Home / Thriller / Balas Dendam Terindah / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Balas Dendam Terindah: Chapter 21 - Chapter 30

45 Chapters

Botol Berisi Carian Bening

"Sekuat apapun Kau berusaha menutupi kebenaran. Suatu saat ia akan muncul sendiri ke permukaan."Sosok itu mengambil sebuah dan memasukkannya dalam kantong seragam susternya. Tak berhenti samai di situ, ia terus membukan dan memeriksa setiap sudut locker milik suster Vina untuk menemukan sesuatu. "Astaga! Ya Allah, benar yang dikatakan mendiang Nyonya Rosemaya. Suster Vina ingin berbuat jahat padanya," desis sosok itu lagi. Ia lalu mengambil sebutir pil berwarna putih dalam wadah dan memasukkan kembali ke dalam kantong seragamnya. "Jika benar sama, maka sudah bisa dipastikan suster Vina adalah dalangnya," desisnya sekali lagi. Ia lalu menggelar alas tidurnya sendiri untuk beristirahat. Meski tak tidur ia berusaha memejamkan mata. Ingatannya kembali melayang pada setiap detil kejadian saat Rosemaya melakukan pertunjukan bunuh dirinya. Ia ada di sana, melihat bagaimana depresi dan putus asa, wanita yan
Read more

Rahasia Di Lembah Pegunungan

"Ajarkan aku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap, merengkuh rasa takut tanpa perlu surut, bangun dari ilusi, namun tak memilih pergi (Rosemaya)."Sepasang mata dengan sorot mata tajam, mengawasi kebersamaan mereka dengan penuh dendam. Pemilik sepasang mata marah itu meninju salah satu pilar di bandara tersebut, kemudian pergi dan menghilang diantara hiruk pikuk orang-orang. Sosok itu melangkah gotai, menahan nyeri yang menjalar dari punggung tangannya yang lagi-lagi terluka. Sungguh dendamnya begitu membara pada seorang Leonardo Suniarta. Lelaki itu, tak akan pernah bisa terima segala perbuatan Leo pada Rosemaya dan orang-orang terdekatnya. Menantu yang diterima dengan tangan terbuka olah Pak Wira Pradja, ayah Rosemaya, telah berkhianat. Sebuah pengkhianatan jahat yang harus di balas dengan setimpal suatu saat nanti."Tuhan tidak tidur, Leo. Aku yakin nanti Kau akan menuai badai dari angin yang Kau buat."***Wanita itu
Read more

Kemunculan Perdana

"Jangan suruh aku bersabar! Kebencian dan dendam ini sudah terlanjur mendarah daging (Rosemaya).""Lebih cepat lebih baik, Ben." Rosemaya seperti tak sabar."Pulihkan dulu saja kondisimu, Rose. Jangan terlalu buru-buru. Nikmati saja keberadaanmu di tempat yang nyaman ini."Rosemaya mendesah mendengar balasan Ben. Mendengar hidup Leo yang sepertinya tak hancur sedikitpun membuat darah Rosemaya mendidih. Ada rasa tak terima dengan perbedaan kondisi kehidupan antara dirinya dan Leo. "Harusnya pria itu hancur setelah menghilangkan nyawa keluargaku. Harusnya hidup Leo tidak baik-baik saja. Mereka yang mendiami rumah kacaku, tak boleh menikmati kenyamanan dari jerih payahku dan keluargaku.""Tenanglah, Rose. Karma tak pernah salah jalan." Ben mengingatkan.Rosemaya terdiam, Ben ada benarnya. Ia kemudian memutar otak mencari alasan lain."Aku akan pulang ke Surabaya setelah berjumpa dengan Suster Lia. Aku ingin menje
Read more

Nyaris Tertangkap Basah

"Tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat daripada seorang wanita yang bertekad untuk bangkit."Tepat saat Rosemaya memakai kembali maskernya, beberapa orang mengetuk jendela mobilnya. Mereka bertampang seram dengan pakaian hitam. Anak buah Leo!Tubuh Rosemaya seketika menegang, begitu pun Suster Lia. Mereka sama-sama dilanda ketakutan jika sampai anak buah Leo mengenali Rosemaya. Ketukan di kaca luar mobil semakin kencang. Rosemaya takut jika tidak dibuka akan semakin mencurigakan. Ia sudah akan memencet tombol buka pada kaca jendela. Namun Suster Lia melarangnya. "Nyonya ..., jangan!" pekik Suster Lia dari sudut bibirnya. Wanita itu takut akan bahaya yang mungkin mengancam mereka berdua."Tidak apa-apa, Suster. Mereka mungkin tidak mengenaliku," ujar Rosemaya berusaha tenang. Ia lalu membuka sedikit kaca mobilnya. Rosemaya tak berbicara, hanya menunduk agar pria itu tak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Detak jantu
Read more

Kebencian Mendarah Daging

"Ajari aku bagaimana cara terbaik untuk membuamu jauh-jauh dari hidupku (Rosemaya).""Saya menemukan Suster Vina juga menyimpan cairan bening dalam botol-botol kaca di lokernya. Apakah malam itu Suster Vina memberi anda suntikan dengan cairan bening itu?" tanya Suster Lia."Ya, dia memberikan saya suntikan itu. Dia memberikannya sekali sepekan seingat saya. Biasanya setelah suntikan itu saya jadi bisa melihat banyak warna, lalu saya akan merasakan ledakan euforia kegembiraan yang berlebihan. Saya jadi merasa lebih berani dan tidak takut mati karena tubuh saya seperti tidak merasakan sakit sedikitpun," jawab Rosemaya sembari mengingat."Tepat sekali. Itu adalah reaksi cairan PCP. Sebetulnya ini sejenis obat bius. Tetapi sudah jarang sekali digunakan karena efek sampingnya yang berbahaya," jelas Suster Lia.Rosemaya terbelalak tidak percaya. Tak menyangka orang-orang jahat itu telah meracuninya sampai sedemikian rupa. "Nyonya, an
Read more

Siapakah Cindy?

Dan sungguh orang-orang yang membela diri setelah didzalimi, maka tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka (QS : Asy-Syura, 41).Rosemaya lalu mendekat ke arah pintu keluar, berjalan mengendap-endap mengikuti Leo dengan wanitanya. Betapa terkejutnya wanita itu saat mengetahui siapa sosok Cindy yang sebenarnya!Gigi Rosemaya bergemelatuk menahan kesal. Andai bisa, ia tak sabar ingin segera mendatangi pasangan tak tahu malu tersebut dan menampar wanita itu. Emosinya seketika membuncah dan hatinya menjadi panas membara."Kurang ajar! Dasar wanita tidak tahu malu! Rupanya selama ini dialah yang menjadi duri dalam rumah tanggaku!" geram Rosemaya. Wanita itu mengepalkan tangan dan pandangannya menjadi buram oleh air mata yang menggenang. Sedih, kecewa dan merasa dibohongi, campur aduk dalam diri Rosemaya."Sudah, Rose! Lanjutkan saja makanmu," ujar Ben. Melihat Rosemaya terbakar emosi membuat Ben langsung menyeretnya kemba
Read more

Fakta Kematian Ayah Mereka

"Manusia kadang jauh lebih menyeramkan dari iblis.""Rose! Rose! Makanlah cepat! Kau melamun dari tadi," panggil Ben mengagetkannya. "Ben, kau bekerja pada Leo sejak tahun berapa?" tanya Rosemaya. Sesuatu dalam otaknya menyala, seolah ia baru saja menyadari sebuah fakta. "Aku bekerja pada kalian sejak Welly berusia tiga tahun, Rose," jawab Ben. "Ah, ya ... aku ingat. Waktu itu orang tua kita baru saja meninggal, karena kecelakaan mobil yang terjadi malam itu," ujar Rosemaya.Ucapan Rosemaya membuat Ben ganti menerawang jauh ke masa itu. Masa di mana hidup Ben berubah drastis karena kematian ayahnya. Ayah Rosemaya dan ayah Ben adalah sahabat karib. Mereka sama-sama pegawai di perusahaan telekomunikasi milik negara. Ayah Ben adalah seorang kepala divisi, sementara ayah Rosemaya adalah atasannya. "Ben, hari ini ayah akan memancing bersama Ayah Rose. Kau tak usah ikut ya, ayah aka
Read more

Nyawa Dibayar Nyawa

"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar (QS : An-Nahl, 126).""Jika memang demikian, maka nyawa harus dibayar dengan nyawa!" desis Rosemaya penuh dendam.Ben menggenggam tangan Rosemaya dan berusaha menenangkannya. Ia paham Rosemaya akan sangat membenci Leo andai saja Ben menceritakan semuanya. Namun malam ini, biarlah cukup sedikit fakta saja yang Rosmaya ketahui. "Sabarlah, Rose. Aku akan temukan semua jawabannya untukmu," janji Leo. "Ayahmu, ayahku, ibuku, Welly dan ...? Siapa lagi korban kelima dalam tragedi ini?" tanya Rosemaya. Pikirannya fokus kembali mengulang semua kejadian hingga mengkoneksikan semuanya. "Suami kakakmu," tukas Ben singkat."Tapi dia orang luar, Ben! Dia bukan dari keluargaku," sangkal Rosemaya. "Sebetulnya target
Read more

Takkan Kuikhlaskan

Kanaya menatap Rosemaya tidak percaya. Ia nyaris tidak percaya dengan ucapan adiknya itu barusan. Ia lalu memilih untuk mengabaikan saja. "Sheva, ayo mandi, Nak. Sudah waktunya kamu berangkat mengaji!" panggil Kanaya pada sulungnya itu. Gadis kecil berumur lima tahun itu menurut dan segera pergi ke kamar mandi. Kanaya menyiapkan handuk dan baju gantinya. Lalu kembali duduk di hadapan Rosemaya dan mulai menasehati adiknya itu. "Hidup, mati, rejeki itu sudah takdir Allah, Rose. Tak akan ada kekuatan yang mampu membelokkannya selain doa dan kehendak Allah sendiri. Bagaimanapun caranya berpulang, semua itu hanya sebuah sarana saja. Bahkan sehelai daunpun tak akan terjatuh tanpa takdir dari-Nya!" tegas Kanaya tajam. Wanita itu menatap lurus pada Rosemaya ketika berbicara. "Jika kakak berkeyakinan seperti itu. Lalu ... apakah kita akan membiarkan pelakunya terus bebas dan bisa melakukan kejahatan demi kejahatan sesukanya?" sengit Rosemaya.
Read more

Leo Sudah Tahu

"Jika kebaikan tidak memiliki kekuatan, maka kajahatan akan mengambil nama kebaikan sebagai jaketnya.""Siapkan, mobil dan kumpulkan semua orang. Aku akan melakukan briefing darurat!" titah Leo pada Ben lewat telepon. Segera, setelah mobil SUV itu berhenti di depan pintu utama, Leo memasuki mobil dan memerintah Ben berangkat. "Ke ruko secepatnya, Ben!" titah Leo dengan wajah garang. Mereka meluncur menuju salah satu ruko yang dulu digunakan Leo untuk tempat produksi paket perawatan brand kosmetik miliknya. Namun kini lebih sering ia gunakan untuk membriefing bodyguard yang disewanya, entah untuk apa. Semenjak berita bunuh diri Rosemaya yang viral. Leo memang lebih banyak merekrut orang untuk bekerja sebagai bodyguardnya. Total ada dua puluh orang yang dipekerjakan Leo untuk menjadi orang-orang kepercayaan melaksanakan misi khusus darinya. "Rosemaya masih hidup! Bagaimana kalian bisa kecolongan?"
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status