Home / Romansa / Merry Go Around / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Merry Go Around: Chapter 31 - Chapter 40

64 Chapters

31. Tamu Tak Diundang

Merry mengurung dirinya di dalam salah satu bilik kamar mandi. Dia ingin menangis dengan kencang, namun menyadari bisa saja ada orang lain yang masuk ke dalam kamar mandi, Merry berusaha menahan dirinya dan hanya menangis pelan. Sekitar lima belas menit kemudian, saat Merry merasa sudah lebih lega, dia keluar dari bilik. Dilihatnya matanya bengkak dan hidungnya merah. Dia tidak bisa keluar begitu saja. Orang-orang pasti bisa melihat kalau dia habis menangis. Merry mencuci wajahnya dan itu membuat riasannya luntur. Merry pun harus menata ulang riasannya. Dia juga menggerai saja rambutnya dari yang tadinya dikuncir kuda. Lebih bagus lagi kalau dia memakai kaca mata sehingga mata bengkaknya bisa lebih disembunyikan. Namun sayangnya dia tidak membawa kaca mata. Merry akhirnya keluar dari kamar mandi setelah merasa penampilannya sudah terlihat normal dan baik-baik saja. Begitu sampai di mejanya, dilihatnya Susan sudah tidak ada di mejanya. Sepertinya sedang di dalam ruangan Liam. Merry m
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

32. Sekutu

“Bi, gue pernah dengar Pak Landon punya skandal sama sekretarisnya. Gue baru nyambung, lo kan sekretarisnya. Cewek yang ada di gosip itu … lo, ya?” tanya Merry tanpa ragu-ragu.Bianca hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Merry. Menyadari reaksi Bianca yang hanya tersenyum, Merry terkesiap. Lekas dia menutup mulutnya sendiri agar tidak terlalu heboh.“Lo yang membuat Pak Landon dan Ibu Sophie bercerai?” tanya Merry lagi penuh rasa ingin tahu.“Pernikahan mereka memang sudah di ujung tanduk. Mereka bahkan sudah pisah ranjang bertahun-tahun. Gue hanya menambahkan sedikit api agar mereka berani mengambil keputusan.” Bianca mengedikkan bahunya sama sekali tidak merasa bersalah atau sedih karena sudah dicap sebagai perusak rumah tangga orang lain.“Well, yah … apa lo nggak pernah mikir, jalan pikiran orang kaya biasanya beda sama jalan pikiran kita. Mungkin saja selama bertahun-tahun mereka nggak bercerai karena pertimbangan bisnis, yang melibatkan nasib ribuan pekerja,” ucap Merry.B
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

33. Rahasiakan Saja!

“Gugurkan atau tidak itu urusanku. Jadi, aku mohon bapak jangan ikut campur!”Suasana terasa tegang di antara mereka berdua. Merry menatap tajam wajah bosnya, begitu pun halnya dengan Liam. “Sepertinya kamu salah sangka. Aku menyarankan agar kamu menggugurkannya justru untuk memudahkan hidupmu,” ucap Liam. Dia menegakkan tubuhkan dan mengepalkan kedua tangannya di depan wajahnya. “Sekarang aku tanya, apa yang akan kamu dapat kalau kamu keras kepala mempertahankan janin itu?”Merry mengepalkan kedua tangannya dengan kencang. Urat di kening Merry mengeras. Semua yang diucapkan oleh Liam sangat masuk logika. Hanya saja, menyarankan menggugurkan janin di saat situasinya belum pasti, hal itu terlalu menekan dirinya. Sehingga Merry merasa tersinggung dan marah.“Aku. Tidak. Hamil!” ucap Merry penuh penekanan. “Nah, sekarang, kalau memang tidak ada lagi yang penting, aku undur diri dari ruangan ini.” Merry mengangguk untuk pamit keluar. Dia tidak menunggu sampai Liam menjawab dan memberikan
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

34. Hang Out with Bestie

“Senin sampai Jumat gue udah sering melihat wajah mereka berdua di kantor. Bosan gue! Akhir pekan begini gue mau sama kalian berdua aja. Oke? Gimana kalau kita binged watching aja? Gue nemu serial barat baru yang pasti kalian suka! Gue janji no drakor!” bujuk Merry penuh harap.Dawn dan Cathy saling pandang. Kemudian setelah benerapa saat, Cathy menjawab, “Lo bukannya naksir sama Ashton ya? Kalau ketemu Sabtu gini, justru bagus, dong! Lo bisa PDKT.”Merry menggeleng, “PDKT lima hari udah cukup.”Dawn akhirnya mengedikkan bahunya, “Baeklah! Kelihatan memang harus ngadain pajamas party. Di apartemen lo?” ucap Dawn sambil merangkul bahu Merry. Merry tersenyum dan diam-diam dia menarik napas lega. Ya, saat ini, dia belum siap menceritakan masalahnya pada kedua sahabatnya. Merry tahu dia bukan sahabat yang baik, karena ada banyak yang dia rahasiakan dari Dawn dan Cathy. Seperti masalah saat dia masih menjadi simpanan sang sutradara. Hanya saja, dia khawatir kalau kedua sahabatnya mengeta
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more

35. Party

Merry terbengong-bengong saat dia menginjakkan kakinya di halaman rumah yang sangat luas, penuh dengan mobil dan dilatari oleh musik yang terdengar samar dari dalam rumah mewah ini. Dia sama sekali tidak tahu dibawa Dawn ke rumah siapa. Mungkin salah satu teman tajir melintir perempuan itu. Keluarga Dawn sangat kaya, jadi tidak aneh kalau koneksi keluarganya pasti orang-orang kaya juga.“Dawn, lo bilang cuma pesta minum teh?” desis Merry di telinga perempuan berambut bob itu.Dawn menyeringai lebar, “Iya, di dalam ada tehnya, kok! Ada minuman yang lain juga. Lo tinggal pilih.”“Jeez, Dawn, teman lo lebih kaya dari lo, ya? Luas tanahnya ada kali lima kali lebih luas dari rumah lo. Sepanjang dinding tadi, masuk ke dalam rumah ini kan?” tanya Cathy dengan mata berbinar-binar.Sama seperti Merry, Cathy juga berasal dari keluarga menengah ke atas. Semuanya berkecukupan, tapi juga masih belum masuk keluarga milyuner. “Sepertinya sih, gue juga baru pertama kali ke sini,” jawab Dawn apa adan
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

36. The Night isn’t Over yet!

Merry menarik tubuh Syeiley dengan panik. Dari sudut matanya dia bisa menduga kalau Liam mendengar suara Syeiley dan pria itu mendongak ke atas. Merry memutuskan untuk masuk ke salah satu kamar secara acak.“What’re you doing? Kenapa lo bersikap mencurigakan begini?” omel Syeiley, karena dia benar-benar tidak suka diperlakukan seperti tadi.“Sorry-sorry, tapi tadi gue nggak mau Liam dengar ucapan lo. Dia ada di bawah tangga lagi sama cewek lain. Gue nggak mau ganggu mereka.”“Owh!” Kelihatannya Syeiley bisa menerima alasan tersebut.Melihat perempuan itu sudah tidak marah lagi, Merry bermaksud mengintip keluar. Kelihatannya situasi aman, Liam tidak mengikuti mereka naik ke lantai atas. “Kenapa lo kelihatan takut begitu? Apa lo melakukan kesalahan sama Liam?” tanya Syeiley sambil berkacak pinggang.Merry menoleh dan mendapati wajah perempuan itu sudah curiga lagi padanya. Tiba-tiba, Merry menyadari sesuatu.“Is this your house?” tanya Merry.“What? No, I would hate living in this ugly
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

37. Another Mistake?

“Bangun!” Seketika Merry membuka kedua matanya. Dia betul-betul terkejut sehingga untuk beberapa saat dia hanya terdiam dengan mata terbelalak, menangkap bayang wajah seorang pria yang terlihat tidak asing. Sampai akhirnya syaraf-syaraf di otaknya mulai terhubung dan kesadarannya kembali. “Pak Liam!” Merry berwajah pucat, dia sama sekali tidak mengira kalau Liam akan menemukannya di dalam kamar ini. Liam menyeringai, terlihat menyeramkan di mata Merry. “Aku nggak ngira akan secepat ini membalasmu.” “A-apa maksud bapak?” “Kali ini aku yang melihatmu masih tertidur di atas kasur.” “Apa yang~” Untuk sesaat, Merry tidak memahami maksud ucapan pria itu. Namun, melihat senyum menyebalkan di wajahnya, seketika ingatannya kembali pada hari itu. “I-itu hal yang sangat berbeda. Lagipula, bapak mau apa di sini? Apa bapak berniat melakukan hal yang tidak senonoh padaku?” Merry langsung beringsut menjauh dan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. “Asal tahu aja, aku akan berteriak biar o
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

38. Pulang

"Aku ... harus pulang!" Setelah berhasil melepaskan diri dari Liam, Merry beringsut ke sisi tempat tidur. Dalam otaknya hanya ada satu perintah, dia harus lekas menjauh dari sisi pria itu sebelum semuanya lepas kendali. Namun, tentu saja Liam tidak membiarkannya begitu saja. Pria itu menangkap pergelangan tangan Merry, "Jangan pulang!" ucapnya cepat. Tubuh Merry seketika membeku, dia menoleh untuk melihat wajah Liam kembali. Pria itu sedang menatap dirinya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Aku ... nggak bisa ...," lirih Merry sedikit putus asa. Ah, hormon kehamilan ternyata mulai menendang dengan kuat. Seluruh syaraf di tubuhnya sangat ingin bercinta malam ini. Dan parahnya, pria yang diinginkan oleh tubuhnya berada tepat di depannya. Untuk beberapa saat, mereka berdua berada dalam situasi yang canggung dan menegangkan. Siapa pun bisa mengambil langkah pertama untuk menebas batas di antara mereka. Dan pada saat itu terjadi, entah apa yang akan terjadi pada hubungan me
last updateLast Updated : 2022-11-08
Read more

39. Party Games

Merry bergeming, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi di saat kedua orang itu tak lepas menatap dirinya. “Merry?” ucap Bianca yang pertama kali memecah kesunyian di antara mereka. “Lo ngapain di sini?” “Eh, ng, gue lagi nunggu jemputan. Kalian lanjutin aja obrolan kalian. Ng, gue nunggu di pos satpam aja deh!” ucap Merry gugup. Dia membungkuk untuk mengambil ponselnya, kemudian berpura-pura menelepon, “Halo, Benny? Oh, lo udah sampai? Sebentar kakak ke gerbang, lo tunggu aja di sana.” Merry melangkah cepat menjauhi Liam dan Bianca. Bianca bermaksud mencegah, tapi langkah Merry terlalu cepat sehingga dalam beberapa detik saja, Merry sudah jauh dari posisi mereka. Sementara itu, Liam diam saja seolah tidak terganggu sama sekali. “Sebaiknya kamu pergi juga dari sini! You’re not welcomed here!” Setelah mengucapkan itu, Liam lekas masuk kembali ke dalam rumah. Bianca bermaksud protes tentu saja, namun Liam lekas menambahkan, “Kalau kamu memaksa masuk, aku akan perintahkan satpam unt
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

40. The Winner

Suasana permainan berlangsung dengan meriah. Suara pekik dan tawa tumpang tindih. Semua peserta menikmati permainan, walau ada saja yang emosi karena gagal bertahan di dalam permainan. "Merry! Sit! Now!" perintah Cathy. Secara refleks Merry menghempaskan pantatnya ke atas kursi terdekat dengannya, di mana hanya berbeda satu detik kemudian seorang perempuan menghempaskan pantatnya di pangkuan Merry. Merry meringis, bukan karena kesakitan, tapi lebih karena kaget dan mengkhawatirkan kondisi perutnya. "Damn!" maki perempuan itu merasa kesal karena gagal mendapatkan kursi, sehingga dia tereliminasi. Merry menarik napas lega karena berhasil bertahan. Semua itu tentu saja sebagian besar karena petunjuk Cathy yang selalu memerintah tepat waktu. Setelah sepuluh menit berlalu, peserta yang tersisa tinggal lima belas orang lagi, termasuk Merry, Benny dan Cathy. Dawn tereliminasi dua lagu sebelumnya, dia salah memprediksi kursi yang harus dia rebut. "Tinggal kita bertiga. Salah satu dari k
last updateLast Updated : 2022-11-25
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status