All Chapters of PEWARIS TERSEMBUNYI : Chapter 61 - Chapter 70
176 Chapters
Part 61. Mbak terimakasih
"Bukan hamil, tapi bagaimana kalau kamu sudah menyetujui jika suamimu selingkuh dirimu tidak akan melakukan apa-apa, dan kamu sudah bertanda tangan bermaterai, apa yang bisa kamu lakukan?" tanya Endrea, membuat mata Delina membulat sempurna apakah maksud Ibu Bosnya dia sudah tanda tangan. Wanita mana yang rela suaminya berselingkuh apalagi ini mengijinkan sampai bertanda tangan dibawah materai, Delina mengira Ibu Bosnya waktu tanda tangan itu memang sedang tidak sadar. "Apa Ibu sudah menanda tangani surat itu Bu?" tanya Delina untuk memastikan."Iya, dan anehnya aku tidak tahu kapan aku melakukan itu," ujar Endrea dengan memijat pangkal hidungnya, yang tiba-tiba terasa berdenyut."Ibu tidak perlu banyak pikiran, saya yakin Pak Irawan akan menyelesaikan masalah ini Bu," jawab Delina untuk menenangkan Ibu bosnya. "Saya berharap juga seperti itu," ujar Endrea kemudian memalingkan wajahnya ke arah luar mobil.Tiga puluh menit k
Read more
Part 62. Suara wanita
Endrea berbalik dan melihat seorang pria dengan berpakaian dokter, badannya lebih tinggi dari Endrea, hidungnya mancung matanya sipit dan dia memakai kaca mata, rambutnya dipotong rapih dan disisir kebelakang. Endrea menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan satu patah katapun, karena rasa bersalah terus bersarang dihatinya, Endrea berbalik dan masuk ke dalam mobil.  Karena kelelahan Endrea tertidur di dal mobil, tidak tahu berapa lama Endrea tertidur dirinya kembali sadar ketika merasakan tepukan lembut dipundaknya.  Endrea mengucek matanya dan melihat Delina berada lumayan dekat dengannya, Endrea melihat kelauar mobil dan menyadari dirinya sudah sampai.  "Jam berapa sekarang Delina?" tanya Endrea.  "Jam delapan Bu," jawab Delina dengan sopan.  Endrea turun dari dalam mobil dan masuk ke apartemennya, Delina hanya mengantarkan sampai depan pintu setelah memastikan Endrea masuk Delina pamit pulang. Endr
Read more
Part 63. Sakit apa
"Aduh Mas, pelan-pelan dong punyaku kan masih sakit," Deg jantung Endrea langsung berdetak lebih cepat, saat mendegar suara manja seorang wanita yang sedang berada di dal kamar pribadi suaminya.Tok... Tok... Tok... Endrea sengaja mengetuk pintu kamar Arya dengan sangat keras, agar pasangan yang ada di dalam menghentikan aktivitasnya, tidak lama kemudian pintu terbuka. "Aku kan sudah bilang, jangan ganggu dulu Fi," ucapan Arya terhenti saat matanya menangkap sosok Endrea berdiri di depannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Entah mengapa perasaan bersalah selalu masuk ke hati Arya saat melihat air mata Endrea, Arya mendekat ke arah Endrea dan memeluknya.Endrea berontak tapi tetap saja dirinya tidak bisa lepas dari pelukan suaminya, Endrea merasakan rasa nyaman yang selama dua minggu ini dirinya tidak rasakan, tapi dirinya juga jijik kepada suaminya."Kamu bawa apa?" tanya Aeya dengan menyelusupkan wajahnya dileher Endrea.
Read more
Part 64. Pilihan sulit untuk Arya
"Fifi tolong siapkan mobil," teriak Arya kepada asistennya.  Arya menggendong tubuh Endrea dan berlari ke arah lift dengan panik, Arya sangat takut jika selama ini Endrea memendam sakit yang parah dan tidak mau cerita kepadanya.  Untungnya ada rumah sakit yang dekat dengan kantor jadi hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, Arya sudah sampai Endrea langsung ditangani oleh dokter.  Sementara itu Arya berjalan mondar mandir, kali ini Arya benar-benar panik ponselnya terus saja berdering, dari Amel, Arya tidak ada niat untuk mengangkatnya jadi Arya memilih untuk mematikan ponselnya. "Ibu pingsan lagi Pak?" tanya Delina yang baru sampai. "Iya, memangnya Ibu sakit apa, apa Endrea pernah mengatakan sesuatu tentang suatu penyakit padamu?" tanya Arya kepada Delina. "Tidak Pak, selama dua minggu terakhir ini Ibu memang sering menangis sendiri, setelah mengentahui Pak Irawan meninggal," jelas Delina yang membuat Arya terkejut. 
Read more
Part 65. Demi anak kita
"Aku mau kamu tinggalkan Amel, dan kembali kepadaku seperti dulu," ujar Endrea membuat Arya tediam, ini adalah pilihan sulit untuknya. Endrea melihat Arya yang hanya terdiam, Endrea yakin Arya lebih memilih Amel daripada dirinya, untuk saat ini tidak masalah bagi Endrea, karena dirinya sedang hamil dan tidak akan membuat dirinya banyak pikiran. Tetapi jawaban Arya semakin membuat hati Endrea berbunga-bunga, awalnya Endrea tidak percaya dengan apa yang Arya katakan. "Baik Aku akan meninggalkan Amel selamanya, ini semua untuk kamu dand anak kita," jawab Arya kemudian mulai mecium bibir Endrea dengan penuh kasih sayang. "Kita pulang sekarang?" tanya Endrea dengan menatap ke arah Arya penuh harap."Aku mau menebus obat terlebih dahulu kamu disini sama Delina dulu ya, sepuluh menit lagi aku akan kembali," pamit Arya kemudian keluar dari ruangan Endrea dan berjalan ke arah kasir untuk menebus obat dan vitamin. Endrea
Read more
Part 66. Tidak yakin dengan rencanamu
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di salah satu rumah sakit jiwa seorang wanita muda, sedang berteriak histeris memaki-maki Endrea tiada henti. "Awas saja kamu Endrea, ini semua karena kamu hahahaha kamu akan mati," itulah gumaman tidak jelas yang selalu diucapkan oleh Nina. Setelah mengetahui bahwa Endrea menemukan surat yang asli membuat Nina tidak rela, di tambah lagi dirinya ditinggalkan oleh pacarnya ketika mereka akan melakukan pernikahan.Masalah yang terus hadir membuat Nina tidak kuat dengan itu semua dan itu mulai menyerang akal warasnya, sehingga dengan terpaksa Liana membawa putri satu-satunya ke rumah sakit jiwa karena dirinya sudah tidak tahan dengan teriakan Nina. Liana yang sedang menjenguk anaknya itu langsung mengepalkan tangannya, Liana merasa Endrea pembawa masalah dalam hidupnya, di tambah lagi sekarang Endrea menikah dengan Arya. Keluarga Liana hancur Nina gangguan jiwa sedangkan Jack suaminya dipe
Read more
Part 67. Pemotretan di kota tua
"Belum juga dicoba kamu sudah nyerah di depan," gumam Liana. "Ya mungkin kita bisa mencobanya," ujar Amel kemudian berjalan keluar dari dalam klub karena hari juga sudah malam. Liana pulang dengan taksi online, kepalanya tarasa berat mungkin karena terlalu banyak minum dan dirinya juga banyak pikiran, bagaimana caranya untuk menghancurkan Endrea dan mengeluarkan suaminya dari dalam penjara. Sementara itu di apartemen Arya hidupnya semakin berwarna, ditambah lagi dengan usia kandungan Endrea yang semakin hari semakin membesar.Hari ini mereka akan mengadakan acara tujuh bulanan mereka juga mengundang banyak orang untuk ikut mendo'akan agar kandungan Endrea sehat sampai melahirkan. "Sayang ini sudah cukup segini?" tanya Arya yang sedang menata kue ke dalam piring, Endrea yang sedang melihat kesana kemari menatap ke arah piring yang ada di depan suaminya. "Iya sudah cukup Mas," jawab Endrea, kemudian Arya mengambil
Read more
Part 68. Kecelakaan
"Sepertinya mereka semua sudah berangkat, pasangan suami istri ada di mobil pajero warna putih, dan suaminya sendiri yang membawa mobilnya, ada juga model yang ikut di dalamnya," ucap seorang di dalam telepon, Liana tersenyum bahagia dia dapst pastikan rencananya kali ini tidak akan gagal. "Kerja yang bagus, kirim rekeningmu nanti saya transfer," perintah Liana diseberang sana kemudian mematikan sambungan teleponnya.Dua jam kemudian mobil yang dikendarai Arya baru sampai begitu juga dengan rombongannya mereka istirahat dengan menungguh para model dimake up. "Kamu disini saja ya, aku mau pemotretan," ujar Arya kepada Endrea. Endrea yang sedang melihat sekeliling mengangguk menuruti perintah suaminya, meski dinamakan kota tua tapi kota ini sangat bersih dan gedung-gedungnya juga dirawat. Ada orang yang berlalu lalang disana dan mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, satu jam lebih Endrea terdiam duduk disana dengan mempe
Read more
Part 69. Pria itu adalah
"Ya tuhan dimana kamu, Endrea," gumam Arya dengan nada frustasi. Arya berlari dengan panik masuk ke dalam gedung lagi dan memerintahkan semua orang untuk mencari keberadaan Endrea, semua orang langsung berhamburan keluar gedung dan mereka berpencar. Sudah jam tujuh malam tapi Endrea belum juga ditemukan, Arya memutuskan untuk mencari hotel terdekat dan lanjut mencari Endrea besok. Sedangkan yang lain memutuskan untuk pulang, karena besok mereka harus bekerja ke kantor, Arya menelepon semua pengawalnya dan memerintahkan untuk datang ke kota tua termasuk Delina. "Ini salah lo juga Arya, kenapa ngga bawa Delina," racau Arya menyalahkan dirinya sendiri dengan hilangnya Endrea, ditambah sekarang Endrea sedang mengandung anaknya. 'Dimana kamu sayang, ayolah pulang jangan bikin Mas panik," batin Arya tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.Di dalam mobil alphard pria itu menjalankan mobilnya dengan panik, saat memega
Read more
Part 70. Kemarahan Arya
Deg...'Endrea, jadi wanita tadi Endrea bagaimana bisa dirinya tidak menyadari bahwa tadi itu Endrea, lalu bagaimana caranya aku memberitahu ini semua kepadanya nanti,' batin Semuel kemudian mengusap kepalanya dengan kasar."Pak Sem, bagaimana dengan jasad anak anda?" tanya Dokter Dion. Sedangkan polisi yang tadi hanya melihat ke arah Dokter Dion dan Semuel secara bergantian, polisi itu merasa bingung dengan Semuel tadi dia bilang tidak kenal dengan korba saat dirinya menanyakan korban, tapi sekarang dia menjawab bahwa dia suami korban. "Saya akan mengurusnya nanti," jawab Semuel."Sama satu lagi Pak, apa boleh saya membawa Endrea ke rumah sakit diluar negeri?" tanya Semuel."Tentu bisa jika itu yang anda inginkan, diluar justru cara pengobatannya bagus saya akan mengurusnya disini," jelas Dokter Dion. Bukan masalah pengobatan yang Semuel ragukan, tapi  Semuel takut Arya akan menemukan Endrea, entah mengapa Semuel
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status