Selama itu dirinya tidak sadarkan diri, dan Bapak ini dengan sabar menungguinya
"Karena Mas sudah sadar mungkin nanti bisa ikut denganku pulang ke rumah, agar luka Mas bisa diobati oleh dokter," saran Pak Rahmat.
"Saya tidak tahu lagi harus mengatakan apa kepada Bapak, tapi saya berjanji setelah saya sehat saya akan membalas semua yang telah Bapak lakukan kepada saya," ucap Kevin kemudian Pak Rahmat keluar dari kamar menyiapkan bekal untuk pulang ke rumah.
Perjalanannya yang akan mereka tempuh hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit, tapi berjalan dengan Kevin yang sedang sakit bisa saja membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kevin berjalan dibantu oleh Pak Rahmat, satu jam kemudian mereka sampai di depan rumah yang sederhana tapi terlihat begitu nyaman, saat mereka sampai seorang wanita yang sudah seumuran Pak Rahmat menyambut mereka dengan tersenyum.
Tapi senyumnya pudar ketika melihat luka yang ada di tubuh Kevin, dengan jalan yang pinc
"Lihat saja," perintah Semuel kemudian tangannya sibuk menari di atas keyboard laptop."Wah kamu hebat," puji Endrea dengan menatap ke arah layar laptop yang memperlihatkan semua data-data penting, dan setelah kepergian Endrea omsetnya sangat menurun."Ya sebagai atasan aku juga harus bisa bermain dengan laptop, kalo tidak kita bisa dibododi oleh rekan kerja," ucap Semuel kemudian memberikan laptopnya kepada Endrea.Endrea melihat layar laptop dengan sangat serius, tiba-tiba ponsel Semuel berdering Semuel berjalan menjauh dari Endrea."Halo ada apa Kek?" tanya Semuel ternyata yang menelepon adalah Kakek dari pihak ayahnya."Sampai berapa lama kamu akan bucin dengan wanita itu Sem, ayolah terima permintaan Kakek," ucap Kakek Semuel diseberang sana.Selama ini Semuel memang dijodohkan oleh Kakeknya dengan wanita yang Semuel tidak suka, Semuel mencebik."Sem tidak bucin Kek, Sem hanya membantunya saja," sanggah Se
"Bos kami mendapatkan titik terang tentang keberadaan istri anda," itu pesan yang dituliskan oleh seorang kepada Arya. Arya yang sedang menghabiskan malam bersama Amel, langsung melebarkan matanya ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh salah satu orang bayarannya. Ketika dirinya tidak lagi mencari dimana Endrea berada, justru Endrea sendiri yang menampakan keberadaannya. "Kirim alamatnya sekarang, nanti saya akan kesana," balas Arya tidak henti-hentinya Arya menatap layar ponselnya yang tidak menyala kembali. "Sayang, Liana ingin bertemu denganmu dan aku berharap kamu mau menemuinya sekarang," ucap Amel dengan menempelkan tubuhnya ke Arya. Arya memeluk pinggang Amel dan mencium pipinya kemudian menjawab "Untuk apa dia ingin menemuiku, sepertinya aku tidak punya waktu,". "Ayolah sayang sekali ini saja ya, dia juga bilang cuma mau ketemu lima menit aja sama kamu," ajak Amel dengan nada manja, tentu membua
"Hahaha bagaimana rencanaku berhasil kan?" tanya Liana dengan nada penuh kemenangan, Liana tidak menyadari bahaya apa yang sedang mengintainya di depan sana."Aku tidak akan mengira kamu akan senekad ini, hanya untuk menghabisi anak itu, apa kamu tidak taku ditangkap polisi?" tanya Amel dengan menggelengkan kepalanya, dirinya memang nekad orangnya tapi yang dilakukan oleh temannya ini sangay diluar nalar."Masalah ditangkap polisi atau tidak itu urusan belakang, yang penting sekarang aku sudah puas bisa menghabisi nyawa anak sialan itu," ujar Liana kemudian mengeluarkan satu bungkus batang nikotin dari dalam tasnya dan mulai menyulutnya satu persatu.Malam ini Liana dan Amel akan berpesta untuk merayakan keberhasilan yang dilakukan oleh Liana, mereka sungguh manusia yang sangat kejam padahal mereka sendiri seorang wanita.Sementara Arya malam ini dia habiskan dijalanan, dirinya tidak tahu mau kemana hanya menuruti kemana tangan dan kakin
Arya melihat ke arah jam yang berada di dinding, jam dua sekarang masih jam sepuluh masih ada waktu, kemudian Arya berkata "Baik," dan mematikan sambungan teleponnya."Tunggu aku disana sayang," gumam Arya.Sementara itu di rumah sakit tempat Endrea di rawat, Semuel sedang sibuk mengurus jadwal penerbangan untuk Kevin, meski tidak menghabiskan biasa yang sedikit Semuel lakukan semua itu untuk Endrea."Endrea, Kevin akan terbang besok pagi jam delapan," ujar Semuel, Endrea yang sedang bermain dilaptop Semuel langsung mengalihkan pandangannya."Aku akan menunggunya, terimakasih Semuel dengan semua yang kamu lakukan untukku," ucap Endrea dengan tulus."Tidak masalah, semua ini aku lakukan untuk kesembuhanmu," jawab Semuel kemudian menatap kembali layar ponselnya."Oh iya, satu jam lagi kamu harus kembali latihan jalan ya," perintah Semuel kepada Endrea."Kenapa kamu begitu perhatian kepadaku?" pertanyaan yang tidak masu
'Aku akan melakukan sesuatu untuk memancing Semuel,' batin Endrea ketika tiba-tiba ide cemerlang terlintas dipikirannya."Sem," panggil Endrea dengan nada menggoda dan menggoyangkan pinggulnya."Ada apa Endrea?" tanya Semuel yang bingung melihat tingkah Endrea.Endrea melebarkan kaki Semuel dan berjalan ke sela-sela paha Semuel, Semuel berusaha menahan agar senjatanya tidak bangun agar Endrea tidak curiga.."Dingin," ujar Endrea dengan memeluk erat tubuh Semuel.'Ya tuhan apa yang dilakukan gadis ini, kuatkanlah aku,' do'a Semuel dalam hati.Semuel membalas memeluk Endrea dan mengusap-usap punggungnya, Emdrea berpikir benar-benar jika Semuel belum normal menjadi lelaki seutuhnya, bagaimana bisa tubuh Semuel tidak bereaksi apapun.Endrea melepas pelukannya dan berkata "Sudah ya Sem latihannya, aku sudah dingin,".Semuel melihat ke bibir Endrea yang sudah membiru, mungkin karena terlalu lama di dalam air,
"Ini pasti ulah Arya," gumam Endrea tapi Semuel masih bisa mendengarnya dengan jelas."Apa En?" tanya Semuel."Apa aku boleh menemuinya sekarang Sem?" Endrea malah balik bertanya kepada Semuel."Tentu kamu bisa menemuinya, tapi tunggu saya mau menelepon orang yang menjaga disana apakah sudah bisa ditemui oleh orang," ucap Semuel kemudian berjalan menjauh dari Endrea."Halo... Apa Kevin sudah boleh dotemui oleh orang?" tanya Semuel ketika sambungan teleponnya sudah tersambung."Sudah Bos," jawab orang diseberang sana, Semuel langsung mematikan sambungan teleponnya dan berjalan kembali ke arah Endrea."Bagaimana?" tanya Endrea dan Semuel mengangguk memberitahu kalau Kevin sudah boleh untuk ditemui.Semuel mendorong kursi roda Endrea ke ruangan Kevin, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk keruangannya.Semuel membuka pintunya, dengan melihat keadaan Kevun yang seperti itu membuat Endrea berdiri dari kursi rodanya
'Baiklah wanita baik, aku akan membantumu mrngembalikan Semuel menjadi pria seperti yang lainnya,' batin Endrea kemudian tangannya memegang tangan Semuel yang berada dipundaknya, kemudian mengusap-usap lembut tangan Semuel.Hal kecil yang dilakukan oleh Endrea langsung membuat kejantanan Semuel berdiri, Semuel menghela nafas dan berusaha menikmati setiap sentuhan yang dilakukan oleh Endrea."Ah iya Aku lupa aku harus bertemu dengan Intan, aku pergi dulu," pamit Semuel dan langsung menarik tangannya dari sentuhan maut Endrea, Endrea yang melihat Semuel kelusr dari ruanganya dan seperti ketakutan dengan tingkahnya hanya bisa menahan tawanya.Endrea berjalan perlahan ke arah brangkar, dimeja samping brangkar ada buah pir yang sudah dipotong, Endrea mengambil satu potong dan memakannya.Setelah itu Endrea menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel agar tifak bosan, sesekali Endrea akan mencari tahu informasi tentang suaminya.Tapi tidak ada
"Kalau mau kita bisa satu cangkir berdua," ujar Semuel dengan menaik turunkan alisnya menggoda Endrea, Endrea melebarkan matanya bukannya dengan seperti itu mereka berciuman secara tidak langsung."Tidak lebih baik aku bikin sendiri," ketus Endrea kemudian berusaha turun dari brangkarnya."Oke kamu duduk disitu akan aku buatkan," ujar Semuel membuat Endrea tersenyum dan tidak jadi turun dari berangkarnya."Silahkan tuan putri," ucap Semuel dengan meletakkan satu cangkit teh hangat dimeja samping Endrea."Terimakasih," ucap Endrea.Saat mereka sedang menikmati teh seorang perawat masuk ke ruangan Endrea, perawat itu mengantarkan sarapan untuk Endrea."Sarapan dulu, nanti belajar jalan lagi ya, aku ada keperluan mendadak dengan Kakek nanti siang aku akan kesini," pamit Semuel kemudian meninggalkan Endrea.Setelah mandi Endrea berlatih berjalan di dalam ruangan, hari ini kakinya sudah semakin membaik dan sudah bis