Semua Bab PEWARIS TERSEMBUNYI : Bab 91 - Bab 100
176 Bab
Part 91. Aku menyerah
"Ayo ikut Aku," ajak Arya dengan membawa Endrea ke dalam pelukannya dan keluar dari gedung perusahaan, Kevin dan Semuel yang melihat itu langsung mengikuti dari jarak jauh.Arya mengajak Endrea masuk ke dalam mobil, setelah itu Arya membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju ke apartemennya."Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sudah diindonesia, sekarang kamu tinggal dimana?" tanya Arya saat mereka masih berada di dalam lift. "Aku tidak bilang karena ingin memberi kejutan kepadamu," jawab Endrea kemudian memalingkan wajahnya ke arah luar.Dirinya ingin memberikan kejutan malah dirinya yang dikasih kejutab dengan melihat Arya berjalan bersama dengan Amel, apalagi menghadiri acara penting.Setelah sampai Arya memarkirkan mobilnya dengan asal dan langsung membawa Endrea masuk ke dalam lift, tidak jauh dari Endrea berjalan tentu ada Kevin yang mengikutinya. Kevin merasa ada yang mengikutinya tapi Kevin berusaha untuk mengabaikanny
Baca selengkapnya
Part 92. Aku tidak percaya
"Aku tidak bisa seperti ini terus Kevin, Aku ingin menyerah, Aku mau ikut anakku saja," teriak Endrea kemudian melepaskan pelukan Kevin dan kembali berlari. "Kalau kamu mati sekarang, semuanya akan sia-sia perjuanganmu saat kamu sembuh dan yang sudah Semuel siapkan untukmu, setidaknya kamu jangan egois tapi pikirkan orang-orang yang sayang padamu!" teriak Kevin menghentikkan langkah Endrea."Tapi aku tidak tahu harus bagamana?" gumam Endrea, Kevin berlari dan mendekat ke arah Endrea.Kevin membawa Endrea masuk ke salah satu kafe dan memesan minuman dingin untuknya dan juga Endrea, mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing sampai seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka. "Minum dulu biar bisa berpikir kebih jernih lagi," perintah Kevin dengan menyodorkan gelas berisi jus jeruk kepada Endrea."Terimakasih," jawab Endrea kemudian mulai meneguk minumannya sampai tinggal setengah, Endrea merasa lebih tenang setelah minum. 
Baca selengkapnya
Part 93. Ketakutan
"Aku tidak percaya dengan perkataanmu," jawab Liana kemudian mengambil batang nikotin dan menyulutnya."Ya sudah kalau kamu tidak percaya, yang penting mulai sekarang jangan pernah hubungi aku lagi, dan jangan libatkan aku dalam rencana gilamu itu jika suatu hari kamu bertemu dengannya," geram Amel kemudian pergi meninggalkan Liana yang terdiam mendengar ucapan Amel. "Apa benar yang dikatakan Amel, kalau anak bodoh itu masih hidup," gumam Liana dan seperti terus memikirkan kata-kata Amel barusan. Setelah menghabiskan satu batang nikotin itu, Liana mengambik tasnya dan keluar dari sana, dirinya ingin melihat suaminya yang berada di dalam jeruji besi. Semua harta yang dimiliki Liana makin hari semakin menipis, hidupnya yang boros dan tidak bisa berbisnis membuat hidupnya semakin kacau, mobil miliknya sudah dijual, dan sekarang kemana-mana Liana selalu memakai taksi online. "Jadi kapan kamu akan keluar?" tanya Liana kepada Jack
Baca selengkapnya
Part 94. Perawatan
Puk... Tiba-tiba ada sebuah tangan yang pundak Liana, tubuh Liana langsung bergetar Liana seperti sedang bertemu dengan hantu bahkan ini lebih menakutkan lagi baginya, tangannya dingin tubuhnya bergetar dan berkeringat. "Maaf Bu ada yang bisa kami bantu, dari tadi saya melihat ituseperti gelisah?" tanya seorang wanita yang berpakaian seragam pegawai.Liana menarik nafas lega ternyata hanya seorang pelayan, bukan anak sialan itu yang menghampirinya, Liana memutar pandangannya ke arah Endrea dan ternyata Endrea sedang berdiri mengantri di depan meja kasir. "Tidak ada Mbak," ketus Liana kemudian meninggalkan pegawai itu yang hanya bisa menggelengkan kepalanya, dengan cepat Liana keluar dari mal dirinya masih tidak percaya dengan apa yang barusan dia lihat. "Anak sialan itu masih hidup, ini gila dia benar-benar seperti seekor kucing yang memiliki begitu banyak cadangan nyawa," gumam Liana kemudian menghentikan taksi yang lewat dis
Baca selengkapnya
Part 95. Tempat yang indah
"Aku akan tidur terlebih dahulu, nanti jam enam jangan lupa bangunin yah," perintah Kevin kepada Endrea, tidak lama kemudian matanya sudah terlelap,dengan posisi kepala ada dipaha Endrea.Tring... Tring...Ponsel Endrea berbunyi ada yang meneleponnya, dari layar depan terpampang nama Arya, Endrea langsung mengangkat sambungan teleponnya."Halo...." ucap Endrea ketika sambungan teleponnya sudah tersambung."Halo... Sayang aku sudah di jalan ya mau kesitu," ucap Arya diseberang sana. "Iya," jawab Endrea dengan cepat Endrea mematikan sambungan teleponnya."Vin bangun... Kevin!" teriak Endrea ditelinga Kevin, Kevin langsung mengerjapkan matanya dan mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. "Ada apa?" tanya Kevin dengan suara khas orang baru bangun tidur. "Arya sudah di jalan, mungkin tiga puluh menit lagi Dia akan sampai," ucap Endrea dengan nada panik."Ya sudah ngga usah panik begitu, aku mau cuci muka setelah itu
Baca selengkapnya
Part 96. Seperti orang mabuk
"Apakah kamu yang menyiapkan ini semua?" tanya Endrea dengan nada yang tidak percaya, ternyata suaminya bisa seromantis ini. "Mas... Mas...." panggil Endrea ketika merasa pertanyaannya tidak ada yang menjawab.Endrea berbalik dan tidak mendapati siapapun disana, dimana Arya tadi bukannya berdiri dibelakangnya pikir Endrea."Selamat ulang tahun istriku," duara yang cukup keras terdengar dari belakang Endrea, tentu Endrea terkejut dan langsung membalikkan badannya. Arya berdiri dengan memegang kue dan ada lilin yang masih menyala, Arya tersenyum melihat Endrea berjalan ke arahnya. "Berdo'a dulu nanti baru tiup lilinnya," perintah Arya, Endrea menurut dirinya berdo'a agar semua urusannya berjalan dengan lancar tanpa ada satu apapung yang menghalanginya. Endrea meniup lilinya setelah itu Arya meletakkan kuenya dimeja, dan meminta Endrea untuk duduk."Sekarang tutup matamu," perintah Arya, Endrea hanya menurut apa y
Baca selengkapnya
Part 97. Kembali ke kantor
"Aku tidak bisa muncul di depan Paman, seandainya aku makan disana pasti harus membuka masker yang aku pakai kan?" tanya Kevin kepada Endrea, kemudian Kevin langsung duduk dimeja makan menunggu Endrea memasak untuknya. "Iya benar juga," jawab Endrea kemudian mulai memotong sosis, bakso buncis, dam wortel Endrea akan membuat nasi goreng spesial untuk Kevin, karena Kevin sudah menjaganya tadi. Tiga puluh menit kemudian Endrea sudah selesai masak, Endrea membagi nasi goreng itu menjadi dua piring, yang satu untuk dirinya dan satu lagi untuk KevinMeski sebenarnya Endrea sudah sangat kenyang tapi tidak tega jika membiarkan Kevin makan sendiri. "Siap, silahkan dimakan," perintah Endrea tanpa aba-aba Kevin langsung melahap nasi goreng buatan Endrea."Ini enak," ucap Kevin dengan mulut yang penuh dengan nasi. "Sudah makan dulu baru bicara," perintah Endrea kemudian mereka makan dengan diam, sampai nasi dipiring mereka habis.
Baca selengkapnya
Part 98. Apakah sudah bisa melakukannya
"Ibu Endrea," panggil seorang wanita yang sudah berdiri di depan Endrea, sama seperti yang lain wanita itu juga menatap ke arah Endrea dengan mata yang melebar tidak percaya.  "Iya Yuana, kamu sekarang tambah cantik yah," puji Endrea dengan memeluk erat tubuh Yuana yang masih terdiam.  "Terimakasih Bu, aku senang Ibu bisa kembali lagi kesini dengan keadaan sehat," ujar Yuana dengan membalas pelukan Endrea, ketika kesadarannya sudah kembali semua.  "Tentu Aku akan kembali, ini milikku dan pastinya aku akan kesini hehe," jawab Endrea kemudian mereka berjalan ke arah lift khusus untuk para atasan. "Memangnya berita apa yang tersebar disini, sehingga kalian mengira aku tidak akan kembali lagi?" tanya Endrea kepada Yuana.  "Aku takut Ibu marah jika mengatakan ini," ujar Yuana kemudian menundukkan kepalanya. "Yuana kamu tahu sifat aku dari dulu, bagaimana kisah hidupku sampai sekarang aku berdiri disini, jadi berita apa y
Baca selengkapnya
Part 99. Sakit perut
"Apakah sudah bisa melakukannya sekarang?" tanya Arya dengan nada serak, Endrea melebarkan matanya mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya. Sudah satu tahun lebih Endrea menghindari suaminya apakah ini sudah waktunya, cukup lama Endrea terdiam kemudian Endrea mengangguk, mungkin ini sudah saatnya untuk menerima kembali suaminya tanpa ada dendam.Arya langsung membawa Endrea ke dalam kamar pribadi miliknya, tidak lupa Arya mengunci pintunya."Aku akan melakukannya dengan perlahan," gumam Arya dan mulai mencium leher jenjang Endrea."Sekarang buka bajuku," perintah Arya kepada Endrea, Endrea hanya menuruti perintah suaminya dan mulai membukanya. Perasaan aneh mulai merasuki hati Endrea, perasaan apa ini pikir Endrea sudah lama sekali Endrea tidak merasakan sensasi aneh ini.Arya mulai mengguncang perlahan tubuh Endrea, semakin lama Arya semakin keras mengguncang tubuh Endrea, satu jam kemudian Arya terkulai lemas dan t
Baca selengkapnya
Part 100. Pernikahan Semuel
Tring... Ponsel Arya berdering, Arya langsung mengangkat sambungan teleponnya dan sedikit menjauh dari Endrea."Dari siapa?" tanya Endrea dengan nada lemah, dirinya masih berbaring diranjang. "Dari rekan kerja, dia bilang nanti setelah makan siang akan datang kesini, kamu ngga mau periksa?" tanya Arya kemudian mendekat ke arah Endrea."Tidak susah, bentar lagi juga enakan kok Mas," jawab Endrea tidak lama kemudian matanya terlelap.Arya keluar dari kamar dan mulai bekerja seperti biasa Arya sibuk dengan banyak berkas yang perlu tanda tangannya, tidak terasa satu jam berlalu sudah saatnya makan siang Arya masuk ke dalam kamar untuk membangunkan Endrea."Sayang bangun, kita makan dulu yuk," ajak Arya Endrea mengerjapkan matanya. "Iya Mas, aku juga lapar," ujar Endrea kemudian Endrea mengumpulkan sisa kesadarannya dan keluar dari kamar.Mereka akan makan siang disalah satu restoran yang dekat dengan kantor, sekalia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status