"Belum juga dicoba kamu sudah nyerah di depan," gumam Liana.
"Ya mungkin kita bisa mencobanya," ujar Amel kemudian berjalan keluar dari dalam klub karena hari juga sudah malam.
Liana pulang dengan taksi online, kepalanya tarasa berat mungkin karena terlalu banyak minum dan dirinya juga banyak pikiran, bagaimana caranya untuk menghancurkan Endrea dan mengeluarkan suaminya dari dalam penjara.
Sementara itu di apartemen Arya hidupnya semakin berwarna, ditambah lagi dengan usia kandungan Endrea yang semakin hari semakin membesar.
Hari ini mereka akan mengadakan acara tujuh bulanan mereka juga mengundang banyak orang untuk ikut mendo'akan agar kandungan Endrea sehat sampai melahirkan.
"Sayang ini sudah cukup segini?" tanya Arya yang sedang menata kue ke dalam piring, Endrea yang sedang melihat kesana kemari menatap ke arah piring yang ada di depan suaminya.
"Iya sudah cukup Mas," jawab Endrea, kemudian Arya mengambil
"Sepertinya mereka semua sudah berangkat, pasangan suami istri ada di mobil pajero warna putih, dan suaminya sendiri yang membawa mobilnya, ada juga model yang ikut di dalamnya," ucap seorang di dalam telepon, Liana tersenyum bahagia dia dapst pastikan rencananya kali ini tidak akan gagal."Kerja yang bagus, kirim rekeningmu nanti saya transfer," perintah Liana diseberang sana kemudian mematikan sambungan teleponnya.Dua jam kemudian mobil yang dikendarai Arya baru sampai begitu juga dengan rombongannya mereka istirahat dengan menungguh para model dimake up."Kamu disini saja ya, aku mau pemotretan," ujar Arya kepada Endrea.Endrea yang sedang melihat sekeliling mengangguk menuruti perintah suaminya, meski dinamakan kota tua tapi kota ini sangat bersih dan gedung-gedungnya juga dirawat.Ada orang yang berlalu lalang disana dan mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, satu jam lebih Endrea terdiam duduk disana dengan mempe
"Ya tuhan dimana kamu, Endrea," gumam Arya dengan nada frustasi.Arya berlari dengan panik masuk ke dalam gedung lagi dan memerintahkan semua orang untuk mencari keberadaan Endrea, semua orang langsung berhamburan keluar gedung dan mereka berpencar.Sudah jam tujuh malam tapi Endrea belum juga ditemukan, Arya memutuskan untuk mencari hotel terdekat dan lanjut mencari Endrea besok.Sedangkan yang lain memutuskan untuk pulang, karena besok mereka harus bekerja ke kantor, Arya menelepon semua pengawalnya dan memerintahkan untuk datang ke kota tua termasuk Delina."Ini salah lo juga Arya, kenapa ngga bawa Delina," racau Arya menyalahkan dirinya sendiri dengan hilangnya Endrea, ditambah sekarang Endrea sedang mengandung anaknya.'Dimana kamu sayang, ayolah pulang jangan bikin Mas panik," batin Arya tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.Di dalam mobil alphard pria itu menjalankan mobilnya dengan panik, saat memega
Deg...'Endrea, jadi wanita tadi Endrea bagaimana bisa dirinya tidak menyadari bahwa tadi itu Endrea, lalu bagaimana caranya aku memberitahu ini semua kepadanya nanti,' batin Semuel kemudian mengusap kepalanya dengan kasar."Pak Sem, bagaimana dengan jasad anak anda?" tanya Dokter Dion.Sedangkan polisi yang tadi hanya melihat ke arah Dokter Dion dan Semuel secara bergantian, polisi itu merasa bingung dengan Semuel tadi dia bilang tidak kenal dengan korba saat dirinya menanyakan korban, tapi sekarang dia menjawab bahwa dia suami korban."Saya akan mengurusnya nanti," jawab Semuel."Sama satu lagi Pak, apa boleh saya membawa Endrea ke rumah sakit diluar negeri?" tanya Semuel."Tentu bisa jika itu yang anda inginkan, diluar justru cara pengobatannya bagus saya akan mengurusnya disini," jelas Dokter Dion.Bukan masalah pengobatan yang Semuel ragukan, tapi Semuel takut Arya akan menemukan Endrea, entah mengapa Semuel
"Dia bukan anak sialan, dia Endrea istriku yang sedang mengandung anakku, Prangg...." Arya melemparkan gelas berisi kopi ke arah Amel."Aduh...." rintih Amel ketika gelas itu mengenai lengan bagian kirinya, dan kopi yang ada di dalamnya tumpah membuat baju yang Amel pakai kotor.Amel berlari ke kamar mandi dan mencuci sebagian bajunya yang kotor, tentu mulutnya tidak berhenti terua saja mengumpat Endrea dengan kesialan yang menimpannya, untungnya tangannya tidak luka."Lebih baik sekarang kamu pulang, sebelum aku membunuhmu," perintah Arya dengan emosi ketika melihat Amel keluar dari kamar mandi."Iya sayang aku akan pulang sekarang, tapi besok aku akan datang lagi kesini," Amel berkata dengan berjalan mendekat ke arah Arya, kemudian menepuk pelan pundak Arya.Amel berjalan keluar dari apartemen Arya dengan wajah yang memerah karena marah, dirinya marah bagaimana bisa Arya mengabaikan kehadirannya disana, biasanya Arya akan
"Bapak tinggal menjelaskan dengan perlahan kepada pasien, tentu kami mengharapkan Bapak memberitahukannya dengan cara yang halus, agar tubuh pasien tidak kembali drop," ucap suster itu kemudian tersenyum ramah."Oke, berapa lama dia tertidur?" tanya Semuel dengan menunjuk ke arah Endrea."Paling lama satu jam Pak, kalau gitu saya permisi," pemit suster itu lalu meninggalkan Semuel dan Endrea.Semuel selalu memikirkan dalam waktu satu jam nanti apa yang harus dirinya katakan terlebih dahulu kepada Endrea, apa menunggu Endrea tanya saja pikir Semuel.'Ahh itu bukan laki-laki namanya, terus aku harus bicara apa nanti,' gumam Semuel, saat ini Semuel benar-benar tengah kebingungan.Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sudah satu jam berlalu, Endrea mulai mengerjapkan matanya Semuel beberapa kali menghela nafas panjang bersiap untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Hay bagaimana keadaanmu?" tanya Semuel kepada
"Sem...." suara Endrea sedikit meninggi, melihat Semuel diam saja dan duduknya tidak bisa tenang."Emm... Iya Endrea, sebenarnya waktu itu kamu kehilangan banyak darah dan... dan anakmu tidak bisa diselamatkan," jelas Semuel kemudian memalingkan wajahnya tidak berani menatap ke arah Endrea.Endrea terdiam mematung mendengar ucapan Semuel, jadi anakku sudah tidak ada, ini salahku seandainya waktu itu aku menyeberang jalannya lebih hati-hati, pasti semua ini tidak akan terjadi pikir Endrea, air matanya meleleh tanpa dapat Endrea tahan.Semuel yang melihat Endrea terdiam langsung menatap ke arah Endrea, dan betapa terkejutnya saat melihat Endrea sedang menangis sesegukan dibrangkar.Semuel mendekat ke arah Endrea dan langsung memeluk tubuh rapuh itu, Semuel mengusap-usap rambut Endrea berusaha agar Endrea bisa menerima semua ini."Yang sabar ya aku tahu Endrea kuat, kamu pasti bisa melewati ini," gumam Semuel.Endrea menga
"Balas dendam?" ucap Semuel dengan nada terkejut."Iya asal kamu tahu, setelah pernikahanku memasuki usia ke satu tahun Arya ketahuan selingkuh dengan wanita lain, dan kamu tahu yang lebih parahnya mereka sudah tinggal dalam satu rumah selama tiga minggu, itu yang aku tahu mungkin bisa lebih," jelas Endrea dengan wajah yang memerah karena marah."Aku memang pernah melihat vidio yang waktu kalian berada disalah satu restoran, dan aku tidak menyangka Arya akan melakukan sejauh itu," jawab Semuel dengan menggelengkan kepalanya, dirinya tidak habis pikir dengan tingkah Arya."Dan kamu tahu vidio itu sudah di edit, yang bagaimana bagian saat mereka berciuman tidak ditayangkan, dan aku yakin kecelakaan yang menimpaku juga ada sangkut pautnya dengan suamiku sendiri," ucap Endrea."Kamu tenang dulu bagaimana bisa seorang suami mau mencelakai istrinya sendiri, apalagi kamu kan sedang hamil waktu itu," ujar Semuel kemudian tangannya mengusap punggung tangan E
"Semuel...." ucap Endrea, dengan nada terharu dengan apa yang dilakukan oleh Semuel untuknya. Sepuluh menit kemudian Semuel keluar dan langsung menyuapi Endrea sampai habis, pagi ini Endrea masih memakan bubur, selesai sarapan Endrea mandi dibantu oleh suster karena tubuhnya yang masih lemas jadi belum bisa untuk melakukannya sendiri. Menunggu Endrea mandi Semuel sarapan, taid dirinya memesan nasi goreng buat sarapan dan Semuel langsung melahapnya sampai habis. "Kamu sudah siap buat latihan sekarang?" tanya Semuel saat dirinya baru selesai mandi. "Siap banget, aku pengin cepat sembuh," jawab Endrea dengan semangat. Semuel mengangguk dan berjalan ke arah kursi roda, Semuel membantu Endrea turun dari ranjang dan tidak sengaja kaki Endrea lemas saat menapakkan kakinya dilantai, dengan sigap Semuel langsung menarik tubuh Endrea ke dalam pelukannya. membuat dada mereka bersetuhan,jantung Semuel berdetak lebih cepat, seperti ada
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap