'Baiklah wanita baik, aku akan membantumu mrngembalikan Semuel menjadi pria seperti yang lainnya,' batin Endrea kemudian tangannya memegang tangan Semuel yang berada dipundaknya, kemudian mengusap-usap lembut tangan Semuel.
Hal kecil yang dilakukan oleh Endrea langsung membuat kejantanan Semuel berdiri, Semuel menghela nafas dan berusaha menikmati setiap sentuhan yang dilakukan oleh Endrea.
"Ah iya Aku lupa aku harus bertemu dengan Intan, aku pergi dulu," pamit Semuel dan langsung menarik tangannya dari sentuhan maut Endrea, Endrea yang melihat Semuel kelusr dari ruanganya dan seperti ketakutan dengan tingkahnya hanya bisa menahan tawanya.
Endrea berjalan perlahan ke arah brangkar, dimeja samping brangkar ada buah pir yang sudah dipotong, Endrea mengambil satu potong dan memakannya.
Setelah itu Endrea menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel agar tifak bosan, sesekali Endrea akan mencari tahu informasi tentang suaminya.
Tapi tidak ada
"Kalau mau kita bisa satu cangkir berdua," ujar Semuel dengan menaik turunkan alisnya menggoda Endrea, Endrea melebarkan matanya bukannya dengan seperti itu mereka berciuman secara tidak langsung."Tidak lebih baik aku bikin sendiri," ketus Endrea kemudian berusaha turun dari brangkarnya."Oke kamu duduk disitu akan aku buatkan," ujar Semuel membuat Endrea tersenyum dan tidak jadi turun dari berangkarnya."Silahkan tuan putri," ucap Semuel dengan meletakkan satu cangkit teh hangat dimeja samping Endrea."Terimakasih," ucap Endrea.Saat mereka sedang menikmati teh seorang perawat masuk ke ruangan Endrea, perawat itu mengantarkan sarapan untuk Endrea."Sarapan dulu, nanti belajar jalan lagi ya, aku ada keperluan mendadak dengan Kakek nanti siang aku akan kesini," pamit Semuel kemudian meninggalkan Endrea.Setelah mandi Endrea berlatih berjalan di dalam ruangan, hari ini kakinya sudah semakin membaik dan sudah bis
Arya yang mendengar kata-kata istrinya hanya bisa menunduk, setelah cukup lama terdiam Arya mengangkat kepalanya dan ingin memgeluarkan kata-kata tapi terhenti saat mendengar Suara."Tolong hargai keputusannya, untuk kali ini saja tubuhnya belum terlalu pulih," pinta Semuel dengan nada memohon ke arah Arya agar Arya mau mengerti kondisi Endrea saat ini.Arya menganggukan kepalanya dengan cepat kemudian berkata "Baik... Baik aku akan menunggumu sampai kapanpun dan aku berjanji ini terakhir kalinya aku datang kesini, melihatmu saja sudah lebih dari cukup untukku,".Setelah berkata seperti itu Arya langsung keluar dari ruangan Endrea, dan menelepon orang bayarannya untuk menyiapkan tiket kembali ke indonesia, setelah menemui Endrea dal keadaan sehat Arya berjanji akan memperbaiki semuanya untuk Endrea.Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan sudah dua bulan lebih sejak kedatangan Arya menemui Endrea, Arya benar-benar menepati janjinya.
Terlihat menyedihkan berjalan sendiri ditengah kegelapan tanpa ada canda maupun tawa seperti orang-orang, Endrea menghela nafas dan tidak menyadari dari tadi ada sepasang mata yang selalu mengintainya dari jauh.Dia adalah Semuel siang tadi Semuel sudah berjanji dengan Kakeknya untuk mengawal Endrea pulang ke indonesia, tentu tanpa sepengetahuan Endrea meski Endrea sudah bersama Kevin tapi Semuel belum tenang."Kek," panggil Semuel siang tadi ketika mereka sedang makan siang bersama."Ada apa?" tanya Kakek Semuel dengan nada ketus."Semuel akan menikahi Intan bulan ini, tapi Semuel apa satu permintaan lagi," pinta Semuel kepada Kakeknya.Kakek Semuel memandang tidak percaya ke arah cucunya, benarkah cucunya akan menikahi cucu temannya."Apapun yang kamu minta akan Kakek berikan, asal jangan meminta istri dua," ujar Kakek Semuel sedikit bercanda, dirinya senang Semuel akan menikahi Intan tentu semata-mata demi bisnis.
Seketika Endrea berhenti tertawa saat melihat seperti ada bayangan dibawah lampu jalan yang tamaram, Endrea melihat kembali dan bayangan itu sudah tidak ada."Ah mungkin hanya perasaanku saja," gumam Endrea dengan cepat Endrea masuk ke kamarnya dan langsung mengunci pintu.Endrea bermain ponsel untuk menyibukkan dirinya, Endrea tidak lagi mencari berita tentang Arya karena itu akan membuat dirinya sakit hati.Ting...Ponsel Endrea berbunyi ada satu pesan masuk dari nomor baru, Endrea langsung membuka pesannya.'Selamat malam istriku yang cantik, jadi kapan akan pulang ke indonesia?' isi pesan itu, Endrea ingin muntah membaca pesannya.Endrea mengetik satu kata dan langsung mengirimnya 'Lusa,' balas Endrea, Endrea ingin memberikan kejutan untuk Arya dengan berkata akan pulang lusa padahal dirinya akan pulang besok siang dari sini.Ting...Arya kembali membalasnya 'Baiklah sayang akan aku tunggu, a
Pagi ini Endrea terbangun jam lima pagi Endrea langsung berjalan ke arah dapur dan membuat sarapan sederhana untuknya dan Kevin, untungnya Endrea sudah memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengisi semua barang-barang saat dirinya akan pulang, benar saja semua sudah tersedia disana.Endrea membuka lemari dan mengambil dua saset kopi susu, lalu menuangkan ke cangkir dan menyeduhnya dengan air panas, setelah semuanya siap Endrea berjalan ke kamar yang ditempati Kevin.Tok... Tok... Tok..."Kevin sarapan yuk," aja Endrea dengan berteriak di depan pintu kamar Kevin.Kevin membuka pintunya dari matanya Kevin terlihat masih sangat mengantuk, tapi aroma kopi yang memenuhi ruangan itu langsung membuat mata Kevin lebih segar."Sudah siang kamu masih ngantuk saja," gerutu Endrea dengan berjalan ke arah meja makan."Hehe maaf Bi, semalam aku tidak bisa tidur," ujar Kevin dengan menggaruk kepalanya yang tidak g
Kevin mengendarai mobilnya dengan perlahan ke perusahaan milik keluarga kim, tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai banyak orang yang melihat ke arah mobil Endrea yang berhenti tepat dipintu masuk gedung, tempat itu adalah yang disiapkan untuk para pemimpin.Yang mereka tahu semua pemimpin sudah datang, lalu mobil siapa seorang security memghampiri mobil Endrea dan mengetuk pintu mobil bagian samping kemudi."Selamat pagi Pak, bisa buka kaca mobilnya," ucap security itu dengan ramah."Buka saja kaca yang ini," perintah Endrea dengan memerintahkan Kevin untuk membuka kaca mobil yang ada disampingnya."Selamat pagi Pak," sapa Endrea security itu langsung menatap ke arah Endrea.Endrea berbicara dengan security itu dan security bernama Pak Didi itu mengangguk memgerti dan membukakan pintu mobil Endrea.Endrea turun dari mobil semua mata tertuju ke arahnya, saat Endrea masuk ke dalam gedung perusahaan o
"Ayo ikut Aku," ajak Arya dengan membawa Endrea ke dalam pelukannya dan keluar dari gedung perusahaan, Kevin dan Semuel yang melihat itu langsung mengikuti dari jarak jauh.Arya mengajak Endrea masuk ke dalam mobil, setelah itu Arya membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju ke apartemennya."Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sudah diindonesia, sekarang kamu tinggal dimana?" tanya Arya saat mereka masih berada di dalam lift."Aku tidak bilang karena ingin memberi kejutan kepadamu," jawab Endrea kemudian memalingkan wajahnya ke arah luar.Dirinya ingin memberikan kejutan malah dirinya yang dikasih kejutab dengan melihat Arya berjalan bersama dengan Amel, apalagi menghadiri acara penting.Setelah sampai Arya memarkirkan mobilnya dengan asal dan langsung membawa Endrea masuk ke dalam lift, tidak jauh dari Endrea berjalan tentu ada Kevin yang mengikutinya.Kevin merasa ada yang mengikutinya tapi Kevin berusaha untuk mengabaikanny
"Aku tidak bisa seperti ini terus Kevin, Aku ingin menyerah, Aku mau ikut anakku saja," teriak Endrea kemudian melepaskan pelukan Kevin dan kembali berlari."Kalau kamu mati sekarang, semuanya akan sia-sia perjuanganmu saat kamu sembuh dan yang sudah Semuel siapkan untukmu, setidaknya kamu jangan egois tapi pikirkan orang-orang yang sayang padamu!" teriak Kevin menghentikkan langkah Endrea."Tapi aku tidak tahu harus bagamana?" gumam Endrea, Kevin berlari dan mendekat ke arah Endrea.Kevin membawa Endrea masuk ke salah satu kafe dan memesan minuman dingin untuknya dan juga Endrea, mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing sampai seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka."Minum dulu biar bisa berpikir kebih jernih lagi," perintah Kevin dengan menyodorkan gelas berisi jus jeruk kepada Endrea."Terimakasih," jawab Endrea kemudian mulai meneguk minumannya sampai tinggal setengah, Endrea merasa lebih tenang setelah minum.