Anis tidak boleh terbawa lamunan. Pekerjaannya masih menumpuk. Namun, kebahagiaannya tidak bisa terbendung. Ia segera menghubungi Aro.“Halo, Aro.”“Halo, Anis. Kamu apa kabar di sana?”“Aku baik-baik aja, Ro di sini.”“Baguslah.”“Oh ya, ada kabar apa tentang bapakku, Ro?”“Sehat kok. Semua yang ada di sini sehat. Oh iya, kamu kapan pulang kampung, Nis?”Lagi-lagi Anis menghembuskan napas kasar. Ia memang harus sabar terhadap Aro.“Kalau kontrak kerjanya sudah habis, baru aku pulang kampung, Ro.”“Oh gitu. Hehe. Oh iya, ada apa nelpon?”“Kamu tahu nggak, Ro kalau Tomo nembak aku.”“Tomo siapa?”“Tomo tuh lelaki yang nggak sengaja nabrak aku waktu itu.”“Oh. Terus kamu terima dia?”“Ya iya.”“Kamu harusnya bisa lebih hati-hati sama cowok yang baru kamu kenal, Nis.”“Tapi kami udah sering ketemu, kok. Aku pikir pertemuan itu udah cukup buat mengenal cowok bernama Tomo, Ro.”“Itu sih terserah kamu aja, Nis. Aku hanya ngasih saran, kok.”“Iya ya.”“Bearti kamu udah move on dong dari Reno
Last Updated : 2024-08-16 Read more