Baru saja aku melangkahkan kaki keluar dari pintu kedatangan dan mengaktifkan ponsel, telepon dari Adrian masuk."Mei, coba lihat ke sebelah kiri," perintahnya. Serta merta aku menoleh ke arah yang ditunjukkannya, mencari tau apa yang harus kulihat.Sekitar beberapa meter dari tempatku berdiri, di sebuah meja restoran siap saji, di pelataran luar terminal kedatangan, kulihat pria itu melambaikan tangan dengan wajah cerah.Aku bergegas mendekatinya, "Hei! Kamu ngapain di sini?" tanyaku ketika telah berada tepat di hadapannya."Nungguin, kamu." senyum khasnya kembali terukir, dengan satu sudut bibir yang terangkat lebih tinggi dari sudut yang lain.Seperti biasa, dia menarikkan sebuah kursi untuk kududuki."Mau makan dulu?""Enggak, masih kenyang," tolakku. Sejujurnya selera makanku sedang mengalami penurunan. Padahal biasanya, walaupun selesai makan, aku masih bisa menghabiskan dua porsi burger ukuran jumbo. "Ngapain nungguin aku?" m
Read more