Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 221 - Chapter 230

387 Chapters

Bab 221: Desa Petir (part 1)

Indra dan Mira terus berjalan di jalanan yang menuju desa, di samping kanan dan kiri mereka terlihat ada sawah yang baru dibajak oleh kerbau. Beberapa diantaranya malah baru sedang dibajak. Saat melihat mereka berdua lewat, tampak perhatian para petani tertuju kepada mereka berdua. Indra hanya mengangguk ramah dari kejauhan sambil terus menunggang kudanya menuju desa, meski begitu para petani tersebut hanya tertunduk saja.Dari kejauhan terlihat rumah-rumah penduduk desa yang berdiri kokoh. Tampak juga berbagai jenis pohon buah yang ranum tumbuh subur di sekitar rumah mereka. Mira dan Indra kemudian turun dan menuntun kudanya setelah dekat ke pemukiman warga desa. Beberapa anak kecil terlihat sedang kejar-kejaran di halaman rumah, sementara itu hanya sedikit saja orang dewasa yang ada di sana karena kemungkinan mereka sedang pergi ke kebun atau ladangnya.Hanya ada beberapa ibu-ibu yang ada di teras rumahnya. Perhatian mereka langsung tertuju kepada Indra d
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bab 222: Desa Petir (part 2)

“Tebakan tuan memang benar,” jawab Mira sambil tersenyum.“Hihihi.. begitulah tuan,” timpal Indra sambil menggaruk-garuk kepalanya.“Hmm.. Kalau begitu kita berbincangnya di kediaman saya saja,” tutur Sopala sambil mengajak Indra berjalan menuju ke arah para pemuda dan anak-anak yang sedang berlatih pencak silat.Pria yang sedang melatih para pemuda dan anak-anak itu segera menghampiri Indra dan Mira seraya memperkenalkan dirinya sambil bersalaman, Indra kemudian menambatkan tali kedua kuda mereka di pohon buah yang ada di samping rumah. Setelah berbincang sebentar mereka berdua kemudian masuk ke dalam rumah besar yang ternyata merupakan kediaman Sopala. Sementara kediaman temannya ternyata agak jauh dari sana, namun diwaktu siang hari mereka biasanya ada di sana untuk melatih para pemuda dan anak-anak Desa Petir.Istri Sopala segera menyambut kedua tamunya itu dengan ramah. Dia langsung menyuguh
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bab 223: Sampai di Desa Gugur

“Nah kalau itu baru saya mau,” ucap Indra sambil tertawa kecil.“Ish,” gerutu Mira sambil mengeplak tangan Indra yang hanya cengar cengir saja sebab tidak bisa menyembunyikan rasa laparnya.Setelah berbincang sebentar akhirnya Sopala dan istrinya mulai menyiapkan hidangan untuk makan siang. Semua pemuda dan anak-anak yang berlatih juga akhirnya berhenti untuk beristirahat. Setelah rehat sejenak mereka mulai berkumpul di kediaman Sopala untuk makan siang. Sopala mengatakan kalau makan bersama sudah menjadi kegiatan mereka sehari-hari.Sopala juga menjelaskan kalau dia serta istrinya pernah berguru di salah satu perguruan silat aliran putih yang kini sudah lenyap karena diserang orang suruhan kerajaan. Mereka akhirnya memutuskan untuk menetap di Desa Petir, ternyata di desa tersebut bukan hanya mereka saja yang merupakan seorang pendekar. Tapi kebanyakan penduduk Desa Petir memang seorang pendekar, karena itulah kelompok b
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bab 224: Mengacau di Desa Gugur (part 1)

Indra dan Mira mulai berjalan menuruni bukit. Sepanjang jalan terlihat Mira terus senyum-senyum sendiri melihat Indra, kali ini Indra benar-benar sudah menyamar dengan menutupi wajahnya menggunakan topeng yang terbuat dari kantung kulit yang biasa mereka gunakan untuk membawa perbekalan di kudanya. Indra menyobek kantung kulit itu dan membuat topeng, dia mengikatnya dengan tali rotan ke kepalanya.“Ada apa sih?” tanya Indra saat melihat Mira terus senyum-senyum sendiri.“Itu yang kamu maksud menyamar?” Mira malah balik bertanya kepada Indra.“Iya, keren kan? Cuma rasanya lubang buat hidungnya ke kecilan nih. Nanti hidungku jadi semakin pendek deh karena ketekan,” ucap Indra sambil menata kembali topeng di wajahnya.“Keren dari mananya, yang ada malah serem tahu,” kata Mira.“Hihihi.. Bagus dong, nanti bandit-bandit itu juga bakalan ketakutan,” tukas Indra samb
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

Bab 225: Mengacau di Desa Gugur (part 2)

Lima bandit segera melesat menyerang Indra sambil mengayunkan senjata yang mereka pegang. Tanpa ragu Indra melesat dalam gerakan kedua pancalima, dua orang bandit yang menyerangnya langsung tumbang saat leher mereka dihantam pukulan keras oleh Indra sampai memuntahkan darah dari mulut serta hidungnya.‘Beukh’‘Dakh’‘Deukh’Tiga bandit lainnya secara bergiliran segera Indra serang dengan tendangan kaki kanannya yang diputarkan mengincar leher mereka semua sekaligus hingga terpelanting dan kepalanya membentur tanah dengan keras. Melihat ada keributan di kejauhan, tampaknya bandit yang melihatnya tidak tinggal diam. Belasan bandit terlihat mulai bergerak menuju Indra dan Mira yang sedang menghajar rekan mereka satu persatu.Mira sendiri tanpa ragu segera mengambil dua golok dan dia gunakan untuk menebas semua bandit yang datang menyerangnya tanpa ampun. Suara dentingan senjata terus te
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

Bab 226: Ketangkasan Kelompok Bandit Guludug (part 1)

Saat Mira baru saja menapakan kakinya ke tanah, lima bandit sudah melesat lagi ke arahnya sembari melayangkan tebasan pedang serta golok di tangannya. Mira dengan cepat menghindari satu tebasan lalu menangkis dua tebasan lainnya menggunakan golok yang ada di kedua tangannya, Mira dengan cepat juga menghantamkan kakinya membelokan serangan satu bandit dan menghindari tebasan bandit terakhir yang menyerangnya.Dengan cepat Mira memutar goloknya di tangan lawan sampai tangan mereka tersayat bilah tajam golok yang dipegang Mira. Tak hanya sampai di sana saja sebab Mira juga segera menyepak kaki dua bandit tersebut sampai tubuhnya oleng dan disusul tusukan golok mengincar dadanya.“Aakkhh!” dua bandit itu terdengar menjerit kencang sesaat setelah Mira mencabut dua goloknya yang menancap di dada mereka.Mira beralih menghindari serangan satu bandit lainnya dan menahan tebasan dua bandit lainnya dengan golok di tangannya, tapi mendadak dar
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

Bab 227: Ketangkasan Kelompok Bandit Guludug (part 2)

“Mereka benar-benar berbeda dengan bandit yang pernah kami lawan di perjalanan,” batin Mira sambil merasakan rasa perih di pinggangnya.“Kelihatannya apa yang dikatakan oleh tuan Sopala memang bukan hanya isapan jempol belaka,” pikir Mira sambil waspada lagi saat melihat belasan bandit kembali datang mengepungnya. Terlihat beberapa bandit lainnya juga baru datang dari arah yang berbeda, mereka pasti datang setelah mendengar ada keributan di wilayah mereka.Mira merasa kalau para bandit yang ada di Desa Gugur benar-benar sudah terlatih. Sangat berbeda jauh dengan bandit yang ada di Desa Sanca atau Desa Cangkeul yang ada di tepi Sungai Cisoca. Tentu saja hal itu membuat Mira semakin curiga saja, dia yakin keberadaan bandit-bandit hebat di sana ditambah dengan persiapan yang terlihat mereka lakukan sebelumnya pasti berhubungan dengan rencana cadangan Wirarasa.Sejenak Mira terlihat menatap ke arah Indra yang juga sedang sib
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

Bab 228: Mira Mulai Terpojok

Suara benturan dan pekikan para bandit terdengar jelas saat Indra mendaratkan serangannya di tubuh mereka. Dengan lincah Indra berganti dari gerakan ketiga, kedua dan pertama silat pancalima tanpa kesusahan sedikitpun. Semakin sering dia menggunakan gerakan silat yang diajarkan Maung Lara kelihatannya semakin terampil saja dia menggunakannya.Kali ini Indra yang dikepung tujuh orang bandit segera melompat ke udara dan menggunkan gerakan ketiga pancalima dengan membalik tubuhnya sembari menghujamkan kedua tinjunya ke bawah. Dua kepala bandit yang terkena hantaman tinju Indra langsung roboh bersamaan dengan suara benturan yang cukup keras. Indra tidak membuang waktu dan segera melesat lagi dengan tendangan mengincar leher seorang bandit.Musuhnya terlihat mencoba menghalaunya menggunakan bilah pedang. Tapi tubuhnya tetap terpental ke belakang saking kuatnya tendangan yang dilakukan oleh Indra. Tiga bandit lainnya mencoba menyerang Indra dengan senjata di tang
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

Bab 229: Kedatangan Nyi Sarwati dan Guludug

Terlihat Indra hanya tersenyum sambil mengangkat tangan kanannya ke udara, tak lama kemudian terdengar suara gemuruh guntur di langit bersamaan dengan sambaran petir yang terlihat menyambar tangan kanan Indra. Kilatan-kilatan petir tampak menyelimuti tangan kanan Indra yang sengaja menggunakan ajian tinju gelap untuk mengalihkan perhatian belasan musuh yang mengepung Mira.“Lompat!” teriak Indra sambil melompat menuju ke arah Mira.Mendengar perintah Indra itu Mira segera melompat sekuatnya ke udara. Gemuruh angin yang menderu terasa mengiringi gerakan Indra yang melesat ke tempat Mira. Setelah berada di bawah Mira, Indra segera menghantamkan ajian tinju gelapnya ke tanah tepat di tengah-tengah para bandit yang tadi mengepung Mira.‘Tarrrr’‘Bbhhooommrrr’‘Ggggrrrrr’Kilatan petir terlihat menyambar dari pukulan tangan kanan Indra disusul dengan suara dentuma
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

Bab 230: Indra dan Mira vs Bandit Guludug

“Orang seperti dia tidak akan pernah berhenti mengoceh sebelum dikubur di dalam tanah!” tukas Guludug sambil menghunuskan golok dari pinggang kirinya.Keenam bandit yang ada di bawah mereka juga terlihat mulai menghunuskan senjata yang mereka bawa. Indra segera waspada dan mulai memasang kuda-kuda gerakan silat pancalima, melihat Nyi Sarwati tidak menanggapi kuda-kudanya sedikitpun Indra merasa lega sebab itu artinya Nyi Sarwati tidak mengetahuinya. Mira sendiri juga langsung waspada di belakang Indra seraya memasang kuda-kuda gerakan silatnya.“Hihihi.. bukankah kalian juga sama? Kalian tidak akan pernah berbuat keonaran dan kejahatan kecuali sudah dikubur di dalam tanah!” balas Indra sambil tersenyum mengejek.“Hahaha.. aku tidak akan pernah mati jika hanya dikubur di dalam tanah!” tegas Guludug sambil melompat dari atap rumah dan menapak tak jauh di depan Indra.“Jika kau memang bisa men
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
39
DMCA.com Protection Status