Seminggu telah berlalu, alhamdulillah abah keadaannya semakin membaik. Aku bersyukur Allah masih menyayangiku. Aku tak tahu seperti apa aku nanti jika Allah justru mengambil abah secepat ini. Masalahku dengan Mas Rasha belum usai, jika hal itu terjadi mungkin aku akan semakin lebih terpuruk. "Neng, pulanglah bersama suamimu. Selesaikan masalah kalian baik-baik. Jika perceraian adalah jalan satu-satunya, abah akan mendukung keputusanmu. Apalagi suamimu sudah kelewatan. Abah teh tidak mau, putri kesayangan abah lebih terluka lagi."Aku yang mendengar itu tak kuasa membendung tangisan. Rasanya begitu sakit. Aku tahu, abah juga sangat terpukul. Tapi, semua sudah terjadi. "Setelah urusan kalian selesai, pulanglah kembali, Neng. Tenangkan pikiran di sini. Bangun kembali usaha yang sempat terhenti."Derit pintu terdengar, tampak mama dan papa mertua kembali menjenguk. Mama langsung memeluk umi, pemandangan yang sering aku lihat. Bagaimana jika percer
Baca selengkapnya