Kalimat "Safe flight." Dan sebuah kecupan ringan di sisi kepala, melepas kepergianku kali ini. Adrian melipat bibir dan melambaikan tangannya saat aku berbalik dan menarik koper ke pintu keberangkatan. Ada rasa berat yang kurasakan kali ini. Biasanya setiap hendak pulang menemui kedua orangtuaku, aku selalu bersemangat. Lagi, aku menoleh ke belakang, di mana Adrian tadi kutinggalkan. Lelaki itu masih di sana, berdiri menatap ke arahku. Dia kembali melambai saat aku menoleh, dan aku hanya membalas dengan anggukan pelan dan senyum tipis, kemudian kembali berbalik, kali ini dengan langkah cepat. Kurasakan seperti ada yang berdenyut nyeri begitu mengingat wajah Adrian saat melepasku tadi. Kembali aku menoleh ke belakang, lelaki itu masih di sana, memperhatikanku seperti saat tadi aku melangkah masuk, dan senyum itu masih terpatri di bibirnya. Bukan senyum yang biasa ia tunjukkan saat menyambut kedatanganku, tetapi senyum yang dipaksakan. Jika boleh sedikit berbesar kepala, aku meng
Read more