"Aku mau kamu tinggalkan Amel, dan kembali kepadaku seperti dulu," ujar Endrea membuat Arya tediam, ini adalah pilihan sulit untuknya.
Endrea melihat Arya yang hanya terdiam, Endrea yakin Arya lebih memilih Amel daripada dirinya, untuk saat ini tidak masalah bagi Endrea, karena dirinya sedang hamil dan tidak akan membuat dirinya banyak pikiran.
Tetapi jawaban Arya semakin membuat hati Endrea berbunga-bunga, awalnya Endrea tidak percaya dengan apa yang Arya katakan.
"Baik Aku akan meninggalkan Amel selamanya, ini semua untuk kamu dand anak kita," jawab Arya kemudian mulai mecium bibir Endrea dengan penuh kasih sayang.
"Kita pulang sekarang?" tanya Endrea dengan menatap ke arah Arya penuh harap.
"Aku mau menebus obat terlebih dahulu kamu disini sama Delina dulu ya, sepuluh menit lagi aku akan kembali," pamit Arya kemudian keluar dari ruangan Endrea dan berjalan ke arah kasir untuk menebus obat dan vitamin.
Endrea
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di salah satu rumah sakit jiwa seorang wanita muda, sedang berteriak histeris memaki-maki Endrea tiada henti."Awas saja kamu Endrea, ini semua karena kamu hahahaha kamu akan mati," itulah gumaman tidak jelas yang selalu diucapkan oleh Nina.Setelah mengetahui bahwa Endrea menemukan surat yang asli membuat Nina tidak rela, di tambah lagi dirinya ditinggalkan oleh pacarnya ketika mereka akan melakukan pernikahan.Masalah yang terus hadir membuat Nina tidak kuat dengan itu semua dan itu mulai menyerang akal warasnya, sehingga dengan terpaksa Liana membawa putri satu-satunya ke rumah sakit jiwa karena dirinya sudah tidak tahan dengan teriakan Nina.Liana yang sedang menjenguk anaknya itu langsung mengepalkan tangannya, Liana merasa Endrea pembawa masalah dalam hidupnya, di tambah lagi sekarang Endrea menikah dengan Arya.Keluarga Liana hancur Nina gangguan jiwa sedangkan Jack suaminya dipe
"Belum juga dicoba kamu sudah nyerah di depan," gumam Liana."Ya mungkin kita bisa mencobanya," ujar Amel kemudian berjalan keluar dari dalam klub karena hari juga sudah malam.Liana pulang dengan taksi online, kepalanya tarasa berat mungkin karena terlalu banyak minum dan dirinya juga banyak pikiran, bagaimana caranya untuk menghancurkan Endrea dan mengeluarkan suaminya dari dalam penjara.Sementara itu di apartemen Arya hidupnya semakin berwarna, ditambah lagi dengan usia kandungan Endrea yang semakin hari semakin membesar.Hari ini mereka akan mengadakan acara tujuh bulanan mereka juga mengundang banyak orang untuk ikut mendo'akan agar kandungan Endrea sehat sampai melahirkan."Sayang ini sudah cukup segini?" tanya Arya yang sedang menata kue ke dalam piring, Endrea yang sedang melihat kesana kemari menatap ke arah piring yang ada di depan suaminya."Iya sudah cukup Mas," jawab Endrea, kemudian Arya mengambil
"Sepertinya mereka semua sudah berangkat, pasangan suami istri ada di mobil pajero warna putih, dan suaminya sendiri yang membawa mobilnya, ada juga model yang ikut di dalamnya," ucap seorang di dalam telepon, Liana tersenyum bahagia dia dapst pastikan rencananya kali ini tidak akan gagal."Kerja yang bagus, kirim rekeningmu nanti saya transfer," perintah Liana diseberang sana kemudian mematikan sambungan teleponnya.Dua jam kemudian mobil yang dikendarai Arya baru sampai begitu juga dengan rombongannya mereka istirahat dengan menungguh para model dimake up."Kamu disini saja ya, aku mau pemotretan," ujar Arya kepada Endrea.Endrea yang sedang melihat sekeliling mengangguk menuruti perintah suaminya, meski dinamakan kota tua tapi kota ini sangat bersih dan gedung-gedungnya juga dirawat.Ada orang yang berlalu lalang disana dan mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, satu jam lebih Endrea terdiam duduk disana dengan mempe
"Ya tuhan dimana kamu, Endrea," gumam Arya dengan nada frustasi.Arya berlari dengan panik masuk ke dalam gedung lagi dan memerintahkan semua orang untuk mencari keberadaan Endrea, semua orang langsung berhamburan keluar gedung dan mereka berpencar.Sudah jam tujuh malam tapi Endrea belum juga ditemukan, Arya memutuskan untuk mencari hotel terdekat dan lanjut mencari Endrea besok.Sedangkan yang lain memutuskan untuk pulang, karena besok mereka harus bekerja ke kantor, Arya menelepon semua pengawalnya dan memerintahkan untuk datang ke kota tua termasuk Delina."Ini salah lo juga Arya, kenapa ngga bawa Delina," racau Arya menyalahkan dirinya sendiri dengan hilangnya Endrea, ditambah sekarang Endrea sedang mengandung anaknya.'Dimana kamu sayang, ayolah pulang jangan bikin Mas panik," batin Arya tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.Di dalam mobil alphard pria itu menjalankan mobilnya dengan panik, saat memega
Deg...'Endrea, jadi wanita tadi Endrea bagaimana bisa dirinya tidak menyadari bahwa tadi itu Endrea, lalu bagaimana caranya aku memberitahu ini semua kepadanya nanti,' batin Semuel kemudian mengusap kepalanya dengan kasar."Pak Sem, bagaimana dengan jasad anak anda?" tanya Dokter Dion.Sedangkan polisi yang tadi hanya melihat ke arah Dokter Dion dan Semuel secara bergantian, polisi itu merasa bingung dengan Semuel tadi dia bilang tidak kenal dengan korba saat dirinya menanyakan korban, tapi sekarang dia menjawab bahwa dia suami korban."Saya akan mengurusnya nanti," jawab Semuel."Sama satu lagi Pak, apa boleh saya membawa Endrea ke rumah sakit diluar negeri?" tanya Semuel."Tentu bisa jika itu yang anda inginkan, diluar justru cara pengobatannya bagus saya akan mengurusnya disini," jelas Dokter Dion.Bukan masalah pengobatan yang Semuel ragukan, tapi Semuel takut Arya akan menemukan Endrea, entah mengapa Semuel
"Dia bukan anak sialan, dia Endrea istriku yang sedang mengandung anakku, Prangg...." Arya melemparkan gelas berisi kopi ke arah Amel."Aduh...." rintih Amel ketika gelas itu mengenai lengan bagian kirinya, dan kopi yang ada di dalamnya tumpah membuat baju yang Amel pakai kotor.Amel berlari ke kamar mandi dan mencuci sebagian bajunya yang kotor, tentu mulutnya tidak berhenti terua saja mengumpat Endrea dengan kesialan yang menimpannya, untungnya tangannya tidak luka."Lebih baik sekarang kamu pulang, sebelum aku membunuhmu," perintah Arya dengan emosi ketika melihat Amel keluar dari kamar mandi."Iya sayang aku akan pulang sekarang, tapi besok aku akan datang lagi kesini," Amel berkata dengan berjalan mendekat ke arah Arya, kemudian menepuk pelan pundak Arya.Amel berjalan keluar dari apartemen Arya dengan wajah yang memerah karena marah, dirinya marah bagaimana bisa Arya mengabaikan kehadirannya disana, biasanya Arya akan
"Bapak tinggal menjelaskan dengan perlahan kepada pasien, tentu kami mengharapkan Bapak memberitahukannya dengan cara yang halus, agar tubuh pasien tidak kembali drop," ucap suster itu kemudian tersenyum ramah."Oke, berapa lama dia tertidur?" tanya Semuel dengan menunjuk ke arah Endrea."Paling lama satu jam Pak, kalau gitu saya permisi," pemit suster itu lalu meninggalkan Semuel dan Endrea.Semuel selalu memikirkan dalam waktu satu jam nanti apa yang harus dirinya katakan terlebih dahulu kepada Endrea, apa menunggu Endrea tanya saja pikir Semuel.'Ahh itu bukan laki-laki namanya, terus aku harus bicara apa nanti,' gumam Semuel, saat ini Semuel benar-benar tengah kebingungan.Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sudah satu jam berlalu, Endrea mulai mengerjapkan matanya Semuel beberapa kali menghela nafas panjang bersiap untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Hay bagaimana keadaanmu?" tanya Semuel kepada
"Sem...." suara Endrea sedikit meninggi, melihat Semuel diam saja dan duduknya tidak bisa tenang."Emm... Iya Endrea, sebenarnya waktu itu kamu kehilangan banyak darah dan... dan anakmu tidak bisa diselamatkan," jelas Semuel kemudian memalingkan wajahnya tidak berani menatap ke arah Endrea.Endrea terdiam mematung mendengar ucapan Semuel, jadi anakku sudah tidak ada, ini salahku seandainya waktu itu aku menyeberang jalannya lebih hati-hati, pasti semua ini tidak akan terjadi pikir Endrea, air matanya meleleh tanpa dapat Endrea tahan.Semuel yang melihat Endrea terdiam langsung menatap ke arah Endrea, dan betapa terkejutnya saat melihat Endrea sedang menangis sesegukan dibrangkar.Semuel mendekat ke arah Endrea dan langsung memeluk tubuh rapuh itu, Semuel mengusap-usap rambut Endrea berusaha agar Endrea bisa menerima semua ini."Yang sabar ya aku tahu Endrea kuat, kamu pasti bisa melewati ini," gumam Semuel.Endrea menga