Home / Romansa / Merry Go Around / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Merry Go Around: Chapter 41 - Chapter 50

64 Chapters

41. Lolos

Merry duduk dengan tenang di salah satu kursi sementara menunggu giliran dirinya diperiksa oleh petugas polisi. Dia yakin akan lolos dari pemeriksaan, karena dia sama sekali tidak menyentuh alkohol apalagi obat-obatan terlarang, seperti laporan polisi tersebut. "Shit, gue tadi minum cukup banyak, bakalan masalah nggak ya?" keluh Dawn. "Mereka mencari obat-obatan terlarang. Minuman kayaknya nggak termasuk," balas Cathy. Sementara kedua temannya mengobrol, Merry mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Suasana yang tadinya berlangsung dengan meriah, berganti dengan kesuraman dan umpatan. "I knew this would happen. Pesta pribadi itu beresiko seperti ini! Lo harusnya nurut sama gue buat dugem di Ambience aja," umpat perempuan yang berada di sebelah Syeiley. "Just shut up! Kita nggak akan kena masalah apa-apa," omel Syeiley wajahnya terlihat jelas merasa terganggu dengan keluhan temannya itu. Polisi sedang memeriksa para tamu lelaki, setelah itu mereka dipisahkan dalam dua kelo
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

42. Heart to Heart

Setelah negosiasi yang berlangsung dengan cukup alot, para polisi itu akhirnya bersedia untuk pergi meninggalkan rumah Liam, tentu saja dengan kompensasi yang lebih dari cukup walau polisi tidak berhasil menemukan satu barang bukti pun. Walau berakhir dengan baik, reputasi Liam di mata para tamu menjadi turun karena dinilai payah dalam mengadakan sebuah pesta sekaligus mempersiapkan masalah keamanannya. Liam yang berasal dari keluarga kaya dan banyak uang, otomatis membuat semua orang mengira kalau Liam bisa mendikte pihak berwajib, sehingga tidak akan terjadi sidak mendadak seperti malam ini. Sebenarnya bukan hanya mereka yang tidak menyangka kalau akan terjadi hal semacam itu, Liam juga tidak mengira kalau polisi akan mengunjungi pestanya. Maksudnya, dari puluhan pesta, ratusan klub malam yang ada di kota metropolitan ini, berapa persen kemungkinan mereka akan datang ke rumahnya? Tentu saja hal itu tidak akan terjadi kalau tidak ada orang dalam yang melaporkan atau memfitnah. Masal
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

43. Kedatangan Brittany

Otak Merry berpikir keras, bagaimana cara membatalkan perjalanan bisnis ini. Namun, sudah dua jam berlalu dan dia belum menemukan jawaban yang pas. Alasan sakit? Perjalanan itu masih lusa, kalau dia mendadak sakit, sayang tiket pesawatnya karena yang dipesan pasti kelas bisnis. Harus dia batalkan sejak awal, yaitu hari Senin ini. "Mbak Merry, kenapa bengong?" tegur Susan menatap Merry terheran-heran. Merry terkejut karena dia sempat melamun. "Oh, nggak kok, Bu, nggak ada apa-apa. Ada apa, Bu?" Susan tersenyum tipis, pasti ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh bawahannya ini. Namun, Susan bukan tipe yang suka memaksa seseorang bercerita, jadi dia membiarkannya begitu saja. "Kamu beritahu Pak Liam, kita ada meeting sepuluh menit lagi. Saya masih mempersiapkan dokumen kontrak untuk diperiksa Pak Liam," perintah Bu Susan. "Ah, baik, Bu." Merry sigap bangkit dari kursinya. Sebelum masuk ke dalam ruangan bosnya, Merry menarik napasnya terlebih dahulu. Sepertinya ini satu-satunya
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

44. Dinas Berdua

"Lalu, kamu sendiri apa jawabannya?" Merry menoleh menatap Susan, kemudian menjawab, "Saya? Oh, saya masih harus tetap menjawab?" "Tentu saja!" Merry berpura-pura seperti sedang berpikir keras, "Hmm ..., gimana ya, Bu ... kalau aku menolak, kok kesannya aku munafik banget. Tapi kalau aku bilang langsung sikat aja ... kok, kesannya aku kayak murahan banget. Jawaban yang manapun, sepertinya akan terasa salah," jawab Merry bersedekap sambil menganggukkan kepalanya sok bijak. Susan tertawa mendengar jawaban Merry, "Harus pilih salah satu! Nggak boleh nggak jawab!" "Aku nggak bisa jawab, Bu!" elak Merry memilih mengambil jalan paling aman. Susan mendengkus kecewa, "Ah, kamu nggak asyik. Ini kan, untuk seru-seruan aja. Padahal kebanyakan cewek-cewek yang saya ajak ngobrol masalah ini, mereka akan jawab sikat aja. Kecuali yang udah menikah, ya pasti jawab menolak. Oh, kecuali Anjani. Anak itu masih polos, dia pasti jawab, 'Ng, tapi kita dihalalin dulu gitu sama Pak Liam-nya?' Hadeeeeh,
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

45. Menghabiskan Waktu Bersama

Setiap dalam perjalanan, Merry selalu manfaatkan waktu untuk tidur. Namun perjalanan kali ini, sepertinya tidak bisa sama sekali. "Pak Liam, ada yang bisa saya bantu lagi?" ucap Merry setelah dia melaporkan semua persiapan perjalanan bisnis ini. Liam yang sudah duduk santai di kursinya langsung menoleh memandang Merry, "Sepertinya sudah cukup. Kamu bisa bersantai sampai kita mendarat nanti. Tenang saja nggak usah tegang begitu. Saya nggak rewel minta macam-macam, kok! Penerbangan ini juga tidak lama." "Ng, baik kalau begitu, Pak." "Oh, kalau hanya kita berdua, saya nggak masalah kalau kamu hanya memanggil saya Liam." "Ng, baik, Pak ... eh, Liam. Kalau begitu, saya izin memejamkan mata saya." "Silakan." Merry tersenyum tipis. Maka, untuk sisa perjalanan ini, Merry mencoba untuk memejamkan matanya. Tentu saja dia tetap terbangun pada saat pramugari membagikan makanan untuk seluruh penumpang pesawat. Namun selain itu, perjalanan ini berjalan dengan lancar sampai pesawat mendarat
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

46. Change of Plan

"Singapura memang tidak besar, namun ada banyak tempat menarik yang bisa kita singgahi hanya dengan berjalan kaki dari sini. Apa kamu kuat?" usul Liam.Merry terdiam mendengar ucapan itu, dia sedang mencerna maksud dari kalimat yang disampaikan oleh Liam. "Maksud bapak, kita akan berjalan kaki keliling kota ini?" tanya Merry untuk memastikan pemahamannya.Liam mengangguk, "Apa kamu pernah ke sini sebelumnya?"Merry mengangguk, "Iya, bersama Dawn dan Cathy. Dawn terkadang berbelanja tas incarannya di sini, dan harganya lebih murah daripada beli di Jakarta.""Sebelumnya kalau ke sini, kalian ke mana saja?""Hmm, biasa aja sih, keliling ke Kampong Glam, Sentosa, Little India, Bugis Street, Orchard Road, Raffles.""Semua spot turis, ya!""Iya, mau ngapain lagi kalau ke sini, kan?" "Saya sudah puluhan kali ke sini, namun belum pernah benar-benar berkeliling Singapura. Apa kamu punya tempat yang mau kamu rekomendasikan?"Merry menatap Liam tak percaya. "Kamu nanya saya?"Liam mengangguk. Me
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

47. Afternoon Talk

Sudah satu jam Merry dan Liam berada di Universal Studios. Sejauh ini, mereka hanya menghabiskan dengan berkeliling taman bermain, sambil menikmati pertunjukkan gratis. “Kamu nggak mau naik wahana?” tanya Liam.” Saat mereka mulai memasuki taman bertema Far-Far Away“Mau!” sahut Merry dengan tatapan berbinar-binar. Ah, tentu saja selama satu jam ini dia menunggu-nunggu pertanyaan itu terucap dari mulut Liam. Tidak mungkin kalau dia yang langsung meminta, kan?Liam mengangguk gemas melihat reaksi Merry yang terlihat agak kekanak-kanakan. Sangat berbeda sekali dengan yang biasa dilihatnya saat di kantor. “Let’s go!” Secara spontan Liam menggamit tangan Merry dan menariknya menuju salah satu wahana, Puss in Boots Giant Journey.Merry terkejut saat Liam melakukan hal itu padanya. Dia bermaksud melepaskan pegangan tangan Liam, namun pria itu menggenggamnya dengan cukup kencang. “Ng, Liam, kayaknya tanganku-“ namun sebelum Merry menyelesaikan ucapannya, Liam sudah melepaskan pegangan tanga
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

48. Dinner Date

Seminggu sudah berlalu sejak perjalanan mereka bersama. Hari-hari Merry berlangsung seperti biasanya, sibuk dengan pekerjaan. Yang membedakan hanyalah hubungannya dengan Liam yang sudah lebih santai dan tidak ada ketegangan seksual lagi. Liam sering mengajak Merry makan malam selepas kerja, bahkan mengantarnya sampai ke rumah. Namun tentu saja, hubungan mereka masih dirahasiakan dari orang-orang kantor. “Kalian hanya bersantai di cafe setelah selesai pertemuan dengan Bu Dira?” Begitu pertanyaan yang diajukan oleh Susan esok harinya.Merry mengangguk, “Ya, Ibu tahu kan, bagaimana Pak Liam? Sangat serius.”“Dan kalian tidak sempat mampir ke Mustafa sama sekali untuk membeli oleh-oleh?”Merry cengengesan, “Karena tegang, aku sampai lupa tentang oleh-oleh, Bu.”“Makanya kalian membelinya di duty free di bandara? Ya ampun, Merry, darimana kamu tahu kalau ini parfum favoritku? Makasih, ya!” Tanpa diduga, Susan memeluk Merry kegirangan. “Eh iya, Bu, sama-sama. Penciumanku cukup sensitif s
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

49. Nyonya Sophie

“Setelah bertemu hewan kedua, apa yang terjadi?”“Kamu melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini, kamu memutuskan untuk beristirahat. Kebetulan di hutan itu kamu melihat sebuah gubuk. Kamu memutuskan untuk beristirahat di sana. Dalam bayanganmu, kamu akan beristirahat di teras gubuk itu, atau masuk ke dalamnya?”“Gubuk di tengah hutan? Apakah ini kisah horor?”“Liam!” “Hahaha, oke, aku akan menjawab. Karena untuk beristirahat, aku memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu. Aku perlu merebahkan tubuh, tidak mungkin tiduran di atas lantai kan? Di dalam gubuk pasti ada dipan.”“Oke, jadi kamu akan masuk ke dalam. Setelah cukup beristirahat, kamu bermaksud melanjutkan perjalanan.”“Hanya itu? Nggak ada penunggu lain?”“Ah, ya, kamu benar. Sebelum kamu memutuskan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mengatakan kalau gubuk itu miliknya. Jadi, dia mengusirmu. Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu akan mempertahankan gubuk itu, atau membiarkannya dan pergi begitu saja?”“
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

50. Masa-masa Indah

Setelah selesai makan malam, Liam mengantarkan Merry kembali pulang ke rumahnya. Selama dalam perjalanan tidak banyak obrolan yang terjadi. Merry lebih banyak diam karena sudah merasa sangat lelah. “Sorry if you’re feeling uncomfortable because of my mom,” ucap Liam.Merry menggeleng pelan, “Nggak apa-apa, kok! Cepat atau lambat aku pasti akan bertemu dengan orang tuamu. Kecuali kalau kita putus dalam waktu dekat ini. Jadi kupikir, daripada khawatir kelamaan memikirkan apa yang akan terjadi saat aku bertemu ibumu, kejadian tadi membuatku sedikit lega. Ibumu sudah mengenalku. Masalah dia menyukaiku atau nggak, masalah nanti. Setidaknya satu tahap sudah aku lewati.”Liam tiba-tiba tertawa pelan. Merry menoleh merasa heran, “Kenapa tertawa?”“Nothing … it just … feels weird. Kita baru saling membuka perasaan selama seminggu ini, tapi kenapa perbincangan kita seperti sudah hendak merencanakan pernikahan? Kamu merasa seperti itu bukan?”“Apakah kamu merasa keberatan?” tanya Merry.“Kebera
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status