"Aku akan tidur terlebih dahulu, nanti jam enam jangan lupa bangunin yah," perintah Kevin kepada Endrea, tidak lama kemudian matanya sudah terlelap,dengan posisi kepala ada dipaha Endrea.
Tring... Tring...
Ponsel Endrea berbunyi ada yang meneleponnya, dari layar depan terpampang nama Arya, Endrea langsung mengangkat sambungan teleponnya."Halo...." ucap Endrea ketika sambungan teleponnya sudah tersambung.
"Halo... Sayang aku sudah di jalan ya mau kesitu," ucap Arya diseberang sana.
"Iya," jawab Endrea dengan cepat Endrea mematikan sambungan teleponnya."Vin bangun... Kevin!" teriak Endrea ditelinga Kevin, Kevin langsung mengerjapkan matanya dan mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya.
"Ada apa?" tanya Kevin dengan suara khas orang baru bangun tidur.
"Arya sudah di jalan, mungkin tiga puluh menit lagi Dia akan sampai," ucap Endrea dengan nada panik.
"Ya sudah ngga usah panik begitu, aku mau cuci muka setelah itu
"Apakah kamu yang menyiapkan ini semua?" tanya Endrea dengan nada yang tidak percaya, ternyata suaminya bisa seromantis ini."Mas... Mas...." panggil Endrea ketika merasa pertanyaannya tidak ada yang menjawab.Endrea berbalik dan tidak mendapati siapapun disana, dimana Arya tadi bukannya berdiri dibelakangnya pikir Endrea."Selamat ulang tahun istriku," duara yang cukup keras terdengar dari belakang Endrea, tentu Endrea terkejut dan langsung membalikkan badannya.Arya berdiri dengan memegang kue dan ada lilin yang masih menyala, Arya tersenyum melihat Endrea berjalan ke arahnya."Berdo'a dulu nanti baru tiup lilinnya," perintah Arya, Endrea menurut dirinya berdo'a agar semua urusannya berjalan dengan lancar tanpa ada satu apapung yang menghalanginya.Endrea meniup lilinya setelah itu Arya meletakkan kuenya dimeja, dan meminta Endrea untuk duduk."Sekarang tutup matamu," perintah Arya, Endrea hanya menurut apa y
"Aku tidak bisa muncul di depan Paman, seandainya aku makan disana pasti harus membuka masker yang aku pakai kan?" tanya Kevin kepada Endrea, kemudian Kevin langsung duduk dimeja makan menunggu Endrea memasak untuknya."Iya benar juga," jawab Endrea kemudian mulai memotong sosis, bakso buncis, dam wortel Endrea akan membuat nasi goreng spesial untuk Kevin, karena Kevin sudah menjaganya tadi.Tiga puluh menit kemudian Endrea sudah selesai masak, Endrea membagi nasi goreng itu menjadi dua piring, yang satu untuk dirinya dan satu lagi untuk KevinMeski sebenarnya Endrea sudah sangat kenyang tapi tidak tega jika membiarkan Kevin makan sendiri."Siap, silahkan dimakan," perintah Endrea tanpa aba-aba Kevin langsung melahap nasi goreng buatan Endrea."Ini enak," ucap Kevin dengan mulut yang penuh dengan nasi."Sudah makan dulu baru bicara," perintah Endrea kemudian mereka makan dengan diam, sampai nasi dipiring mereka habis.
"Ibu Endrea," panggil seorang wanita yang sudah berdiri di depan Endrea, sama seperti yang lain wanita itu juga menatap ke arah Endrea dengan mata yang melebar tidak percaya. "Iya Yuana, kamu sekarang tambah cantik yah," puji Endrea dengan memeluk erat tubuh Yuana yang masih terdiam. "Terimakasih Bu, aku senang Ibu bisa kembali lagi kesini dengan keadaan sehat," ujar Yuana dengan membalas pelukan Endrea, ketika kesadarannya sudah kembali semua. "Tentu Aku akan kembali, ini milikku dan pastinya aku akan kesini hehe," jawab Endrea kemudian mereka berjalan ke arah lift khusus untuk para atasan. "Memangnya berita apa yang tersebar disini, sehingga kalian mengira aku tidak akan kembali lagi?" tanya Endrea kepada Yuana. "Aku takut Ibu marah jika mengatakan ini," ujar Yuana kemudian menundukkan kepalanya. "Yuana kamu tahu sifat aku dari dulu, bagaimana kisah hidupku sampai sekarang aku berdiri disini, jadi berita apa y
"Apakah sudah bisa melakukannya sekarang?" tanya Arya dengan nada serak, Endrea melebarkan matanya mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya.Sudah satu tahun lebih Endrea menghindari suaminya apakah ini sudah waktunya, cukup lama Endrea terdiam kemudian Endrea mengangguk, mungkin ini sudah saatnya untuk menerima kembali suaminya tanpa ada dendam.Arya langsung membawa Endrea ke dalam kamar pribadi miliknya, tidak lupa Arya mengunci pintunya."Aku akan melakukannya dengan perlahan," gumam Arya dan mulai mencium leher jenjang Endrea."Sekarang buka bajuku," perintah Arya kepada Endrea, Endrea hanya menuruti perintah suaminya dan mulai membukanya.Perasaan aneh mulai merasuki hati Endrea, perasaan apa ini pikir Endrea sudah lama sekali Endrea tidak merasakan sensasi aneh ini.Arya mulai mengguncang perlahan tubuh Endrea, semakin lama Arya semakin keras mengguncang tubuh Endrea, satu jam kemudian Arya terkulai lemas dan t
Tring...Ponsel Arya berdering, Arya langsung mengangkat sambungan teleponnya dan sedikit menjauh dari Endrea."Dari siapa?" tanya Endrea dengan nada lemah, dirinya masih berbaring diranjang."Dari rekan kerja, dia bilang nanti setelah makan siang akan datang kesini, kamu ngga mau periksa?" tanya Arya kemudian mendekat ke arah Endrea."Tidak susah, bentar lagi juga enakan kok Mas," jawab Endrea tidak lama kemudian matanya terlelap.Arya keluar dari kamar dan mulai bekerja seperti biasa Arya sibuk dengan banyak berkas yang perlu tanda tangannya, tidak terasa satu jam berlalu sudah saatnya makan siang Arya masuk ke dalam kamar untuk membangunkan Endrea."Sayang bangun, kita makan dulu yuk," ajak Arya Endrea mengerjapkan matanya."Iya Mas, aku juga lapar," ujar Endrea kemudian Endrea mengumpulkan sisa kesadarannya dan keluar dari kamar.Mereka akan makan siang disalah satu restoran yang dekat dengan kantor, sekalia
"Aku tidak tahu perasaan apa yang sedang aku rasakan saat ini, tapi aku bahagia semoga kalian langeng sampai Kakek, Nenek," gumam Endrea kemudian tangannya mengusap air mata yang keluar."Kamu kenapa menangis?" tanya Arya dengan memeluk leher Endrea dari belakang, kepalanya disusupkan ke pundak Endrea."Haha aku bahagia, akhirnya Semuel menikah juga," jawab Endrea kemudian mencium pipi suaminya."Aku juga tidak menyangka Semuel dulu pernah menjadi seorang perempuan hanya karena wanita, tapi akhirnya sekarang bisa melupakannya juga," ujar Kevin yang baru masuk ke dalam apartemen Arya.Sekarang Arya dan Endrea sudah tinggal dalam satu apartemen, dan Kevin juga sudah kembali ke gedung apartemen yang sama dengan Arya."Kehidupan seseorang memang tidak ada yang tahu ya?" tanya Endrea dengan berjalan ke arah dapur untuk membuatkan minuman."Dan kamu akan menikah?" tanya Arya kepada Kevin."Haha... Paman bertany
'Siapa kamu sebenarnya, kenapa tahu nomorku,' balasan yang ditulis oleh Liana.Ting...Ponsel Liana kembali berdering, ternyata balasan dari nomor tidak dikenal tadi 'Urusan siapa saya itu tidak penting, bukannya yang paling penting adalah informasi tentang Endrea dan orang yang berada disekitarnya, jika kamu ingin bertemu denganku, temui aku malam ini di taman dekat kontrakanmu,' isi pesan itu.Karena Liana merasa penasaran jadi dirinya bersiap untuk menemui orang misterius itu, setelah siap jam setengah tujuh malam Liana berangkat ke taman berjalan kaki karena taman itu sangat dekat.'Dimana Kamu, aku sudah sampai,' tulis Liana lalu mengirimnya kepada nomor itu."Iya aku sudah melihatmu," ucap seorang pria dengan penampilan rapih layaknya seorang atasan kantor, perutnya buncut dan ada kumis tebal membuat Liana sedikit kaget, awalnya dia mengira orang itu seorang perempuan."Kamu siapa?" tanya Liana dengan berdiri dari duduk
"Yuk pulang, lanjut dimobil saja ya disini banyak yang liatin," ujar Arya kemudian berjalan menuju ke mobil, Endrea melihat ke arah karyawan yang berdiri tidak jauh darinya, pipi Endrea memerah melihat karyawan tersenyum malu-malu ke arahnya."Mari Mbak," ucap Endrea dengan menundukan sedikit kepalanya."Mari," jawab Mbak tersebut, Endrea langsung berlari menyusul suaminya yang sudah berada di dalam mobil."Apa sih Mas, kenapa bilang kaya gitu diluar, kan malu sama orang," ucap Endrea dengan menepuk dada pelan Arya."Tuh kan kamu yang mancing-mancing, kan aku jadi gemes," jawab Arya kemudian mencium pipi Endrea."Sekarang kita pulang," ajak Arya kemudian mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan, tiga puluh menit kemudian mereka sampai di apartemen Arya, Arya langsung mandi sedangkan Endrea berganti pakaian karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh."Paman, Bibi," teriak Kevin dari luar kamar, Endrea yan
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap