All Chapters of Kisah Gadis Pemburu Uang dan Lelaki Sholih: Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

Bab 31

Keberangkatannya kali ini cukup matang. Ia mengenakan syal merah di lehernya dengan rambut tergerai memang memancarkan auranya yang terkesan cerdas. Ia mengusap kasar pipinya yang basah oleh air mata. Sebentar lagi ia akan meninggalkan tanah air tercinta menuju Hongkong.Di sana, ia bekerja sebagai perawat seorang nenek dari keluarga cukup kaya. Ia akan melupakan segela kenangan buruk. Ia meniup telapak tangannya berulang kali. Dingin.“Nis, paspormu aman kan?”“Iya, Murni.”Sebelum berangkat ke Hongkong, ia memupuk mentalnya dengan berlari sejauh dua kilo meter. Itulah satu-satunya cara agar Anis bisa melupakan masa lalunya. Toh, langkah tersebut agar Anis terbiasa dengan segala macam perlakuan orang Hongkong.“Inget ya, Nis. Meskipun orang Hongkong itu Cina, tapi mereka satu sama lainnya berbeda, lho.”“Beda gimana, Murni?”“Kerjaan harus segera beres. Mereka sangat disiplin soal waktu juga tegas.”“Oh gitu. Terus apalagi, Murni?”“Misal nih, kalau kita jalan sama mereka lalu keseng
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Bab 32

Hongkong, tahun 2015Mereka bercanda, tertawa. Hingga tak terasa matahari tergenlincir membenamkan sinarnya. Anis kembali ke rumah majikannya, sedangkan Murni kembali ke rumah majikannya. Mereka berdua bekerja di tempat yang berbeda. Namun, tempat bekerja masih satu komplek.“Ini gajimu.” Sang majikan memberikan amplop coklat berisi segepok uang.“Sa-satu juta dolar?”Sang majikan hanya tersenyum tipis.[Murni, kamu lagi ngapain?] Anis mengirim sms kepada Murni.[Lagi ngantar majikan ke pasar, Nis. Kamu lagi ngapain?][Lagi tiduran aja di kamar.][Asik dong bisa santai?][Iya nih. Oh ya, ngomong-ngomong aku habis gajian.][Terus mau apa, Nis?][Besok pagi rencananya kamu aku traktir. Mau kan?][Yang benar?][Iya.]Tiba-tiba saja ada sms dari nomor yang tidak dikenal. Nomor tersebut menawarkan pinjaman uang. Anis yang harus mengirim uang ke kampung halaman, menyetujui tawaran tersebut. Namun, ia harus mengirim sejumlah uang sebesar satu juta rupiah.Anis memerhatikan kode nomor tersebu
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 33

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Murni mengajak Anis ke suatu tempat di musim liburan. Mereka berdua ke the sky teracce di Victoria Peak. Di sana mereka bisa melihat keindahan Hongkong dari atas. Semua terlihat dengan gedung pencakar langit.“Murni, aku ingin cerita sama kamu.”“Cerita apa, Nis?”“Kemarin pas gajian aku terkena tipu.”“Kok bisa?”“Awalnya ada yang nawarin pinjaman uang gitu dengan syarat aku harus transfer sejumlah uang.”“Terus kamu transfer uang ke pelaku?”“Iya aku transfer saja. Ternyata seminggu kemudian uangku nggak dikembalikan.”“Yang nipu orang mana?”“Kalau dari kode nomernya sih kode nomer Indonesia.”“Wah kalau kaya gitu mendingan ikhlasin aja, Nis. Kita nggak bisa urusin kalau yang nipu orang Indonesia.”“Kamu benar, Murni. Aku mending ikhlas.”“Nah kan. Susah Nis kalau mau urusin kasusmu itu. Memangnya kamu kehilangan uang berapa, Nis?’“Satu juta, Mur.”“Lumayan banyak juga ya, Nis.”Anis memandang lurus ke depan. Menikmati Victoria Park yang semaki
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 34

Belanjaannya terjatuh. Ia harus membereskannya. Saat Anis mengambil belanjaannya yang berserak, lelaki itu ikut membantu membereskan belanjaan yang terjatuh. Sesaat mata mereka saling memandang.Murni yang melihat mereka langsung berdehem. Seketika Anis dan lelaki itu tersadar kembali dari lamunannya.“Kenalin namaku Tomo.” Lelaki itu mengulurkan tangannya.“Aku Anis.” Ia menyambut uluran tangan tersebut.“Kamu di sini kerja sebagai apa?”“Aku kerja di sini merawat seorang nenek. Kalau temanku ini kerjanya jadi asisten rumah tangga.”“Waah gajinya pasti sangat lumayan, ya.”“Begitulah.”“Apa aku boleh meminta nomormu?”“Boleh.”Anis dan lelaki bernama Tomo itu saling bertukar nomor poonsel.“Nis, pulang yuk. Hari sudah semakin gelap,” ucap Murni.“Kamu bener, Mur. Tomo, aku pulang dulu ya.”“Iya Anis. Makasih banyak ya udah ngasih nomor handphonemu. Pasti aku akan menghubungimu.”“Sama-sama, Tom.”Dalam perjalanan pulang Murni sering menggoda Anis.“Cieee yang lagi kasmaran sama Tomo.
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Bab 35

Anis tidak boleh terbawa lamunan. Pekerjaannya masih menumpuk. Namun, kebahagiaannya tidak bisa terbendung. Ia segera menghubungi Aro.“Halo, Aro.”“Halo, Anis. Kamu apa kabar di sana?”“Aku baik-baik aja, Ro di sini.”“Baguslah.”“Oh ya, ada kabar apa tentang bapakku, Ro?”“Sehat kok. Semua yang ada di sini sehat. Oh iya, kamu kapan pulang kampung, Nis?”Lagi-lagi Anis menghembuskan napas kasar. Ia memang harus sabar terhadap Aro.“Kalau kontrak kerjanya sudah habis, baru aku pulang kampung, Ro.”“Oh gitu. Hehe. Oh iya, ada apa nelpon?”“Kamu tahu nggak, Ro kalau Tomo nembak aku.”“Tomo siapa?”“Tomo tuh lelaki yang nggak sengaja nabrak aku waktu itu.”“Oh. Terus kamu terima dia?”“Ya iya.”“Kamu harusnya bisa lebih hati-hati sama cowok yang baru kamu kenal, Nis.”“Tapi kami udah sering ketemu, kok. Aku pikir pertemuan itu udah cukup buat mengenal cowok bernama Tomo, Ro.”“Itu sih terserah kamu aja, Nis. Aku hanya ngasih saran, kok.”“Iya ya.”“Bearti kamu udah move on dong dari Reno
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 36

“Kamu mau nggak menikah denganku?” tanya Tomo saat lelaki itu mengajak Anis ke kafe di sekitar komplek rumah sang majikan.Mendengar pertanyaan Tomo, Anis tertegun. Ia melihat kembali tato yang menghiasi lengan Tomo.“Apakah kamu akan menjadi suami yang baik nantinya?” Anis balik bertanya.“Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu. Insyaallah.”“Kalau kamu betulan ingin menjadi suamiku, kamu harus menemui bapak di kampung halaman.”“Siap. Aku akan menemui bapakmu di kampung. Kontrak kerja kita sebentar lagi juga akan habis.”“Tapi tetap saja kamu harus memenuhi janjimu untuk bertemu bapakku.”“Aku malahan nggak sabar ingin bertemu bapakmu.”“Masa sih, Tom?”“Iya, Nis.”Beberapa bulan kemudian Anis, Murni, dan Tomo pulang kampung. Tomo menemui bapaknya Anis di rumahnya.“Begini, Pak. Saya datang kemari untuk melamar Anis.”“Bagaimana kamu bisa mengenal anakku?”“Saya mengenal Anis sewaktu kami masih bekerja di Hongkong, Pak.”“Begitu rupanya.”Anis datang membawa nampan berisi
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Bab 37

Menjelang malam, Anis sedang asik membalas sms dari Murni. Sedangkan Tomo mengutak-atik radio kuno milik bapaknya Anis.“Tomo, ini udah jam berapa? Kamu sibuk mulu. Tidur gih,” ucap Anis sambil meletakkan ponselnya di meja rias.“Baru juga pukul 8 malam. Nanti aja deh kalau udah selesai memperbaiki radionya.”“Kamu kan bisa memperbaiki radionya besok pagi.”Tomo menghentikan pekerjaannya. Anis yang melihat Tomo meletakkan radio itu di atas meja, tersenyum tipis. Namun, Tomo berhambur mengambil jaket dan memakainya. Anis melongo.“Mau kemana kamu?” tanya Anis dengan nada sedikit khawatir.“Mau jalan sama temen-temen. Udah ditungguin di jembatan.”“Mau kemana?” tanya Anis berulangkali dengan pertanyaan yang sama.Tomo hanya neloyor tanpa menjawab Anis. Hampir tiga jam lamanya Anis menunggu Tomo di dalam kamar. Lelakinya belum juga pulang.“Tengah malam begini bapak udah tidur. Duh, kemana ya si Tomo?” gumam Anis.Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Ternyata Tomo. Tubuh lela
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Bab 38

Ia membawa baskom berisi air dan lap. Anis mengelap wajah Tomo secara perlahan.“Bau alkoholnya belum juga hilang.” Anis menutup hidungnya. Ia melihat ponselnya.[Ro, kamu tahu nggak kalau Tomo malam ini mabuk-mabukan?] terkirim.Ia membanting tubuhnya di samping tubuh Tomo. Sesekali melirik wajah sang suami.[Maaf, Nis baru balas. Semalam aku ketiduran. Nggak tahu kalau ada sms dari kamu.]Bangun tidur Anis tidak mencuci muka. Namun, langsung membalas sms dari Aro.[Iya, Ro. Nggak apa-apa. Apa yang aku takutkan dari Tomo beneran terjadi, Ro.][Apaan tuh, Nis?][Dia mabuk-mabukan bersama teman-temannya.][Kenapa kamu nggak melarang dia?][Aku nggak tahu kalau dia akan berkumpul bareng teman-temannya.][Kamu harus tetap sabar, Nis. Oh ya, udah dulu ya, Nis aku mau nyuci baju.]Anis tidak membalas sms Aro. Ia meletakkan kembali ponselnya di atas lemari rias. Tomo belum bangun dari tidurnya. Anis melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 9 pagi.Waktu memang begitu cepat. Saat Anis memasa
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

Bab 39

Aro yang dibelikan sepatu oleh Anis, begitu senang. Sepatu itu memang diimpikan oleh Aro. Ia belum bisa membeli dengan uangnya sendiri. Meskipun Anis sudah menikah dengan Tomo, ia tetap berkunjung ke rumah Anis.“Oh ya, Nis ngomong-ngomong nih ya. Gimana kabar mantanmu?” tanya Aro.“Mantan yang mana?” Anis balik bertanya kepada Aro.“Itu mantan yang di Jakarta. Maksudku si Reno.”Anis diam lalu menghembuskan napas kasar. Ia menatap langit-langit.“Aku sudah melupakan Reno, Ro.”“Sebenarnya kamu bisa putus sama Reno, gimana sih?”“Dia nggak bertanggung jawab, Ro. Bilangnya akan melamarku. Ternyata bohong.”Beruntungnya selama Aro membahas Reno, tidak ada Tomo di rumah. Lelaki ganteng itu pergi ke suatu tempat.“Jadi yang mutusin lebih dulu tuh si Reno ya, Nis?” tanya Aro hati-hati.“Bisa dibilang begitu, Ro. Reno yang mutusin lebih dulu,” jawab Anis.Padahal gadis cantik itu mengingat betul bahwa sebelum putus, antara Anis dan Reno terjadi pertengkaran hebat. Anis meminta tanggung jawa
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Bab 40

Pekerjaannya mencuci piring selesai. Ia lantas mengambil ponsel lalu menghubungi Aro. Teman satu-satunya di desa ini hanya Aro. Ia tidak mungkin bercerita kepada Widya.“Halo Aro.”“Halo Anis. Ada apa nelpon siang-siang gini?”“Besok kamu sibuk nggak?”“Nggak, Nis. Ada apa?”“Aku mau ajak jalan kamu.”“Kemana?”“Itu rahasia.”“Tapi kamu kan sedang hamil besar, Nis.”“Kamu benar, Ro. Tapi nggak apa-apa.”“Ya udah deh kalau kamu ngotot.” Anis menutup sambungan teleponnya. Ia menyunggingkan senyum getir. Sambil menunggu Tomo pulang bekerja, Anis menyapu ruang tamu. Dalam keadaan hamil besar, menyapu bisa menyehatkan janin.Selesai menyapu, ia mencuci baju lalu menjemurnya. Lantas menunggu suaminya pulang. Ia melihat ponselnya. Berharap ada sms masuk.[Anis, ini aku Aro. Aku ganti nomor. Tolong nomerku yang baru di save ya.][Oke, Ro.][Ohya, Nis besok kayaknya aku nggak jadi pergi sama kamu, Nis.][Ha? Kenapa, Ro?][Besok aku harus bantuin ibuku masak. Ada acara syukuran.][Yah, gimana
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status