat pria itu berdiri dan menatap Satria dengan tajam.

“Siapa kau?” tanya guardian sambil melotot kepada Satria.

“Berani beraninya kau mengganggu kami!” bentak satu swordman.

“Kelihatannya sistemnya berbeda dengan game, aku tidak bisa melihat nickname mereka sedikitpun. Padahal meski NPC tapi mereka memiliki namanya sendiri,” batin Satria.

“Heh apa kau budek?!” bentak swordman.

“Dilihat dari dampak sihir tingkat dua tadi kelihatannya guardian itu memiliki level dua puluhan,” pikir Satria yang masih menakar kekuatan orang-orang yang akan dihadapinya.

“Keparat! Air slash!” teriak satu swordman sambil menebaskan pedangnya ke udara, saat itu juga tekanan udara yang padat bagaikan tebasan pedang melesat menuju Satria.

“Guardian,” ucap Satria pelan.

‘Bbbbhhhaammrrr’

Ledakan hebat terjadi sampai bagian pohon yang ditempati Satria hancur berkeping-keping saat tekanan udara menghantam tubuh Satria, tapi Satria dengan santainya langsung mendarat di tanah tanpa terluka sama sekali. Tanah yang dia injak terlihat langsung berhamburan ke udara karena tekanan berat dari tubuh Satria yang saat ini menggunakan job class guardian.

“Mustahil, wizard sepertinya tidak terluka setelah terkena tebasanku?” gumam swordman yang menyerang Satria.

“Ketahanan tubuh guardian level 70 memang berbeda, aku bahkan tidak tergores sedikitpun. Atau mungkin serangannya yang memang lemah,” ujar Satria sambil melihat sekujur tubuhnya.

Sementara itu wujud pria yang memiliki job assasins langsung lenyap dari pandangan, job class assasins memang memiliki gaya bertarung yang diam-diam namun mematikan. Tapi Satria yang sudah berpengalaman tidak gentar sama sekali, dengan tenang dia menatap tiga pria di depannya.

“Padahal pakaiannya terlihat seperti warga desa biasa, tapi dia bisa menggunakan sihir dan menghalau seranganku secara langsung,” ujar swordman yang tadi menyerang Satria.

“Mungkin dia pelindung desa yang kita serang,” tukas satu swordman lainnya sambil menghunuskan pedangnya lalu berlari menuju kearah Satria.

“Maksimal defend!” kata Satria menggunakan salah satu tehnik yang bisa dia gunakan saat dalam job guardian.

Swordman langsung menebaskan pedangnya mengincar leher Satria, tapi dengan tenang Satria tetap berdiri di tempatnya. Suara dentingan besi menghantam besi terdengar saat pedang swordman menghantam leher bagian kanan Satria, swordman itu tampak sangat terkejut karena leher Satria tidak tergores sama sekali.

“Quick slash!” terdengar serangan assasins yang tiba-tiba muncul di belakang Satria, dia langsung menebaskan pedang pendek di tangannya ke leher bagian kiri Satria. Suara dentingan kembali terdengar nyaring, tapi lagi-lagi leher Satria tidak tergores sedikitpun.

“Mustahil! Kenapa wizard bisa memiliki daya tahan tubuh seperti itu? jika dia memiliki job guardian mungkin masih masuk akal, tapi seorang wizard itu mustahil,” kata pria yang memiliki job guardian.

“Awas! Double slash!” ucap swordman yang berdiri di dekat guardian sambil menebaskan pedangnya ke udara, saat itu juga dua tekanan udara melesat menuju Satria. Swordman dan assasins yang ada di dekat Satria langsung melompat menjauh.

‘Dddhhaammnnrrr’

Suara dentuman hebat kembali terdengar seiring dengan debu dan kerikil yang berhamburan dari sekitar Satria, tapi tubuh Satria samar-samar masih berdiri tegak sambil menyeringai ke arah para musuhnya.

“Ini dia, inilah dunia yang selama ini aku impikan. Dunia yang tidak terbelenggu kedudukan dan kekayaan, dunia fantasi dimana kebebasan adalah yang utama. Meski tetap ada sisi kelam dan buruknya, tapi di dunia ini aku bisa lebih bebas dari sebelumnya! Hahaha..” ucap Satria dengan penuh kegembiraan.

“Apa dia sudah gila,” gumam Assasins.

“Siapa kau sebenarnya?! Kenapa wizard sepertimu bisa menahan tehnik pedang milikku?” tanya swordman.

“Aku..” jawab Satria. Namun dia tertegun sejenak karena baru kepikiran bagaimana dia harus mengenalkan dirinya.

Apakah dengan nama Satria atau nickname miliknya Loner King. Jika dia mengaku Loner King dia khawatir akan ada orang yang mengenalinya, jika itu orang biasa mungkin tidak apa-apa. Tapi jika itu musuh atau yang selama ini memiliki dendam kepadanya di dalam game maka akan sangat berbahaya sebab dia masih belum paham sepenuhnya dengan sistem dunia game MW RPG saat ini. Dia bahkan masih belum tahu bagaimana cara menggunakan skill ultimate dan cara memeriksa status dirinya sendiri, hal itu akan sangat berbahaya baginya sebagai solo player.

“Namaku Satria! Aku hanyalah orang biasa yang ingin dikenal dunia ini apa adanya,” jawab Satria dengan lantang, dia sudah memutuskan untuk menggunakan nama aslinya saat ini. Setidaknya sampai dia paham dengan semua sistem di dunia baru yang dia tempati saat ini.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
hendra putra
mahal kalo 16 koin, harusnya 4-5 koin aja
goodnovel comment avatar
Ignasius Aryo
terlalu banyak memakan koin (cip)
goodnovel comment avatar
nuhstreet051
mahal bener..wjwkwkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 07: Solo vs Squad

    “Dari guild atau squad mana kau berasal hah?” tanya guardian.“Tidak mungkin wizard biasa bisa menahan tehnik pedangku seperti itu, katakan siapa kau sebenarnya?” tanya swordman.“Guild? Squad? Aku tidak tergabung dalam guild apapun, lagipula aku lebih suka bertarung sendirian. Aku tidak suka dibebani dengan keberadaan orang lain,” jawab Satria sambil berjalan maju kearah tiga pria di depannya.“Fighter,” ucap Satria. Tubuhnya kembali terasa sejuk pertanda perubahan job classnya.“Sayang sekali karena kalian harus menghadapiku!” tegas Satria yang langsung maju, dua swordman langsung berlindung dibelakang guardian yang memegang tameng. Sementara itu assasins di belakang Satria kembali melesat maju. Tapi Satria tetap maju dan melayangkan tinju kanannya ke arah guardian yang memegang tameng.‘Bbbrrrraakkhh’

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 08: Kekuatan Sang Dewa Game

    “Guardian,” ucap Satria sambil menyeringai, tubuhnya langsung terasa sejuk.“Maksimal defend!”“Time distortion!”“Full magic resistance!” ucap Satria menggunakan tiga tehnik guardian sekaligus, tentunya hal itu membuat pria dengan armor paling bagus terkejut sebab sangat jarang ada orang yang bisa menggunakan tiga tehnik sekaligus dalam waktu yang sama.Saat itu juga dari langit terlihat kilatan petir yang besar menyambar ke arah Satria, dari depannya juga muncul kobaran api besar yang membara melesat menuju kearahnya, dari belakang Satria langsung muncul kabut putih yang dingin membentuk bongkahan-bongkahan es keceil yang melesat menuju Satria.Dari atas langit juga muncul panah-panah berapi yang banyak bagaikan hujan, dari samping kiri dan kanan Satria juga terlihat panah-panah api dan es yang melesat cepat. Sementara dari beberapa penjuru tampak sebuah tek

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 09: Player Lain

    Esok harinya, Satria berpamitan kepada warga Desa Taki yang sudah ditolongnya. Hari ini dia berniat kembali ke tempat pertama kali dia muncul di dunia ini yang kata para penduduk tempat itu cukup dekat dengan Kota Lunar. Tujuan Satria adalah untuk memastikan apakah teman sekelasnya masih ada di sana atau tidak, jika ada kesempatan yang bagus mungkin dia bisa memberi mereka pelajaran.Satria yang menggunakan job class ranger langsung masuk ke dalam hutan menyusuri tepi sungai yang menuju ke air terjun. Sepanjang hutan dia terus berdecak kagum menikmati pemandangan yang begitu indah, sebenarnya dia berharap bertemu dengan monster yang biasa muncul di game MW RPG tapi menurut penduduk desa di sekitar sana memang jarang ada monster sebab para petualang selalu membasminya sesuai quest atau misi dari asosiasi petualang Kota Lunar.“Jadi di dunia ini NPC juga bisa menjadi petualang dan membentuk guild rupanya, benar-benar lebih realitstis,&rd

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 10: Kegaduhan di Gedung Asosiasi Petualang

    “Aku baru tiga bulanan memainkannya. Kamu sendiri sudah berapa lama?” jawab Alexa.“Aku juga belum lama kok. Karena itulah aku kemari ingin mencari tahu bagaimana cara mengecek statistik kekuatan kita, tapi ternyata di sini juga tidak bisa. Kelihatannya banyak sistem yang berbeda dengan yang ada di dalam game,” jawab Satria seraya menarik nafas panjang.“Memang benar dugaanmu. Sekarang saja peringkat petualang dikelompokan menjadi sepuluh kelompok, sihir juga ada sepuluh tingkatan, misi juga dikelompokan ke sepuluh klasifikasi kesulitan. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi perbedaannya terlalu besar,” kata Alexa.“Sepuluh tingkatan?” ucap Satria dengan wajah kaget, padahal terakhir kali di dalam game semuanya hanya ada tujuh tingkatan saja baik misi, peringkat petualang dan sihir. Satria termenung sebentar, terlintas terakhir kali dia memainkan game MW RPG setelahnya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 11: Berburu Monster

    “Rasanya sejak tadi aku tidak pernah menantang siapapun, itu hanya keinginan kalian saja yang memang mau berbuat gaduh,” ucap Satria dengan tetap tenang.“Kau punya nyali juga untuk ukuras seorang priest!” bentak fighter yang langsung melesat menghantamkan pukulannya kepada Satria, tapi dengan tenang Satria menahan pukulan fighter tersebut.‘Beukh’Terdengar suara benturan keras saat Satria menangkis pukulan fighter, semua petualang yang melihatnya tampak terkejut. Baru kali ini seorang priest peringkat 1 mampu menahan pukulan seorang fighter peringkat 3. Padahal menghalau pukulan petualang yang satu tingkat saja priest sudah bisa dipastikan kalah.Fighter yang terlihat terkejut kembali menyerang, kali ini dia melayangkan kakinya mengincar perut Satria. Tapi lagi-lagi Satria dengan tenang menahan tendangan fighter. Melihat hal itu si fighter terlihat semakin kesal,

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 12: Bos Lantai 20 Dungeon Luxurie

    Empat ekor ular raksasa yang ada di dekat rawa langsung mengibaskan ekornya lagi tapi berhasil dihindari oleh Satria dengan mudah. Tiga ular raksasa yang ada di atas tebing juga melesat turun menyerang Satria, tapi dengan lincah Satria menghindari setiap serangan mereka. Suara deburan air rawa terdengar terus menerus saat serangan ular-ular raksasa itu menghantam permukaan air.Satria sendiri langsung melompat kembali ke tepi rawa, kini tubuhnya sudah basah kuyup oleh air. Seekor ular kembali datang dan mengibaskan ekornya, tapi Satria mengelak ke bawah sambil menangkap tubuh ular yang menyerangnya. Sekuat tenaga Satria mengangkatnya dan membantingnya ke tebing.‘Bbbrrrruugghh’‘Bbbyyuuurrrr’Ular dengan keras menghantam tebing sampai dari mulutnya mulai mengeluarkan darah, tubuhnya langsung tercebur ke rawa. Tapi dua ekor ular raksasa lainnya datang menuju Satria, dengan cepat Satria melom

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 13: Kedataangan Squad Gven

    “Assasins,” ucap Satria.Sesaat sebelum asap ungu itu mengenai dirinya mendadak saja tubuh Satria lenyap saking cepatnya dia bergerak, namun Leviathan yang memiliki level 60 tampaknya masih bisa sedikit mengikuti pergerakannya. Dia langsung menggerakan mulutnya agar asap beracun yang keluar mengikuti Satria.Tapi kecepatan Satria kini sudah lebih tinggi daripada saat dalam job class fighter, Satria langsung melesat ke belakang Leviathan dan melemparkan sebuah batang pohon yang tumbang. Tapi Leviathan dengan cepat mengibaskan ekornya menghantam batang pohon itu hingga hancur berkeping-keping.“Dua detik lagi,” ucap Satria sambil kembali berlari menghindari asap beracun. Semua rumput dan batang pohon di sekitarnya langsung meleleh seketika.“Quick attack!” ucap Satria yang tiba-tiba sudah ada di dekat leher Leviathan tepat setelah asap ungu miliknya berhenti keluar.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 14: Imbalan dari Squad Gven

    “Aku menyetujuinya,” kata Satria sambil tersenyum.“Gven, apa yang kau lakukan?” tanya wizard.“Sebaiknya kita segera pergi dari sini,” jawab Gven sambil berbalik meninggalkan tempat Satria berada. Sembilan anggota squadnya juga terpaksa berjalan mengikutinya, sebelum pergi tampak mereka memberikan peringatan kepada Satria bahwa mereka tidak akan melupakan kejadian tersebut.“Kelihatannya pria bernama Gven itu adalah yang terkuat dari mereka,” ujar Satria sambil mulai berjalan meninggalkan rawa.“Kelihatannya aku harus bermalam di desa terdekat sebelum kembali ke Kota Lunar,” tambah Satria seraya menghela nafas dalam. Namun hari ini dia benar-benar merasa senang karena bisa bertarung secara nyata dengan salah satu bos lantai Dungeon.Sementara itu Gven dan squadnya terus berjalan menyusuri hutan untuk segera kembali ke K

Latest chapter

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status