Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 05: Sistem Game

Share

Bab 05: Sistem Game

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pria di depan Satria langsung melompat mundur saat panah-panah berapi mulai melesat menuju Satria. Dengan lincah Satria melompat kesana kemari menghindari panah yang menghujaninya dari langit, tapi meski dia bergerak cepat menghindari panah sebanyak itu tetap saja susah, beberapa bagian tubuhnya bahkan terserempet panah sampai mengeluarkan darah.

Teman-temannya yang melihat dari kejauhan terlihat menyeringai puas, Satria terus berusaha menghindari panah meski di beberapa bagian tubuhnya kini sudah terluka. Tapi itu lebih baik daripada harus mati, pada akhirnya semua panah sudah menancap di tanah. Satria tampak terengah-engah kelelahan karena terus bergerak tanpa henti.

“Ini buruk, jika saja aku memiliki senjata atau bisa menggunakan sihir mungkin akan jauh lebih mudah,” gumam Satria seraya tangannya bergerak untuk membenarkan kacamatanya. Tapi dia baru sadar ternyata dia tidak memakai kacamata sama sekali. Setelah diingat-ingat memang tidak ada item kacamata di dalam game MW RPG.

“Dia lumayan juga, kelihatannya kita harus menghadapinya secara bersamaan,” kata pria yang membawa pedang yang langsung melesat ke depan menyerang Satria.

Satria berusaha menggerakan kakinya dan berhasil menghindar ke samping, tapi dari sisi lain tiga anak panah melesat. Satria mencoba menghindarinya tapi satu anak panah berhasil menancap di bahu kirinya hingga mengeluarkan darah, Satria tampak meringis kesakitan. Tapi dari belakangnya sebuah pukulan melayang.

‘Beugh’

Punggung Satria terkena hantaman dari belakang, tapi pria yang membawa pedang tidak tinggal diam dan langsung mengayunkan pedangnya. Satria mencoba bergerak di tengah rasa sakit yang dia rasakan, ujung pedang yang melesat ke arahnya berhasil menyayat tangan kanannya sampai mengeluarkan darah.

“Burning slash!” ucap pria yang membawa pedang sembari menebaskan pedangnya ke udara.

Tebasan pedang itu langsung mengeluarkan api yang melesat diagonal menuju Satria, tapi Satria langsung melompat ke samping dan berhasil selamat. Api yang melesat itu langsung menebas pohon sampai terpotong diagonal dan terbakar.

“Jika mengenaiku tentu aku sudah mati,” batin Satria.

“Ini benar-benar solo vs squad. Tapi jika memang ini dunia game seharusnya aku juga bisa melakukan sihir dan semacamnya yang sudah aku miliki,” gumam Satria. Dia terus memikirkan cara bagaimana menggunakan sihir atau tehnik yang biasa dia lakukan dengan akun Loner King miliknya.

‘Beukh’

“Akh,” Satria meringis kesakitan karena dari arah yang tidak terduga seorang pria menghantamkan kakinya mengenai perut, darah mulai keluar dari tepi bibir Satria sebelum tubuhnya terpental dan jatuh di tengah aliran sungai yang deras. Tapi tidak sampai di situ karena wanita yang membawa tongkat sihir sudah berdiri di atas permukaan air serta langsung menghantamkan tongkatnya ke permukaan air.

“Water waves!” ucap wanita itu, seketika itu juga gelombang air besar langsung bergulung di sungai dan mengalir deras menghantam tubuh Satria yang berusaha berenang.

Tubuh Satria langsung tenggelam terbawa arus air yang begitu besar, dia berusaha terus menahan nafasnya dan bergerak menuju permukaan untuk mengambil nafas. Jika saja dia bisa menggunakan sihir mungkin dia bisa meredam sihir milik lawannya tersebut, tapi dia tidak tahu caranya. Di dalam game biasanya sihir, tehnik dan skill bisa digunakan dengan menekan kombinasi tombol di keyboard atau tombol di joystick konsol.

Satria berusaha menggerakan tangannya dengan harapan dia bisa menggunakan sihir, tapi itu semua percuma saja karena tidak ada sihir yang muncul. Tubuhnya terus terbawa arus air menuju ke hilir sungai. Setelah tubuh Satria menjauh terbawa gelombang air, wanita yang membawa tongkat langsung mengangkat tongkatnya ke atas.

“Lightning strike!” ucap wanita itu. dari langit tiba-tiba saja terlihat sebuah sambaran petir melesat menuju air sungai yang membawa Satria.

“Sial, wizard sialan!” pikir Satria saat melihat kilatan petir yang menghantam permukaan air di kejauhan. Mendadak saja tubuhnya tiba-tiba terasa sejuk, meski bingung kenapa tapi dia kini kembali fokus melihat serangan musuhnya.

Petir yang menghantam permukaan air langsung merambat melalui air, ikan-ikan yang ada di dalamnya langsung mengambang karena listrik yang menyengat mereka di dalam air. Satria berusaha berbagai cara untuk menggunakan sihir, dari mulai menggerakan tangannya, membaca mantra sihir asal-asalan, hingga berkonsentrasi penuh membayangkan dari tangannya keluar sihir namun semua itu sia-sia.

“Sial, apa aku akan mati sebelum membalas dendam?” pikir Satria sambil memejamkan matanya seakan pasrah saat melihat petir mulai merambat mendekatinya. Saat itulah dia membayangkan kembali bagaimana serunya bermain game Mythical World, bagaimana dia membantai satu squad sendirian. Saat itulah dia sadar ada hal yang belum dia coba untuk menggunakan kekuatan sihirnya, yaitu menyebut nama sihirnya secara langsung.

“Whirlwind!” ucap Satria, saat itu juga air di sekitarnya seakan terdorong oleh tekanan udara yang berputar membentuk pusaran angin. Tepat saat itu juga petir yang merambat di air langsung menghantam pusaran angin yang terbentuk di sekitar Satria.

‘Bbbbhhaaammmrrrr’

Terdengar ledakan besar saat benturan terjadi, ombak air yang menyeret Satria langsung berhamburan ke udara bagaikan ombak yang menghantam karang. Si wanita yang membawa tongkat sihir tampak tersenyum lalu melompat kembali ke daratan menghampiri teman-teman Satria.

“Dia pasti sudah tersengat petir itu sampai hangus dan mati tenggelam,” kata pria yang membawa pedang sambil mendekati Maya.

“Terima kasih tuan, sekarang kami selamat,” ucap Maya sambil memeluk pria tersebut yang malah terlihat kegirangan.

“Meski dia tidak mati tersambar petir, tapi di ujung sungai ini ada air terjun yang tinggi. Dia pasti akan mati jatuh dari air terjun tersebut,” timpal wanita yang membawa tongkat sihir.

“Kita sudah membereskan misi gelombang energi di kota ini, sekarang kita hanya perlu mengambil bayarannya dan pergi mencari misi lain,” kata pria yang tadi menyerang Satria dengan tangan kosong.

“Ya, kalian sebaiknya ikut dengan kami untuk keselamatan kalian,” tambah pria yang membawa pedang.

***

Sementara itu Satria berhasil selamat dari sambaran petir karena terlindungi sihir whirlwind miliknya, tubuhnya kembali terseret oleh arus air menuju ke hilir. Di kejauhan tampak ujung sungai menukik turun ke bawah, Satria berusaha bergerak ke daratan tapi sungai terlalu luas dan tenaganya juga sudah melemah setelah sekian lama tadi terombang ambing ombak besar yang menyeretnya.

Tubuh Satria langsung terbawa air yang jatuh melewati tebing, bebatuan terjal tampak terlihat di bawahnya. Dengan sisa tenaganya Satria mengarahkan tangan kanannya ke bawah, dia mulai mengingat ingat lagi nama sihir yang mungkin bisa membuatnya tidak menghantam bebatuan terjal di bawah.

“Water fountain!” ucap Satria, saat itu juga tekanan udara melesat dari telapak tangannya menghantam permukaan air di bawahnya. Tak lama kemudian semburan air tiba-tiba melesat dari bawah seperti halnya air mancur.

Kini air terjun yang turun dari atas tebing langsung melebar karena beradu dengan air mancur yang menghambur ke atas. Tubuh Satria yang terbawa air terjun juga akhirnya tertahan oleh air mancur, perlahan air mancur itu kembali menyusut turun ke permukaan air.

‘Gggbuurr’

Tubuh Satria juga langsung tercebur ke permukaan air, jika saja tubuhnya tadi tidak menghantam air terjun pastilah saat ini tulang-tulangnya sudah remuk menghantam bebatuan terjal yang ada di dasar air terjun.

“Uhuk.. uhuk..” Satria batuk-batuk karena tadi dia beberapa kali menelan air saat terombang ambing gelombang besar, perlahan dia merangkak ke tepi genangan air di dasar air terjun.

“Hah, hah,” nafas Satria terdengar memburu karena kelelahan ditambah rasa sakit yang ada di sekujur tubuhnya. Luka-luka yang dia dapatkan dari pertarungan singkat tadi terasa begitu perih setelah terkena air. Satria menggerakan tangan kanannya ke arah dadanya sambil mengingat nama-nama sihir penyembuhan yang ada di dalam game Mythical World RPG.

“Healing: cure wounds!” ucap Satria tapi tetap tidak terjadi apa-apa.

“Aku pikir akan berhasil,” batin Satria sambil bersandar di batang pohon besar sambil merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Satria mulai mengingat ingat kembali sistem dalam game Mythical World RPG, dia ingat bahwa sihir healing hanya bisa digunakan oleh player yang mengambil job class cleric, priest dan druid saja. player yang mengambil job wizard atau sorcerer tidak akan bisa menggunakannya meskipun jobnya sama-sama berkaitan dengan penggunaan sihir.

“Bagaimana caranya aku mengaktifkan skill khusus miliku?” pikir Satria sambil membuka bajunya dan menjadikannya perban untuk membalut luka di tangan kanannya yang masih mengeluarkan darah, tubuhnya kini seakan semakin lemas saja.

Setiap player di dalam game MW RPG memiliki dua skill utama yaitu skill khusus dan skill ultimate. Satria sendiri memiliki skill khusus yang memungkinkannya merubah job class dirinya menjadi yang dia inginkan di dalam game. Skill khusus tersebut dia dapatkan setelah menyelesaikan sebuah event langka yang bernama Dreamer, sebuah event yang hadiahnya berupa skill khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan para player player.

Karena itulah Satria selama bermain game MW RPG dia tidak memerlukan orang lain untuk menjelajahi dungeon sebab kemampuan skill khususnya tersebut, jika terluka dia bisa berganti job ke cleric atau priest, jika bertarung jarak dekat dia bisa menggunakan job fighter, swordman dan sebagainya, dalam pertarungan jarak jauh dia juga bisa menggunakan job archer, ranger, wizard, sorcerer dan sebagainya.

Untuk menggunakan skill khusus yang bernama Multiple Job itu dia hanya perlu menekan kombinasi tombol di keryboard atau joystick saja. Tapi kini dia tidak menggunakannya, lagi-lagi hal itu membuatnya memutar otak. Dia sangat memerlukan sihir healing sekarang sebab luka ditubuhnya akan bertambah parah jika tidak segera disembuhkan.

“Multiple Job!” ucap Satria. Dia mencoba kemungkinan bahwa untuk menggunakan skill khususnya itu dia hanya perlu menyebutkan namanya saja.

“Healing: cure wounds!” ucap Satria sambil mengarahkan tangannya ke dada, tapi lagi-lagi tidak ada yang terjadi.

“Percuma,” ucap Satria sambil menengadahkan kepalanya ke atas melihat langit biru yang indah, sekilas seekor naga terlihat terbang tinggi di angkasa melewatinya. Satria hanya tersenyum senang, rasanya dia benar-benar dalam dunia fantasi yang dia impikan.

“Kelihatannya di saat seperti ini aku memang harus meminta bantuan orang lain,” gumam Satria. Dia sadar bermain solo dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan seperti itu sangat tidak menguntungkan.

“Tapi di tengah hutan begini mana ada player atau NPC dengan job priest tiba-tiba lewat,” kata Satria seraya tertawa kecil. Namun mendadak saja tubuhnya terasa sejuk, keadaan itu sama seperti saat dia tadi menggunakan sihir untuk pertama kalinya setelah menyebut 'wizard'. Satria merenung sebentar lalu perlahan menggerakan tangannya ke dadanya.

“Healing: cure wounds!” ucap Satria. Seketika itu juga cahaya gradasi berwarna kuning menyelimuti tubuhnya. Luka-luka ringan di tubuhnya perlahan mulai sembuh dan pulih tanpa bekas. Satria langsung senang bukan kepalang, akhirnya dia mengerti cara menggunakan skill khusus miliknya.

“Healing: recovery!” ucap Satria kembali. Kali ini luka parah di bahunya yang terkena tusukan panah dan luka sayatan pedang di tubuhnya juga langsung pulih tanpa bekas.

“Ini sembuh, benar-benar pulih kembali,” kata Satria mulai tertawa senang. Dia kini langsung bangkit tanpa merasakan sakit kembali, meski begitu rasa pegal dan lelahnya tetap tidak hilang.

Sekarang dia mengerti bahwa saat dia tiba di dunia ini mungkin dirinya sedang berada di dalam job class yang lemah. Jika saja dia berada dalam job class guardian mungkin luka di tubuhnya tidak akan parah, atau bahkan tidak terluka sama sekali sebab job class guardian memang spesialis pertahanan di tambah akun Loner King miliknya sudah maksimal di level 70.

“Tolong!” ditengah kegembiraannya tiba-tiba saja Satria mendengar permintaan tolong dari dalam hutan. Dari suaranya tampaknya yang meminta tolong adalah perempuan. Tampak Satria merenung sebentar seolah sedang memilih untuk pergi melihatnya atau tetap diam beristirahat di tempatnya saat ini.

Terbayang kembali kejadian beberapa bulan yang lalu saat dia bertemu dengan Reina untuk pertama kalinya saat acara orientasi siswa baru di hutan, kejadian itu jugalah yang tampaknya membuat Reina bersikap baik setelahnya. Satria menghela nafas dalam lalu berlari menuju ke arah sumber suara yang meminta tolong.

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 06: Kelinci Percobaan Sang Dewa Game

    “Ranger,” ucap Satria yang langsung berlari menuju ke tempat suara yang meminta tolong. Tubuhnya mendadak menjadi sejuk pertanda job class dirinya sudah berubah, job class ranger memang sangat berguna saat berada di dalam hutan.Kini pendengaran Satria sudah tiga kali lebih tajam dari biasanya berkat job class ranger yang dia gunakan, tubuhnya juga semakin ringan hingga bisa melompat dari satu dahan pohon ke dahan lainnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika akan merasakan sendiri berpetualang di dunia game, kelihatannya harapannya yang dia tulis agar game Mythical World menjadi lebih realistis jadi kenyataan.“Percuma kau meminta tolong! Di tengah hutan seperti ini tidak akan ada orang yang datang,” terdengar di kejauhan seorang pria berbicara.“Asap?” gumam Satria saat melihat kalau di kejauhan juga terlihat asap hitam pekat membumbung tinggi.Tak lama kemudian

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 07: Solo vs Squad

    “Dari guild atau squad mana kau berasal hah?” tanya guardian.“Tidak mungkin wizard biasa bisa menahan tehnik pedangku seperti itu, katakan siapa kau sebenarnya?” tanya swordman.“Guild? Squad? Aku tidak tergabung dalam guild apapun, lagipula aku lebih suka bertarung sendirian. Aku tidak suka dibebani dengan keberadaan orang lain,” jawab Satria sambil berjalan maju kearah tiga pria di depannya.“Fighter,” ucap Satria. Tubuhnya kembali terasa sejuk pertanda perubahan job classnya.“Sayang sekali karena kalian harus menghadapiku!” tegas Satria yang langsung maju, dua swordman langsung berlindung dibelakang guardian yang memegang tameng. Sementara itu assasins di belakang Satria kembali melesat maju. Tapi Satria tetap maju dan melayangkan tinju kanannya ke arah guardian yang memegang tameng.‘Bbbrrrraakkhh’

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 08: Kekuatan Sang Dewa Game

    “Guardian,” ucap Satria sambil menyeringai, tubuhnya langsung terasa sejuk.“Maksimal defend!”“Time distortion!”“Full magic resistance!” ucap Satria menggunakan tiga tehnik guardian sekaligus, tentunya hal itu membuat pria dengan armor paling bagus terkejut sebab sangat jarang ada orang yang bisa menggunakan tiga tehnik sekaligus dalam waktu yang sama.Saat itu juga dari langit terlihat kilatan petir yang besar menyambar ke arah Satria, dari depannya juga muncul kobaran api besar yang membara melesat menuju kearahnya, dari belakang Satria langsung muncul kabut putih yang dingin membentuk bongkahan-bongkahan es keceil yang melesat menuju Satria.Dari atas langit juga muncul panah-panah berapi yang banyak bagaikan hujan, dari samping kiri dan kanan Satria juga terlihat panah-panah api dan es yang melesat cepat. Sementara dari beberapa penjuru tampak sebuah tek

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 09: Player Lain

    Esok harinya, Satria berpamitan kepada warga Desa Taki yang sudah ditolongnya. Hari ini dia berniat kembali ke tempat pertama kali dia muncul di dunia ini yang kata para penduduk tempat itu cukup dekat dengan Kota Lunar. Tujuan Satria adalah untuk memastikan apakah teman sekelasnya masih ada di sana atau tidak, jika ada kesempatan yang bagus mungkin dia bisa memberi mereka pelajaran.Satria yang menggunakan job class ranger langsung masuk ke dalam hutan menyusuri tepi sungai yang menuju ke air terjun. Sepanjang hutan dia terus berdecak kagum menikmati pemandangan yang begitu indah, sebenarnya dia berharap bertemu dengan monster yang biasa muncul di game MW RPG tapi menurut penduduk desa di sekitar sana memang jarang ada monster sebab para petualang selalu membasminya sesuai quest atau misi dari asosiasi petualang Kota Lunar.“Jadi di dunia ini NPC juga bisa menjadi petualang dan membentuk guild rupanya, benar-benar lebih realitstis,&rd

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 10: Kegaduhan di Gedung Asosiasi Petualang

    “Aku baru tiga bulanan memainkannya. Kamu sendiri sudah berapa lama?” jawab Alexa.“Aku juga belum lama kok. Karena itulah aku kemari ingin mencari tahu bagaimana cara mengecek statistik kekuatan kita, tapi ternyata di sini juga tidak bisa. Kelihatannya banyak sistem yang berbeda dengan yang ada di dalam game,” jawab Satria seraya menarik nafas panjang.“Memang benar dugaanmu. Sekarang saja peringkat petualang dikelompokan menjadi sepuluh kelompok, sihir juga ada sepuluh tingkatan, misi juga dikelompokan ke sepuluh klasifikasi kesulitan. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi perbedaannya terlalu besar,” kata Alexa.“Sepuluh tingkatan?” ucap Satria dengan wajah kaget, padahal terakhir kali di dalam game semuanya hanya ada tujuh tingkatan saja baik misi, peringkat petualang dan sihir. Satria termenung sebentar, terlintas terakhir kali dia memainkan game MW RPG setelahnya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 11: Berburu Monster

    “Rasanya sejak tadi aku tidak pernah menantang siapapun, itu hanya keinginan kalian saja yang memang mau berbuat gaduh,” ucap Satria dengan tetap tenang.“Kau punya nyali juga untuk ukuras seorang priest!” bentak fighter yang langsung melesat menghantamkan pukulannya kepada Satria, tapi dengan tenang Satria menahan pukulan fighter tersebut.‘Beukh’Terdengar suara benturan keras saat Satria menangkis pukulan fighter, semua petualang yang melihatnya tampak terkejut. Baru kali ini seorang priest peringkat 1 mampu menahan pukulan seorang fighter peringkat 3. Padahal menghalau pukulan petualang yang satu tingkat saja priest sudah bisa dipastikan kalah.Fighter yang terlihat terkejut kembali menyerang, kali ini dia melayangkan kakinya mengincar perut Satria. Tapi lagi-lagi Satria dengan tenang menahan tendangan fighter. Melihat hal itu si fighter terlihat semakin kesal,

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 12: Bos Lantai 20 Dungeon Luxurie

    Empat ekor ular raksasa yang ada di dekat rawa langsung mengibaskan ekornya lagi tapi berhasil dihindari oleh Satria dengan mudah. Tiga ular raksasa yang ada di atas tebing juga melesat turun menyerang Satria, tapi dengan lincah Satria menghindari setiap serangan mereka. Suara deburan air rawa terdengar terus menerus saat serangan ular-ular raksasa itu menghantam permukaan air.Satria sendiri langsung melompat kembali ke tepi rawa, kini tubuhnya sudah basah kuyup oleh air. Seekor ular kembali datang dan mengibaskan ekornya, tapi Satria mengelak ke bawah sambil menangkap tubuh ular yang menyerangnya. Sekuat tenaga Satria mengangkatnya dan membantingnya ke tebing.‘Bbbrrrruugghh’‘Bbbyyuuurrrr’Ular dengan keras menghantam tebing sampai dari mulutnya mulai mengeluarkan darah, tubuhnya langsung tercebur ke rawa. Tapi dua ekor ular raksasa lainnya datang menuju Satria, dengan cepat Satria melom

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 13: Kedataangan Squad Gven

    “Assasins,” ucap Satria.Sesaat sebelum asap ungu itu mengenai dirinya mendadak saja tubuh Satria lenyap saking cepatnya dia bergerak, namun Leviathan yang memiliki level 60 tampaknya masih bisa sedikit mengikuti pergerakannya. Dia langsung menggerakan mulutnya agar asap beracun yang keluar mengikuti Satria.Tapi kecepatan Satria kini sudah lebih tinggi daripada saat dalam job class fighter, Satria langsung melesat ke belakang Leviathan dan melemparkan sebuah batang pohon yang tumbang. Tapi Leviathan dengan cepat mengibaskan ekornya menghantam batang pohon itu hingga hancur berkeping-keping.“Dua detik lagi,” ucap Satria sambil kembali berlari menghindari asap beracun. Semua rumput dan batang pohon di sekitarnya langsung meleleh seketika.“Quick attack!” ucap Satria yang tiba-tiba sudah ada di dekat leher Leviathan tepat setelah asap ungu miliknya berhenti keluar.

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status