All Chapters of Kisah Gadis Pemburu Uang dan Lelaki Sholih: Chapter 21 - Chapter 30

55 Chapters

Bab 21

Anis terus memaksa Reno untuk melamarnya, tetapi lelaki itu selalu beralasan bahwa dirinya belum siap. Delapan bulan berhubungan, menurut Reno belum cukup untuk ke jenjang pernikahan. Jangankan pernikahan, lha wong untuk melamar saja Reno banyak alasan. Anis merasa ada yang aneh dengan Reno.Perasaan aneh itu segera ditepis jauh-jauh oleh Anis. Ia tidak ingin menaruh perasaan yang tidak semestinya pada Reno. Selama itu Anis mengalami banyak gangguan dari berbagai macam makhluk halus. Malam itu Anis tidur di kamar indekosnya Widya.Ia tidak mengira akan mendapatkan banyak gangguan. Tempo hari Widya mengatakan kalau kamar indekosnya sudah dibersihkan. Namun, Anis masih mendapatkan banyak gangguan. Itu artinya kamar indekos itu belum bersih.Anis sering meminta kepada Widya agar kamar indekosnya dibersihkan, hanya untuk menghalau makhluk-makhluk itu. Ia segera menelpon Aro.“Halo, Aro.”“Halo, Nis ada apa?”“Aku ingin cerita sama kamu, Ro.”“Cerita tentang apa, Nis? Kenapa? Ada apa?” Aro
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab 22

“Ngomong-ngomong, apa boleh aku main ke kosmu?”“Sebenarnya bos yang punya kos melarang lelaki masuk kos kami, Ren.”“Yaaah. Aku penasaran, gimana kosmu yang sebenarnya kok banyak hantunya.”“Apa kamu benar-benar penasaran dengan kosku, Ren?”“Iya, Nis.”“Ya gimana, ibu kos melarang ada lelaki masuk ke kos.”“Iya, ya aku ngerti, Nis. Maksudku, aku bisa ngebasmi makhluk halus itu.”“Beneran, Ren kamu bisa ngebasmi makhluk halus itu?”“Bener, Nis.”“Aku bakal coba ngomong sama ibu kos baiknya gimana.”Reno. Ia tidak benar-benar bisa membasmi makhluk halus. Hal itu hanya untuk mengelabui Anis saja. Ada maksud lain yang dipendam lelaki itu.Oh Tuhan, mengapa harus mengenalkan Reno kepada Anis jika lelaki itu menginginkan hal lain dari Anis? Gadis cantik itu menutup telpon. Ia memikirkan bagaiamana caranya agar ibu indekosnya mengizinkan ada lelaki yang masuk ke indekosnya. Ia benar-benar bingung.Akhirnya Anis mendapatkan izin induk semang – ibu kos – membolehkan lelaki masuk ke indekosny
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bab 23

Ponsel Anis berdering. Ia menyibakkan selimut. Widya hanya mendengkus sebal.“Halo, Ro. Ada apa?”“Halo, Nis. Mau tanya, kamu jadi nggak pulang kampung?”“Memangnya kenapa, Ro?”“Bapakmu, Nis.”“Kenapa lagi dengan bapak?”“Bapakmu sakit, Nis.”“Sakit apa?”“Nggak tahu. Sering manggil namamu, Nis.”“Duuh bapak kenapa lagi, sih?”Anis teringat obrolannya dengan Aro. Waktu itu. Waktu memang cepat berlalu. Anis menghubungi Aro.“Halo, Anis. Ada apa?”“Gimana keadaan bapak?”“Bapakmu udah sembuh, Nis.”“Tadinya aku mau bilang ke bapak kalau aku bakalan pulang kampung.”“Kamu serius ingin pulang kampung?”“Serius. Bapak sering sakit gitu kok.”Sebenarnya masih ada kakaknya yang merawat bapaknya. Ia tidak mengetahui semenjak Aro bekerja di mall, Aro sering memberitahukan kabar Anis kepada kakaknya Anis.“Terus gimana hubunganmu sama Reno?”“Makanya aku bingung, Ro.”“Besok atau lusa atau sampai Reno benar-benar siap ngomong sama bapak, mungkin aku bakalan pulang kampung, Ro.”“Nunggu lama do
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Bab 24

Reno hanya diam. Mereka sampai juga di kamar hotel yang sudah dipesan oleh Reno. Anis termakan juga oleh rayuannya Reno. Seharusnya Reno bisa menahan.“Aku melakukan ini agar kamu nurut sama aku, Nis. Kamu senang?”“Ya, Ren. Aku senang. Apakah ini yang kamu bilang surprise?”“Iya, Anis. Ini lah surprise yang ku maksud.”“Tapi kamu bilang belum siap buat melamarku?”“Aku memang belum siap, Nis kalau melamarmu.”“Terus kenapa melakukan ini, Ren? Apa kamu bakal tanggung jawab, Ren?”“Aku bakalan tanggung jawab kok, Nis.”Anis tersenyum tipis. Begitu lah jika pacaran jika hanya untuk bersenang-senang saja. Mereka terjerumus. Padahal Anis cukup taat jika di dalam keluarganya yang berada di kampung halaman. Lelaki itu mengalungkan kalung berliontin mutiara di lehernya Anis.“Kalung ini bisa menangkal setan.”“Apakah gangguan makhluk halus itu benar-benar hilang, Ren?”“Ya. Tentu aja.”Reno membohongi Anis bahwa gangguan makhluk halus tersebut sudah hilang.“Kalau boleh tahu sebenarnya kamu
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Bab 25

Semenjak kejadian itu, Anis jadi lebih sering menghubungi Reno.[Lagi ngapain, Ren?][Lagi kerja sayang.][Ganggu kerjaanmu ya?][Enggak kok, santai aja. Kamu sendiri lagi ngapain?][Kerja jaga toko.][Oh.][Ren, kamu janji kan nggak akan ninggalin aku?][Iya, aku janji.]Anis membaca kembali sms dari Reno. Widya yang membuat teh lalu menyesapnya, berujar, “Nis, kamu kenapa sih kok akhir-akhir ini seperti berubah?”“Berubah gimana sih, Wid? Aku ya Anis sama seperti dulu.”“Kamu jadi lebih sering mentingin ponselmu dari pada kerjaan di toko.”“Masa sih, Wid?”“Iya, Nis.”“Wid, aku boleh ngomong sesuatu nggak sama kamu?”“Ngomong aja, Nis. Kamu biasanya kalau mau ngomong, ngomong aja.”“Gitu, ya?”“Iya Nis.”“Wid, kamu kalau sama pacarmu gimana?”“Maksudnya?”“Maksudku, kamu kalau sama pacarmu, apakah selalu menuruti apa keinginan dia?” pertanyaan Anis membuat Widya menghentikan ritual minum tehnya. Gadis yang berperawakan tinggi semampai itu menatap lekat wajah Anis yang mulai timbul j
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab 26

Ada rasa sesal yang menggelayut di hati Anis. Entah menyesal telah menaruh rasa percaya yang begitu amat kepada Reno, atau karena ia sudah tidak gadis lagi. Entahlah.“Kamu beruntung banget ya, Wid punya pacar yang seperti itu.”“Memangnya Reno nggak seperti itu?” tanya Widya.Deg! Seolah-olah bongkahan batu menghantam dada Anis. Mulutnya terbungkam, berpikir apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan Widya? Anis menghela napas pelan.“Reno baik kok, Wid. Dia nggak akan ninggalin aku hanya karena aku nggak memberikan apa yang dia mau.”Anis berbohong. Toh, ia memberikan apa yang kekasihnya inginkan karena ia tidak ingin Reno meninggalkannya. Ia harus segera menghubungi Reno. Jika perlu, Anis yang lebih sering mengajak Reno untuk bertemu.[Ren, kamu sibuk nggak?][Hari ini aku sibuk banyak banget kerjaannya. Ada apa?]Anis yang membaca pesan dari Reno, merasa ada yang aneh dengan sikap Reno.[Aku pengen ketemu sama kamu, Ren.][Kalau pengen ketemu, mending lewat sms aja, ya.][Kenapa begi
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab 27

Ketika Anis memasukkan nasi satu suap ke dalam mulut, ponselnya berdering. Telepon dari Aro. Ia segera menjawab telepon tersebut.“Halo, Nis. Apa kabarnya?” Aro bertanya tentang kabar dari Anis. Gadis cantik itu kelimpungan saat ingin menjawab pertanyaan Aro. “Halo. Kabarku baik-baik aja, Ro.” Anis terpaksa berbohong. Keadaannya tidak baik-baik saja. Ia baru saja mengalami penyiksaan dari Reno.“Syukurlah.”“Ada apa nelpon? Untung hari ini hari libur kerja. Jadi ngejawab telponmu nggak usah sembunyi lagi.”“Ah nggak ada apa-apa, Nis. Aku cuman mau nanya kabarmu gimana.”“Oh. Aku baik-baik saja, Ro. Kamu gimana di sana?”“Aku juga baik kok, Nis.”“Oh ya, ini kan kamu udah lumayan lama ya kerja di Jakarta.”“Iya, terus, Nis?”“Nggak ada apa-apa, sih cuman kok kamu nggak pulang kampung.”Deg! Tiba-tiba saja lidahnya kelu, air menetes dari dahinya. Ingin rasanya ia pulang kampung, tapi apa daya. Ia masih menunggu lelaki itu untuk tanggung jawab.“Pulang kampung. Hanya saja ….” Anis mengh
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Bab 28

Namun, lama-kelamaan jarum jam menunjukkan angka dua belas waktu Indonesia bagian barat. Entah mengapa Anis kesulitan tidur. Sedangkan Widya sudah terlelap dalam tidur. Sekelebat bayangan hitam melintas jendela kamar.“I-i-itu apaan?” ujar Anis dalam ketakutan. Ia hanya memandang Widya dan tidak mungkin membangunkan Widya. Anis kembali memaksakan dirinya agar terlelap.Glodak!“Su-su-suara apa, itu?” ucap Anis yang masih dalam ketakutan. Ia mencoba membuka kelopak matanya. Deg! Ada getaran yang tidak biasa. Degup jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya. Hawa dingin seolah-olah menusuk kulitnya. Ternyata sesosok wanita tua bertubuh kurus melayang di depan Anis.“Si-si-siapa kamu?” tanya Anis kepada sosok wanita tua itu.“Aku ibumu, Nak. Aku datang ke mari untuk membantumu.”“Membantuku?”“Iya, Nak. Hampir tiap malam kamu diganggu oleh genderuwo, kan? Aku datang untuk mengusirnya.”“Te-terimakasih.”Tiba-tiba saja arwah itu menghilang entah ke mana. Anis menarik napas lalu mengelua
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab 29

Pulang kampung. Yup! Terbersit pikiran untuk pulang kampung. Ia semakin tidak betah dengan gangguan dari makhluk halus itu. Apalagi ada sesosok arwah yang mengaku ibunya turut membantu Anis mengusir genderuwo.Ia teringat akan obrolannya dengan Aro kemarin. Ia menata barang-barangnya ke dalam tas berukuran besar.“Mau kemana kamu, Nis?” tanya Widya.“Pulang kampung, Wid,” jawab Anis yang tetap memasukkan barang-barang tersebut ke dalam tas.“Memangnya kamu udah izin sama bos?”“Udah dong, Wid. Bos udah izinin.”“Tapi kok rasanya cepet gitu lo, Nis.”“Cepet gimana?” Anis mengerutkan dahi.“Baru juga kemarin kamu aku buatkan teh, eeh sekarang malahan pulang kampung. Kan aku jadi nganu, Nis.”“Mau gimana lagi, Wid aku harus pulang kampung. Bapak sering sakit-sakitan.” Akhirnya gadis cantik itu memiliki alasan yang tepat untuk pulang ke kampung halamannya. Ia tidak mungkin cerita kepada Widya mengenai arwah yang sering mendatanginya. Widya akan ketakutan jika mengetahui cerita tersebut.“
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 30

Hari ini kakaknya Anis membersihkan dapur rumahnya Aro. Memang, keluarganya Aro akan kedatangan tamu istimewa. Apalagi ini bulan Agustus yang mana desa ini akan merayakan kemerdekaan Indonesia. Tentu saja harus bersih-bersih.Angin menerpa bendera yang telah berdiri kokoh di tiang pinggir jalan. Aro hanya bisa melakukan aktivitas menonton televisi. Ia menonton acara kesukaannya. Drama keluarga yang mengisahkan tentang cinta beda dunia.Sedangkan Anis di rumahnya. Ia memasak, mencuci baju, hingga bermain di rumah tetangga dekat rumahnya. Semenjak Anis di rumah, ia sering menghabiskan waktunya di rumah tetangga. Bercanda, tertawa, hingga membuat rujak.Tamu istimewa itu telah datang ke rumah Aro. Kakaknya Anis kembali ke rumahnya karena tidak ada yang diajak ngobrol.“Nis, kamu kalau di rumah terus-terusan gini nggak dapat uang. Nggak mungkin aku ngasih uang ke kamu terus. Aku ya punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kamu cari kerja gih. Gajinya yang sehari langsung dibayar.”“Kerja apa,
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status