"Semuel...." ucap Endrea, dengan nada terharu dengan apa yang dilakukan oleh Semuel untuknya.
Sepuluh menit kemudian Semuel keluar dan langsung menyuapi Endrea sampai habis, pagi ini Endrea masih memakan bubur, selesai sarapan Endrea mandi dibantu oleh suster karena tubuhnya yang masih lemas jadi belum bisa untuk melakukannya sendiri.
Menunggu Endrea mandi Semuel sarapan, taid dirinya memesan nasi goreng buat sarapan dan Semuel langsung melahapnya sampai habis.
"Kamu sudah siap buat latihan sekarang?" tanya Semuel saat dirinya baru selesai mandi.
"Siap banget, aku pengin cepat sembuh," jawab Endrea dengan semangat.
Semuel mengangguk dan berjalan ke arah kursi roda, Semuel membantu Endrea turun dari ranjang dan tidak sengaja kaki Endrea lemas saat menapakkan kakinya dilantai, dengan sigap Semuel langsung menarik tubuh Endrea ke dalam pelukannya.
membuat dada mereka bersetuhan,jantung Semuel berdetak lebih cepat, seperti ada
"Jadi selama ini kamu bersembunyi disini, sekarang katakan dimana kamu sembunyikan istriku," Kevin melihat ke arah suara dan matanya langsung melotot.Kevin tidak dapat berbicara karena seutas tali mengikat mulutnya, dengan kasar Arya membuka pengikat pada mulut Kevin."Aahhh," rintih Kevin ketika merasakan tarikan kasar dikepalanya, hati Kevin ini berkata bukan hal yang baik dengan kedatangan Pamannya kesini."Ada apa Paman?" tanya Kevin kemudian menatap mata Arya."Dimana istriku, aku yakin kamu yang menyembunyikan istriku selama ini, ayo katakan!" perintah Arya dengan nada mengancam."Tapi Paman, aku tidak tahu kalau sebenarnya istri Paman tidak ada, dan aku tidak pernah bertemu lagi ketika kalian sudah menikah," ucap Kevin jujur."Bohong!" teriak Arya dan langsung berjalan mendekat ke arah Kevin.Bug... Bug... Bug...Arya memukulkan batang kayu yang sudah disiapkan oleh orang bayarannya, Ke
Selama itu dirinya tidak sadarkan diri, dan Bapak ini dengan sabar menungguinya"Karena Mas sudah sadar mungkin nanti bisa ikut denganku pulang ke rumah, agar luka Mas bisa diobati oleh dokter," saran Pak Rahmat."Saya tidak tahu lagi harus mengatakan apa kepada Bapak, tapi saya berjanji setelah saya sehat saya akan membalas semua yang telah Bapak lakukan kepada saya," ucap Kevin kemudian Pak Rahmat keluar dari kamar menyiapkan bekal untuk pulang ke rumah.Perjalanannya yang akan mereka tempuh hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit, tapi berjalan dengan Kevin yang sedang sakit bisa saja membutuhkan waktu yang lebih lama.Kevin berjalan dibantu oleh Pak Rahmat, satu jam kemudian mereka sampai di depan rumah yang sederhana tapi terlihat begitu nyaman, saat mereka sampai seorang wanita yang sudah seumuran Pak Rahmat menyambut mereka dengan tersenyum.Tapi senyumnya pudar ketika melihat luka yang ada di tubuh Kevin, dengan jalan yang pinc
"Lihat saja," perintah Semuel kemudian tangannya sibuk menari di atas keyboard laptop."Wah kamu hebat," puji Endrea dengan menatap ke arah layar laptop yang memperlihatkan semua data-data penting, dan setelah kepergian Endrea omsetnya sangat menurun."Ya sebagai atasan aku juga harus bisa bermain dengan laptop, kalo tidak kita bisa dibododi oleh rekan kerja," ucap Semuel kemudian memberikan laptopnya kepada Endrea.Endrea melihat layar laptop dengan sangat serius, tiba-tiba ponsel Semuel berdering Semuel berjalan menjauh dari Endrea."Halo ada apa Kek?" tanya Semuel ternyata yang menelepon adalah Kakek dari pihak ayahnya."Sampai berapa lama kamu akan bucin dengan wanita itu Sem, ayolah terima permintaan Kakek," ucap Kakek Semuel diseberang sana.Selama ini Semuel memang dijodohkan oleh Kakeknya dengan wanita yang Semuel tidak suka, Semuel mencebik."Sem tidak bucin Kek, Sem hanya membantunya saja," sanggah Se
"Bos kami mendapatkan titik terang tentang keberadaan istri anda," itu pesan yang dituliskan oleh seorang kepada Arya. Arya yang sedang menghabiskan malam bersama Amel, langsung melebarkan matanya ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh salah satu orang bayarannya. Ketika dirinya tidak lagi mencari dimana Endrea berada, justru Endrea sendiri yang menampakan keberadaannya. "Kirim alamatnya sekarang, nanti saya akan kesana," balas Arya tidak henti-hentinya Arya menatap layar ponselnya yang tidak menyala kembali. "Sayang, Liana ingin bertemu denganmu dan aku berharap kamu mau menemuinya sekarang," ucap Amel dengan menempelkan tubuhnya ke Arya. Arya memeluk pinggang Amel dan mencium pipinya kemudian menjawab "Untuk apa dia ingin menemuiku, sepertinya aku tidak punya waktu,". "Ayolah sayang sekali ini saja ya, dia juga bilang cuma mau ketemu lima menit aja sama kamu," ajak Amel dengan nada manja, tentu membua
"Hahaha bagaimana rencanaku berhasil kan?" tanya Liana dengan nada penuh kemenangan, Liana tidak menyadari bahaya apa yang sedang mengintainya di depan sana."Aku tidak akan mengira kamu akan senekad ini, hanya untuk menghabisi anak itu, apa kamu tidak taku ditangkap polisi?" tanya Amel dengan menggelengkan kepalanya, dirinya memang nekad orangnya tapi yang dilakukan oleh temannya ini sangay diluar nalar."Masalah ditangkap polisi atau tidak itu urusan belakang, yang penting sekarang aku sudah puas bisa menghabisi nyawa anak sialan itu," ujar Liana kemudian mengeluarkan satu bungkus batang nikotin dari dalam tasnya dan mulai menyulutnya satu persatu.Malam ini Liana dan Amel akan berpesta untuk merayakan keberhasilan yang dilakukan oleh Liana, mereka sungguh manusia yang sangat kejam padahal mereka sendiri seorang wanita.Sementara Arya malam ini dia habiskan dijalanan, dirinya tidak tahu mau kemana hanya menuruti kemana tangan dan kakin
Arya melihat ke arah jam yang berada di dinding, jam dua sekarang masih jam sepuluh masih ada waktu, kemudian Arya berkata "Baik," dan mematikan sambungan teleponnya."Tunggu aku disana sayang," gumam Arya.Sementara itu di rumah sakit tempat Endrea di rawat, Semuel sedang sibuk mengurus jadwal penerbangan untuk Kevin, meski tidak menghabiskan biasa yang sedikit Semuel lakukan semua itu untuk Endrea."Endrea, Kevin akan terbang besok pagi jam delapan," ujar Semuel, Endrea yang sedang bermain dilaptop Semuel langsung mengalihkan pandangannya."Aku akan menunggunya, terimakasih Semuel dengan semua yang kamu lakukan untukku," ucap Endrea dengan tulus."Tidak masalah, semua ini aku lakukan untuk kesembuhanmu," jawab Semuel kemudian menatap kembali layar ponselnya."Oh iya, satu jam lagi kamu harus kembali latihan jalan ya," perintah Semuel kepada Endrea."Kenapa kamu begitu perhatian kepadaku?" pertanyaan yang tidak masu
'Aku akan melakukan sesuatu untuk memancing Semuel,' batin Endrea ketika tiba-tiba ide cemerlang terlintas dipikirannya."Sem," panggil Endrea dengan nada menggoda dan menggoyangkan pinggulnya."Ada apa Endrea?" tanya Semuel yang bingung melihat tingkah Endrea.Endrea melebarkan kaki Semuel dan berjalan ke sela-sela paha Semuel, Semuel berusaha menahan agar senjatanya tidak bangun agar Endrea tidak curiga.."Dingin," ujar Endrea dengan memeluk erat tubuh Semuel.'Ya tuhan apa yang dilakukan gadis ini, kuatkanlah aku,' do'a Semuel dalam hati.Semuel membalas memeluk Endrea dan mengusap-usap punggungnya, Emdrea berpikir benar-benar jika Semuel belum normal menjadi lelaki seutuhnya, bagaimana bisa tubuh Semuel tidak bereaksi apapun.Endrea melepas pelukannya dan berkata "Sudah ya Sem latihannya, aku sudah dingin,".Semuel melihat ke bibir Endrea yang sudah membiru, mungkin karena terlalu lama di dalam air,
"Ini pasti ulah Arya," gumam Endrea tapi Semuel masih bisa mendengarnya dengan jelas."Apa En?" tanya Semuel."Apa aku boleh menemuinya sekarang Sem?" Endrea malah balik bertanya kepada Semuel."Tentu kamu bisa menemuinya, tapi tunggu saya mau menelepon orang yang menjaga disana apakah sudah bisa ditemui oleh orang," ucap Semuel kemudian berjalan menjauh dari Endrea."Halo... Apa Kevin sudah boleh dotemui oleh orang?" tanya Semuel ketika sambungan teleponnya sudah tersambung."Sudah Bos," jawab orang diseberang sana, Semuel langsung mematikan sambungan teleponnya dan berjalan kembali ke arah Endrea."Bagaimana?" tanya Endrea dan Semuel mengangguk memberitahu kalau Kevin sudah boleh untuk ditemui.Semuel mendorong kursi roda Endrea ke ruangan Kevin, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk keruangannya.Semuel membuka pintunya, dengan melihat keadaan Kevun yang seperti itu membuat Endrea berdiri dari kursi rodanya