“Gimana, Nis. Kamu betah kan kerja di sini?” tanya sang bos.“I-iya, bos,” jawab Anis dengan gugup.“Widya, kamu juga betah kan kerja di sini?” tanya sang bos.“Tentu aja dong, bos.”Anis yang ingin pulang kampung terpaksa berbohong kepada sang bos. Anis tidak ingin bosnya menekan untuk tetap bekerja di toko tersebut. Berbeda dengan Widya yang kegirangan, karena bosnya menambah bonus bulanan. Anis yang masih kepikiran omongan Aro, memilih menjauh dari Widya.“Gimana, Nis? Kenapa lagi? Ada apa menelepon?” tanya Aro yang terdengar malas. “Teleponnya kasihkan ke bapak dong, Ro. Aku mau bicara sama bapak.”“Halo anakku Anis, ada apa?” tanya bapaknya Anis.“Halo, Pak. Pak, sebenarnya Anis nggak betah kerja di sini,” jawab Anis.“Lho, lho, lho kenapa nggak betah? Apa di tempatmu kerja orang-orangnya nggak baik?”“Sebenarnya teman-temannya Anis tuh baik sama aku, Pak.”“Lha terus?”“Pokoknya Anis nggak betah kerja di sini.”“Kalau kamu nggak nyaman kerja di sana ya mendingan keluar saja,” s
Last Updated : 2024-07-13 Read more