Home / Pernikahan / Yang Ternoda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Yang Ternoda: Chapter 101 - Chapter 110

131 Chapters

Bab 101

 “Hentikan, Cla. Ini bahaya,” seru Gilang panik.Tangan Claudia dalam genggamannya terasa sangat lemah tak bertenaga, sungguh berbeda dengan Claudia yang dulu akan merespon dengan sangat bersemangat jika Gilang menyentuhnya. Rasa iba membuat Gilang akhirnya meraih kepala Claudia kemudian membenamkannya ke dalam pelukannya. ‘Maafkan aku, Fira. Aku kembali mengingkari janjiku’, batin Gilang.“Tenanglah Cla. Jangan membenci dirimu seperti ini,” ucap Gilang sambil membelai rambut Claudia. Claudia semakin terisak dalam dekapannya sehingga membuat kemeja Gilang basah oleh air mata Claudia.“Ada yang mau kau ceritakan padaku?” tanya Gilang saat Claudia sudah mulai tenang.Gilang pun sudah melepaskan pelukannya dan kembali memilih duduk berhadapan dengan Claudia. Claudia mengangguk pelan, kemudian dengan terbata-bata sambil sesekali menyeka air matanya gadis itu menceritakan bagaimana d
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Bab 102

 Gilang berpamitan pada Om Alex dan Tante Rossa setelah memastikan bahwa Claudia sudah lebih tenang bahkan sudah mulai tersenyum kembali.“Aku akan mempertimbangkan untuk menerima niat ayah dari bayi ini untuk bertanggungjawab,” ucap Cluadia lirih ketika Gilang berpamitan padanya.“Aku tau kamu gadis yang baik, Cla. Aku dan Fira akan selalu mendoakan kebahagiaanmu.”Gilang berhenti sebentar di hadapan Toni ketika akan keluar dari rumah Alex.BUGGHHH!!!Satu kepalan tinju Gilang melayang tepat di wajah Toni.“Itu untuk Cla!”BUGGGHH!!Gilang meninju wajah Toni sekali lagi.“Itu untukku!”“Kurasa kau tau kenapa aku memukulmu!” ucap Gilang sambil mengusap tinjunya.Sedangkan Om Alex hanya memandanginya tanpa berkata apapun.“Tanggungjawab atas apa yang sudah kau perbuat!” Gilang berlalu meninggalkan Ton
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 103

 Juan dan Sinta menatap Zafira dan Gilang yang tengah duduk di ruang tamu rumah mereka. Ada rasa canggung ketika Gilang menerima tatapan tajam dari ibu mertuanya. Pertemuan terakhir mereka memang sedikit menyisakan kesalahpahaman di antara Gilang dan Bu Sinta. Juan yang menyadari situasi yang sedikit tegang sesekali berdehem atau sekedar menanyakan hal-hal receh pada Gilang maupun Zafira. Zafira pun bukannya tak menyadari tatapan kurang bersahabat dari ibunya pada suaminya. Rasa sayang ibunya yang begitu besar padanya membuat wanita yang biasanya ramah pada semua orang itu menjadi sedikit kurang bersahabat pada Gilang.“Mas, Fira tinggal ke dalam sebentar ya,” pamit Zafira pada Gilang yang dijawab dengan anggukan dan kuluman senyum dari Gilang padanya.Zafira membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya, sementara Bu Sinta mengikutinya dari belakang.“Ibu masih marah pada Mas Gilang?” tanya Zafira lembu
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 104

“Mas, aku nggak punya perasaan apapun padanya. Meski bertemu setiap hari pun nggak akan berpengaruh apa-apa padaku. Rasaku sudah habis untukmu, tak ada yang tersisa lagi.” Zafira berusaha meluluhkan Gilang dengan kalimat rayuan, meskipun pipinya merona merah.Gilang melirik sejenak ke arah traffic light dan memperhatikan hitungan menit lampu merah yang ada disana. Merasa lampu merah masih lama, Gilang segera menggerakkan tangannya dengan cekatan, menyusupkan jemarinya di belakang tengkuk Zafira dan menarik kepala wanita itu untuk mendekat padanya.Gerakan spontan dari Gilang membuat Zafira terkejut namun akhirnya pasrah ketika Gilang mulai menjelajahi bibirnya dan sedikit memberi gigitan kecil di sana. Gilang baru melepaskan pagutannya ketika mendengar suara klakson dari belakang yang menandakan lampu lalu lintas sudah kembali hijau.“Kebiasaan deh, Mas!” protes Zafira sambil merapikan jilbabnya yang sedikit kusut karena ulah Gilang barus
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 105

Felix yang sedang berjalan menyusuri koridor rumah sakit menghentikan langkahnya ketika melihat sesosok wanita yang terlihat duduk merenung sendirian di depan ruang praktek dr. Stella. Wanita itu terlihat sesekali mengusap-usap perutnya kemudian sesekali juga menyeka sudut matanya.“Claudia ...,” sapa Felix lembut.Claudia menoleh mendengar seseorang memanggil namanya. Gadis itu menyeka sudut matanya kemudian tersenyum tipis ketika melihat Felix sedang berdiri di hadapannya.“Mau ketemu dokter Stella?” tanya Felix sedikit canggung ketika menyadari mata Caludia yang terlihat merah khas orang yang sedang menangis.“Sudah,” jawab Claudia singkat.“Sudah periksa?” tanya Felix lagi.Claudia hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.“Tadi ke sini sama siapa, Cla?” Felix kembali bertanya memecah suasana hening.“Aku ... aku sendirian,” jawab Claudia lirih.
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 106

“Fira? Sejak kapan di sini?” tanya Felix sedikit grogi menerima tatapan penasaran Zafira.“Udah beberapa jam yang lalu, Fe,” jawab Zafira masih menatap Claudia dan Felix.“Cla, kamu duduk di sofa itu dulu, ya,” ucap Felix pada Claudia sambul menunjuk sofa panjang yang ada di ruangan rawat inap.Zafira yang melihat kondisi lemah Claudia pun berdiri dan berusaha membantu Felix memapah Claudia menuju ke sofa. Zafira mengambil bantal dan meletakkannya di bawah kepala Claudia.“Terima kasih, Fira,” lirih Claudia.“Istirahat dulu ya, Cla. Sepertinya kamu sangat kelelahan,” ucap Zafira tersenyum. Zafira melirik penuh tanya pada Felix setelah Claudia merebahkan tubuhnya di sofa. Felix hanya menjawab tatapan Zafira dengan menaikkan bahunya.“Gimana keadaan Om Irawan?” tanya Claudia lirih.“Papa baik-baik saja, Cla. Hanya saja beliau memang belum bangun dari koma. Kam
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 107

Hari sudah menjelang malam ketika Zafira dan Alex masih berada di ruangan rawat inap Irawan. Claudia sendiri masih tertidur lelap di sofa, entah sudah berapa jam wanita hamil itu tertidur di sana. Dari cerita Alex, Zafira tau bahwa selama ini Claudia memang sudah tidur dan susah makan. Terlebih saat Alex menyarankan padanya untuk menikahkannya dengan Toni, ayah biologis dari bayi yang dikandungnya, Claudia semakin terlihat tak bersemangat. Padahal, Alex menyarankan itu karena melihat bagaimana Toni yang tak lain adalah asistennya benar-benar berniat baik untuk bertanggungjawab pada bayi yang dikandung Claudia, selain itu juga Alex tidak ingin cucunya lahir tanpa seorang ayah. Namun Claudia selalu menolak niat baik Toni, Claudia selalu beralasan tidak punya perasaan sedikitpun pada Toni.“Meskipun bayi itu hadir karena kecelakaan pada saat keduanya sedang mabuk, namun bayi juga berhak lahir di tengah keluarga yang lengkap, di tengah ayah dan ibunya. Om sudah merusaha mem
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 108

Bu Fauzia tak kalah terkejutnya melihat Alex ada di sana, sementara Gilang juga terkejut melihat sosok Claudia yang tertidur di sofa. Zafira berdiri dan menyambut kedatangan ibu mertuanya dengan meraih punggung tangan Bu Fauzia dan menciumnya dengan takzim kemudian memberi pelukan hangat pada ibu mertuanya.“Terima kasih sudah mau datang, Ma,” lirih Zafira.“Aku kok nggak dipeluk, Sayang,” gumam Gilang memprotes yang dibalas Zafira dengan melototkan matanya pada Gilang.“Kenapa dia bisa ada di sini?” bisik Gilang tepat di kuping Zafira membuat gadis itu sedikit bergidik geli.“Ntar aja ceritanya,” jawab Zafira ikut berbisik.Sementara Bu Fauzia sudah berdiri tepat di samping ranjang di mana tubuh Irawan terbaring tak bergerak dalam komanya. Tetes air mata mengalir deras di pipi wanita paruh baya itu melihat kondisi lelaki yang masih berstatus suaminya itu. Perlahan dengan tangan yang sedikit gemetar w
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Bab 109

“Mau merasakan sensasi baru?” bisik Gilang. Zafira kembali bergidik merasakan hembusan hangat nafas Gilang menerpa telinga dan tengkuknya.“Hmmm?” Zafira bertanya dengan menggumam.“Kita lakukan di dalam mobil.”“Heyy! Tungguin dong, Sayang!” seru Gilang sambil berlari kecil menyusul langkah Zafira.Zafira meneruskan langkahnya tanpa mempedulikan panggilan Gilang. Tawaran “sensasi baru” dari Gilang barusan membuatnya terburu-buru memasang jilbabnya kemudian membuka pintu mobil Gilang untuk menghindari kegilaan suaminya.“Sombong amat, Neg. Dipanggil-panggil nggak noleh,” ucap Gilang mensejajarkan langkahnya di samping Zafira.“Ihh kamu sih, Mas. Ngomongnya suka aneh-aneh.” Zafira menoleh ke samping dan memasang wajah cemberut.“Kan aku nawarin, Sayang. Siapa tau mau merasakan sensasi berbeda di dalam mobil, kalo nggak mau ya nggak usah ngambek gi
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Bab 110

“Mas Gilang nggak mandi dulu?” Zafira berusaha membangunkan Gilang namun ternyata pria itu sudah berada di alam  mimpinya.Zafira tersenyum mendengar suara dengkuran halus dari suaminya.“Sleep tight, alien mesum ku,” ucap Zafira lirih sambil memberi ciuman lembut pada pipi Gilang kemudian menyibakkan bed cover dan tidur di sebelah Gilang.Namun, ternyata Zafira tak bisa tidur. Rasa lelah yang dirasakannya tak mampu mengalahkan rasa gelisah yang sedang dirasakannya. Beberapa pernyataan Gilang dan Bu Fauzia tentang bayi hari ini begitu mengganggu pikirannya. Apakah Zafira mampu memenuhi keinginan Gilang dan keluarganya? Apakah dia akan bernasib sama seperti kedua orangtuanya yang baru bisa menghadirkan dirinya setelah belasan tahun usia pernikahan? Ataukah dia justru akan bernasib sama seperti Paman Edy dan Bi Asih yang hingga hari tuanya hanya berdua tanpa adanya keturunan? Apakah Gilang akan berpaling darinya jika ternyata dirinya t
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status