"Jadi selama ini kamu bersembunyi disini, sekarang katakan dimana kamu sembunyikan istriku," Kevin melihat ke arah suara dan matanya langsung melotot.
Kevin tidak dapat berbicara karena seutas tali mengikat mulutnya, dengan kasar Arya membuka pengikat pada mulut Kevin.
"Aahhh," rintih Kevin ketika merasakan tarikan kasar dikepalanya, hati Kevin ini berkata bukan hal yang baik dengan kedatangan Pamannya kesini.
"Ada apa Paman?" tanya Kevin kemudian menatap mata Arya.
"Dimana istriku, aku yakin kamu yang menyembunyikan istriku selama ini, ayo katakan!" perintah Arya dengan nada mengancam.
"Tapi Paman, aku tidak tahu kalau sebenarnya istri Paman tidak ada, dan aku tidak pernah bertemu lagi ketika kalian sudah menikah," ucap Kevin jujur.
"Bohong!" teriak Arya dan langsung berjalan mendekat ke arah Kevin.
Bug... Bug... Bug...
Arya memukulkan batang kayu yang sudah disiapkan oleh orang bayarannya, KeSelama itu dirinya tidak sadarkan diri, dan Bapak ini dengan sabar menungguinya"Karena Mas sudah sadar mungkin nanti bisa ikut denganku pulang ke rumah, agar luka Mas bisa diobati oleh dokter," saran Pak Rahmat."Saya tidak tahu lagi harus mengatakan apa kepada Bapak, tapi saya berjanji setelah saya sehat saya akan membalas semua yang telah Bapak lakukan kepada saya," ucap Kevin kemudian Pak Rahmat keluar dari kamar menyiapkan bekal untuk pulang ke rumah.Perjalanannya yang akan mereka tempuh hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit, tapi berjalan dengan Kevin yang sedang sakit bisa saja membutuhkan waktu yang lebih lama.Kevin berjalan dibantu oleh Pak Rahmat, satu jam kemudian mereka sampai di depan rumah yang sederhana tapi terlihat begitu nyaman, saat mereka sampai seorang wanita yang sudah seumuran Pak Rahmat menyambut mereka dengan tersenyum.Tapi senyumnya pudar ketika melihat luka yang ada di tubuh Kevin, dengan jalan yang pinc
"Lihat saja," perintah Semuel kemudian tangannya sibuk menari di atas keyboard laptop."Wah kamu hebat," puji Endrea dengan menatap ke arah layar laptop yang memperlihatkan semua data-data penting, dan setelah kepergian Endrea omsetnya sangat menurun."Ya sebagai atasan aku juga harus bisa bermain dengan laptop, kalo tidak kita bisa dibododi oleh rekan kerja," ucap Semuel kemudian memberikan laptopnya kepada Endrea.Endrea melihat layar laptop dengan sangat serius, tiba-tiba ponsel Semuel berdering Semuel berjalan menjauh dari Endrea."Halo ada apa Kek?" tanya Semuel ternyata yang menelepon adalah Kakek dari pihak ayahnya."Sampai berapa lama kamu akan bucin dengan wanita itu Sem, ayolah terima permintaan Kakek," ucap Kakek Semuel diseberang sana.Selama ini Semuel memang dijodohkan oleh Kakeknya dengan wanita yang Semuel tidak suka, Semuel mencebik."Sem tidak bucin Kek, Sem hanya membantunya saja," sanggah Se
"Bos kami mendapatkan titik terang tentang keberadaan istri anda," itu pesan yang dituliskan oleh seorang kepada Arya. Arya yang sedang menghabiskan malam bersama Amel, langsung melebarkan matanya ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh salah satu orang bayarannya. Ketika dirinya tidak lagi mencari dimana Endrea berada, justru Endrea sendiri yang menampakan keberadaannya. "Kirim alamatnya sekarang, nanti saya akan kesana," balas Arya tidak henti-hentinya Arya menatap layar ponselnya yang tidak menyala kembali. "Sayang, Liana ingin bertemu denganmu dan aku berharap kamu mau menemuinya sekarang," ucap Amel dengan menempelkan tubuhnya ke Arya. Arya memeluk pinggang Amel dan mencium pipinya kemudian menjawab "Untuk apa dia ingin menemuiku, sepertinya aku tidak punya waktu,". "Ayolah sayang sekali ini saja ya, dia juga bilang cuma mau ketemu lima menit aja sama kamu," ajak Amel dengan nada manja, tentu membua
"Hahaha bagaimana rencanaku berhasil kan?" tanya Liana dengan nada penuh kemenangan, Liana tidak menyadari bahaya apa yang sedang mengintainya di depan sana."Aku tidak akan mengira kamu akan senekad ini, hanya untuk menghabisi anak itu, apa kamu tidak taku ditangkap polisi?" tanya Amel dengan menggelengkan kepalanya, dirinya memang nekad orangnya tapi yang dilakukan oleh temannya ini sangay diluar nalar."Masalah ditangkap polisi atau tidak itu urusan belakang, yang penting sekarang aku sudah puas bisa menghabisi nyawa anak sialan itu," ujar Liana kemudian mengeluarkan satu bungkus batang nikotin dari dalam tasnya dan mulai menyulutnya satu persatu.Malam ini Liana dan Amel akan berpesta untuk merayakan keberhasilan yang dilakukan oleh Liana, mereka sungguh manusia yang sangat kejam padahal mereka sendiri seorang wanita.Sementara Arya malam ini dia habiskan dijalanan, dirinya tidak tahu mau kemana hanya menuruti kemana tangan dan kakin
Arya melihat ke arah jam yang berada di dinding, jam dua sekarang masih jam sepuluh masih ada waktu, kemudian Arya berkata "Baik," dan mematikan sambungan teleponnya."Tunggu aku disana sayang," gumam Arya.Sementara itu di rumah sakit tempat Endrea di rawat, Semuel sedang sibuk mengurus jadwal penerbangan untuk Kevin, meski tidak menghabiskan biasa yang sedikit Semuel lakukan semua itu untuk Endrea."Endrea, Kevin akan terbang besok pagi jam delapan," ujar Semuel, Endrea yang sedang bermain dilaptop Semuel langsung mengalihkan pandangannya."Aku akan menunggunya, terimakasih Semuel dengan semua yang kamu lakukan untukku," ucap Endrea dengan tulus."Tidak masalah, semua ini aku lakukan untuk kesembuhanmu," jawab Semuel kemudian menatap kembali layar ponselnya."Oh iya, satu jam lagi kamu harus kembali latihan jalan ya," perintah Semuel kepada Endrea."Kenapa kamu begitu perhatian kepadaku?" pertanyaan yang tidak masu
'Aku akan melakukan sesuatu untuk memancing Semuel,' batin Endrea ketika tiba-tiba ide cemerlang terlintas dipikirannya."Sem," panggil Endrea dengan nada menggoda dan menggoyangkan pinggulnya."Ada apa Endrea?" tanya Semuel yang bingung melihat tingkah Endrea.Endrea melebarkan kaki Semuel dan berjalan ke sela-sela paha Semuel, Semuel berusaha menahan agar senjatanya tidak bangun agar Endrea tidak curiga.."Dingin," ujar Endrea dengan memeluk erat tubuh Semuel.'Ya tuhan apa yang dilakukan gadis ini, kuatkanlah aku,' do'a Semuel dalam hati.Semuel membalas memeluk Endrea dan mengusap-usap punggungnya, Emdrea berpikir benar-benar jika Semuel belum normal menjadi lelaki seutuhnya, bagaimana bisa tubuh Semuel tidak bereaksi apapun.Endrea melepas pelukannya dan berkata "Sudah ya Sem latihannya, aku sudah dingin,".Semuel melihat ke bibir Endrea yang sudah membiru, mungkin karena terlalu lama di dalam air,
"Ini pasti ulah Arya," gumam Endrea tapi Semuel masih bisa mendengarnya dengan jelas."Apa En?" tanya Semuel."Apa aku boleh menemuinya sekarang Sem?" Endrea malah balik bertanya kepada Semuel."Tentu kamu bisa menemuinya, tapi tunggu saya mau menelepon orang yang menjaga disana apakah sudah bisa ditemui oleh orang," ucap Semuel kemudian berjalan menjauh dari Endrea."Halo... Apa Kevin sudah boleh dotemui oleh orang?" tanya Semuel ketika sambungan teleponnya sudah tersambung."Sudah Bos," jawab orang diseberang sana, Semuel langsung mematikan sambungan teleponnya dan berjalan kembali ke arah Endrea."Bagaimana?" tanya Endrea dan Semuel mengangguk memberitahu kalau Kevin sudah boleh untuk ditemui.Semuel mendorong kursi roda Endrea ke ruangan Kevin, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk keruangannya.Semuel membuka pintunya, dengan melihat keadaan Kevun yang seperti itu membuat Endrea berdiri dari kursi rodanya
'Baiklah wanita baik, aku akan membantumu mrngembalikan Semuel menjadi pria seperti yang lainnya,' batin Endrea kemudian tangannya memegang tangan Semuel yang berada dipundaknya, kemudian mengusap-usap lembut tangan Semuel.Hal kecil yang dilakukan oleh Endrea langsung membuat kejantanan Semuel berdiri, Semuel menghela nafas dan berusaha menikmati setiap sentuhan yang dilakukan oleh Endrea."Ah iya Aku lupa aku harus bertemu dengan Intan, aku pergi dulu," pamit Semuel dan langsung menarik tangannya dari sentuhan maut Endrea, Endrea yang melihat Semuel kelusr dari ruanganya dan seperti ketakutan dengan tingkahnya hanya bisa menahan tawanya.Endrea berjalan perlahan ke arah brangkar, dimeja samping brangkar ada buah pir yang sudah dipotong, Endrea mengambil satu potong dan memakannya.Setelah itu Endrea menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel agar tifak bosan, sesekali Endrea akan mencari tahu informasi tentang suaminya.Tapi tidak ada
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap