"Aku tidak tahu perasaan apa yang sedang aku rasakan saat ini, tapi aku bahagia semoga kalian langeng sampai Kakek, Nenek," gumam Endrea kemudian tangannya mengusap air mata yang keluar.
"Kamu kenapa menangis?" tanya Arya dengan memeluk leher Endrea dari belakang, kepalanya disusupkan ke pundak Endrea.
"Haha aku bahagia, akhirnya Semuel menikah juga," jawab Endrea kemudian mencium pipi suaminya.
"Aku juga tidak menyangka Semuel dulu pernah menjadi seorang perempuan hanya karena wanita, tapi akhirnya sekarang bisa melupakannya juga," ujar Kevin yang baru masuk ke dalam apartemen Arya.
Sekarang Arya dan Endrea sudah tinggal dalam satu apartemen, dan Kevin juga sudah kembali ke gedung apartemen yang sama dengan Arya.
"Kehidupan seseorang memang tidak ada yang tahu ya?" tanya Endrea dengan berjalan ke arah dapur untuk membuatkan minuman.
"Dan kamu akan menikah?" tanya Arya kepada Kevin.
"Haha... Paman bertany
'Siapa kamu sebenarnya, kenapa tahu nomorku,' balasan yang ditulis oleh Liana.Ting...Ponsel Liana kembali berdering, ternyata balasan dari nomor tidak dikenal tadi 'Urusan siapa saya itu tidak penting, bukannya yang paling penting adalah informasi tentang Endrea dan orang yang berada disekitarnya, jika kamu ingin bertemu denganku, temui aku malam ini di taman dekat kontrakanmu,' isi pesan itu.Karena Liana merasa penasaran jadi dirinya bersiap untuk menemui orang misterius itu, setelah siap jam setengah tujuh malam Liana berangkat ke taman berjalan kaki karena taman itu sangat dekat.'Dimana Kamu, aku sudah sampai,' tulis Liana lalu mengirimnya kepada nomor itu."Iya aku sudah melihatmu," ucap seorang pria dengan penampilan rapih layaknya seorang atasan kantor, perutnya buncut dan ada kumis tebal membuat Liana sedikit kaget, awalnya dia mengira orang itu seorang perempuan."Kamu siapa?" tanya Liana dengan berdiri dari duduk
"Yuk pulang, lanjut dimobil saja ya disini banyak yang liatin," ujar Arya kemudian berjalan menuju ke mobil, Endrea melihat ke arah karyawan yang berdiri tidak jauh darinya, pipi Endrea memerah melihat karyawan tersenyum malu-malu ke arahnya."Mari Mbak," ucap Endrea dengan menundukan sedikit kepalanya."Mari," jawab Mbak tersebut, Endrea langsung berlari menyusul suaminya yang sudah berada di dalam mobil."Apa sih Mas, kenapa bilang kaya gitu diluar, kan malu sama orang," ucap Endrea dengan menepuk dada pelan Arya."Tuh kan kamu yang mancing-mancing, kan aku jadi gemes," jawab Arya kemudian mencium pipi Endrea."Sekarang kita pulang," ajak Arya kemudian mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan, tiga puluh menit kemudian mereka sampai di apartemen Arya, Arya langsung mandi sedangkan Endrea berganti pakaian karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh."Paman, Bibi," teriak Kevin dari luar kamar, Endrea yan
"Apa tidak akan terjadi apa-apa kepada Ibu Endrea?" tanya Eva dengan suara bergetar, dirinya terpaksa melakukan ini karena dirinya terjebak hutang rentenir.Liana mengalihkan pandangannya ke arah Eva, kemudian tersenyum dan berkata "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan dia, dia akan baik-baik saja ditangan kami,"."Baiklah kalau begitu saya permisi," pamit Eva kemudian meninggalkan kedua orang itu yang masih menatap serius ke arah Endrea.Bruukkk...Saat berjalan tiba-tiba Eva menabrak seorang tenryata itu adalah, Arya Bos ditempatnya bekerja."Maaf Pak, saya tidak sengaja," ucap Eva dengan menunduk tanpa berani menatap ke arah Arya."Tidak masalah," jawab Arya kemudian berlalu meninggalkan Eva, Eva menarik nafas lega Bosnya tidak marah."Jadi apakah kita akan kesana sekarang?" tanya Liana kepada Trio dengan menunjuk ke arah Endrea."Tidak kita, tapi kamu," jawab Trio membuat mata Liana melebar."
"Ahh...." rintih Endrea, Bibinya benar-benar sekarang sudah menjadi psikopat hanya untuk menghilangkan nyawanya."Sakit yah? maaf yah aku sengaja hahaha!" Liana tertawa puas melihat wajah Endrea yang meringis karena kesakitan.Endrea memegang lengannya yang sudah bercucuran darah, Liana mundur beberapa langkah untuk bersiap menyerang kembali Endrea."Mati kau anak sialan!" teriak Liana dengan menusukkan pisau tajam itu ke dalam perut Endrea.Endrea di dorong oleh seorang dan orang itu terjatuh diatas tubuh Endrea, Liana menyadari dirinya telah salah sasaran langsung ancang-ancang untuk berlari.Dor...Sebuah tembakan terlepas dan tepat mengenai kaki kanan Liana, sehingga membuat Liana tidak lagi bisa berlari.Endrea membuka matanya dan melihat Arya tengah kesakitan di atasnya, Endrea kembali menangis dan memeluk erat tubuh Arya."Sayang kamu kuat kan, sabar yang sayang kita akan ke rumah sa
"Aku ikut, apapun yang terjadi aku akan kuat dan tidak akan merepotkanmu," ucap Endrea dengan nada memohon.Kevin menghela nafas, kemudian melihat ke arah perawat itu yang mengangguk ke arahnya."Baiklah Bibi ikut, tapi Bibi berganti pakaian terlebih dahulu," pinta Kevin dengan dibantu oleh perawat itu, Endrea berjalan ke arah kamar mandi dan mengganti bajunya yang penuh dengan darah itu."Saya sudah membayar semuanya," ucap Kevin kepada perawat itu, Kevin keluar dari ruangan itu dan membantu Endrea berjalan ke arah mobil."Bibi sebenarnya aku ingin memberitahukan kabar tentang Paman, tapi Kevin takut Bibi tidak bisa menerimanya," ucap Kevin dengan sesekali menatap ke arah Endrea."Katakan saja, Pamanmu tidak apa-apa kan?" tanya Endrea dengan tidak sabar menunggu apa yang akan Kevin katakan."Sebenarnya tadi polisi yang membawa Paman memberitahu kepada Kevin kalau... Kalau Paman tidak bisa diselamatkan,".Deg...
"Paman yang tenang di atas sana sekarang Paman tidak sakit lagi, Bibi sudah menepati janjinya untuk menemani Paman sampai di tempat peristirahan terakhir Paman, tenang disana Paman Kevin berjanji akan menjaga Bibi sebisa Kevin," gumam Kevin kemudian mengusap air matanya tangan yang satunya lagi memegang tubuh Endrea.Kevin membopong tubuh Endrea dan membawanya ke dalam mobil, Kevin membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sakit.Tiga puluh menit kemudian Kevin sudah sampai dan langsung membawa Endrea ke dalam untuk mendapatkan pertolongan, Kevin duduk termenung dikursi tunggu."Setelah ini kehidupan seperti apa yang akan aku jalani tanpamu Paman?" gumam Kevin penuh tanda tanya, dirinya meski sudah dewasa tapi belum bisa berdiri dikaki sendiri.Kevin selalu butuh nasehat dari Pamannya, untuk menunjukkan jalan yang mana yang harus dirinya tempuh, sekarang Pamannya sudah tidak ada dirinya harus bisa melakukannya sendiri.Satu
"Baik Pak akan kami carikan ya, kalau boleh mau yang cewe semua atau cowo semua?" tanya Mbak yang berjaga dimeja resepsionis itu dengan ramah, Kevin malah terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu."Pak," panggil Mbak resepsionis lagi dan menyadarkan Kevin dari lamunannya."Eh iya Mbak, bilang apa tadi?" tanya Kevin lagi."Mau yang cewe semua atau cowo semua?" tanya Mbak resepsionis lagi."Cewe semua saja Mbak, tapi yang badannya fit dan bisa bekerja sama dua puluh empat jam," Kevin menjelaskan perawat yang dia inginkan."Baik Pak," jawab Mbaknya dan mulai sibuk mengetik dikomputer yang ada di depannya."Bapak bisa menunggu nanti saya akan membawa mereka ke ruangan Ibu Endrea," perintah Mbak resepsionis itu dengan ramah, Kevin menuruti kembali berjalan dan kali ini Kevin memberanikan diri masuk ke ruangan Endrea.Kevin melihat Endrea terbaring dibrangkar, Kevin mengusap wajahnya dengan kedua tangannya dan
Satu jam kemudian Kevin sampai di kantor polisi dan langsung memerintahkan polisi membawa pelaku ke hadapannya, betapa terkejutnya Kevin melihat siapa wanita yang keluar dengan diampit oleh dua orang polisi."Ibu Liana," ujar Kevin dengan nada tidak percaya, benarkah yang melakukan ini semua adalah Ibu tirinya."Hay Kevin, ternyata kita dipertemukan lagi disini darimana saja kamu hah selama ini, apakah kamu tahu ayahmu dipenjara karena ulah Arya dan istrinya?" tanya Liana dengan nada emosi.Kevin menggelengkan kepalanya, masih belum paham dengan apa yang dibicarakan Ibu tirinya, Kevin memang tahu Ayahnya masuk ke penjara karena Pamannya tapi itu juga Ayah telah melakukan kesalahan yang fatal."Dan sekarang kamu malah melindungi dia, hahaha... Kenapa kita tidak bekerja sama saja," ucap Liana membuat Kevin menaikkan sebelah alisnya."Kerja sama?" tanya Kevin."Yah aku mendekam dipenjara dan aku tidak bisa melakukan apa-apa, k
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap