Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 191 - Chapter 200

387 Chapters

Bab 191: Pertarungan Akhir Perang (part 2)

Riuh angin yang membawa air hujan kembali bergemuruh di tengah-tengah cekungan tanah, tanah yang dipijak oleh mereka bertiga serasa bergetar pelan. Angkara dalam kecepatan tinggi segera menghentakan kakinya hingga tubuhnya melesat cepat menuju Indra dengan lurus berniat menusuk dadanya. Namun Indra dengan lincah segera menyongsong bilah tumpul pedang Angkara tersebut dengan ajian bayubaraja di tangannya.‘Dhoomrrr’Suara dentuman kecil terdengar saat mereka mengadu ilmu kanuragannya masing-masing. Meski ajian walakaya miliknya bisa dipatahkan dengan mudah oleh Indra, Angkara tidak putus asa dan berusaha menyerang Indra dengan menebaskan pedangnya ke atas mengincar dagu. Secepat kilat Indra mendoyongkan tubuhnya ke belakang sambil diiringi oleh serangan balik menggunakan tendangan kaki kirinya.Angkara dengan gesit menghindar ke samping kiri agak jauh sembari menebaskan pedangnya lagi secara diagolan mengincar leher bagian kiri Indra
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 192: Pertarungan Akhir Perang (part 3)

“Jangan salah paham. Aku datang langsung ke medan perang ini sengaja untuk mengurangi kekuatan musuhku. Terlebih aku tahu kalau kau tidak akan menang melawanku jadi aku tidak peduli sebenarnya jika kau datang ke markasku atau tidak. Yang jelas jika aku melewatkan kesempatan untuk mengurangi kekuatan musuh maka kemenangan akan sulit di dapat,” tukas Wirarasa.“Ah yang bener kau berpikir begitu? Hihihi... sekarang nyesel kan meremehkanku? Nyatanya pasukanmu tetep saja habis,” ledek Indra sambil tertawa.“Kau benar-benar tengil. Asal kau tahu, kegagalan rencanaku bukan karena keberadaanmu. Tapi karena terkecoh oleh siasat Maung Lodra dan Pratiwi serta pasukanku terkena jebakan licik dari orang yang sangat licik lebih dari diriku!” tegas Wirarasa.“Woi, woi, jangan mengatakan orang itu licik. Jangan samakan dia dengan orang sepertimu!” bentak Indra yang tidak terima kalau Mira disebut licik.
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 193: Akhir Peperangan (part 1)

“Dua ajian tingkat tinggi sekaligus ya,” batin Indra. Dia akhirnya mendapatkan sebuah ide untuk melawan mereka berdua. Indra segera mulai membuat pola gerakan untuk menggunakan ajian gelap ngampar. Tentu saja melihat hal itu Wirarasa kembali terkejut dan membatalkan ajian caturbaya miliknya.“Itu.. pola gerakan awal ajian gelap ngampar. Diam di belakangku dan tutup mata serta telingamu!” teriak Wirarasa kepada Angkara. Sontak Angkara juga membatalkan ilmu kanuragannya dan melompat ke belakang Wirarasa yang berkonsentrasi untuk bersiap menggunakan ajian pancabaya miliknya.Namun Indra langsung menghentakan kakinya melesat menuju Wirarasa, ternyata itu hanyalah tipuan Indra saja. Sejak awal dia tidak berniat menggunakan ajian terlarangnya tersebut tapi hanya untuk mengganggu Wirarasa dan Angkara saja agar tidak menggunakan dua ilmu kanuragan tingkat tinggi miliknya, sebab Indra pasti akan kewalahan jika harus menghadapi dua ajian tingk
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 194: Akhir Peperangan (part 2)

“Hidup Kerajaan Panjalu!” teriak Indra dengan keras hingga terdengar menggema di cekungan tanah. Sontak saja semua orang yang ada di sana juga langsung tersenyum dan mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi ke udara.“Hidup Kerajaan Panjalu!” timpal semua pasukan sampai terdengar bersahut-sahutan. Mereka bersorak riang karena senang akhirnya perang sudah selesai. Indra kemudian berjalan menuju seberang jurang yang mulai penuh terisi oleh air hujan yang sejak tadi turun dengan derasnya. Saktiwaja terlihat langsung menghampirinya, seketika itu juga Indra tertunduk.“Di mana Mahaguru Maung Lodra dan Mahaguru Pratiwi?” tanya Saktiwaja. Sebelum menjawab pertanyaan Saktiwaja tampak Indra menghela nafas dalam.“Mereka berdua telah meninggal saat aku sampai ke medan perang, tapi berkat pengorbanan mereka jugalah aku bisa mengalahkan Wirarasa dan Angkara,” jawab Indra dengan lirih.“Hmmh
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Bab 195: Akhir Peperangan (part 3)

“Sejujurnya aku tidak menyangka jika dia akan tergiur dengan tawaran musuh dan memilih berpihak kepada mereka. Aku tidak menyangka jika dia adalah tipe orang serakah yang hanya mementingkan jabatan, harta, tahta dan dunia dibandingkan rakyat dan tanah airnya. Selama ini dia benar-benar pintar bersandiwara seolah-olah berada di pihak kita, nyatanya dia hanyalah seorang penjilat yang mudah berkhianat demi tujuannya sendiri,” sambung Pantera.“Ya. Padahal Maharaja Kalya Cakra sudah sangat mempercainya. Hmm.. Pada akhirnya pasukan kita berkurang lebih dari setengahnya di sini. Hanya tersisa tambahan dua ribu pasukan saja yang saat ini sedang dijemput oleh Suradwipa. Aku memang yakin jika kita berperang dengan Kerajaan Girilaya kita tetap akan menang, tapi korban jiwa di pihak kita juga akan sangat banyak,” tukas Saktiwaja sambil beberapa kali menghela nafas dalam.“Oh iya Indra. Apa kau tidak mendapatkan informasi apapun dari Angka
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Bab 196: Akhir Peperangan (part 4)

“Mereka berdua memang sangat hebat, kemenangan ini tidak mungkin diraih kalau mereka tidak ada. Sangat disayangkan jika mereka harus gugur di medan perang ini. Kemenangan ini seakan tidak berarti jika harus kehilangan dua Mahaguru bahkan tiga Mahaguru dari perguruan besar,” timpal Mira.“Ya. Untuk menegakkan kebenaran dan keadilan memang tidak mudah, kadang kita harus kehilangan sesuatu di tengah-tengah perjuangan kita. Tapi kehilangan nyawa di tengah perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran bukanlah hal yang buruk. Orang seperti mereka berdua pasti sejak awal sudah siap melakukannya, bagi mereka kebenaran dan keadilan adalah hal yang lebih penting dan mutlak untuk ditegakan. Semua itu juga mereka lakukan demi kita para penerusnya,” kata Indra.“Tapi ngomong-ngomong kamu juga sangat berjasa di perang kali ini, jadi jangan berkecil hati seperti itu. Jika kamu tidak ada di medan perang mungkin korban jiwa yang jatuh dari piha
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Bab 197: Kedatangan Suradwipa

Pagi harinya saat fajar baru menyingsing suara derap langkah kuda yang begitu banyak terdengar mulai mendekati tenda-tenda pasukan Kerajaan Panjalu. Indra dan beberapa orang lainnya yang sudah terbangun segera berdiri di dekat tenda dengan waspada, Saktiwaja dan Pantera juga segera keluar dari tendanya. Namun samar-samar terlihat kalau yang datang adalah Suradwipa dengan lima ratus prajurit berkuda lainnya.“Kelihatannya sebagian pasukan cadangan juga sudah datang,” tukas Saktiwaja sembari berjalan bersama Pantera untuk menyambut kedatangan Suradwipa. Sementara itu setelah tahu kalau yang datang bukanlah pasukan musuh, Indra segera kembali ke tendanya seraya membaringkan tubuhnya lagi di atas batang pohon yang dia jadikan alas untuk tidur.“Bagaimana keadaan peperangan saat ini Senopati? Kami sudah berusaha datang secepat mungkin, tapi ini adalah batasan kami setelah menempuh jarak yang cukup jauh,” tanya Suradwipa setelah turun dari
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 198: Surat dari Maharaja Kalya Cakra

“Nggak, aku cuma bicara sendiri,” jawab Mira sambil buru-buru berjalan cepat mendahului Indra. Tenda utama tempat Saktiwaja berada juga sudah ada di depan mereka. Melihat hal itu Indra hanya tersenyum saja sambil menatap Mira dari belakang.Sesampainya di tenda utama terlihat beberapa orang sudah ada di sana termasuk Suradwipa dan Senopati Pantera. Indra dan Mira kemudian duduk di batang pohon yang dijadikan kursi seadanya. Terdengar kalau Saktiwaja sedang menceritakan jalannya perang kepada Suradwipa yang memang baru datang.“Hmm.. andaikan aku datang kemari lebih cepat bersama dengan pasukan cadangan,” ujar Suradwipa setelah Saktiwaja mengakhiri ceritanya.“Perjalananmu sudah sangat cepat Sura, jarak dari sini ke tempat pasukan cadangan sangatlah jauh. Sejak awal kita memang tidak menduga kalau Wirarasa akan berbuat selicik itu,” hibur Saktiwaja saat melihat Suradwipa tampak merasa bersalah.&l
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 199: Kecerdasan Putri Adipati

Setelah membacakan surat dari Maharaja Kalya Cakra prajurit tersebut kembali meninggalkan tenda untuk kembali ke tempatnya. Sementara itu Saktiwaja hanya menghela nafas dalam. Dia sebenarnya masih marah dengan Kerajaan Girilaya yang telah berani mengganggu Kerajaan Panjalu, tapi apa yang Kalya Cakra sampaikan di suratnya memang masuk akal juga.“Sekarang bagaimana Saktiwaja?” tanya Pantera.“Kita akan mentaati titah dari Maharaja. Kita akan membawa semua pasukan ke Kadipaten Nanggala sambil menunggu keputusan Maharaja, kita tidak mungkin menentang keputusan beliau,” jawab Saktiwaja. Tapi dia terlihat sedikit merenung seolah ada yang mengganjal di hatinya.“Tapi, jika memang keputusannya belum pasti bukankah lebih baik semua pasukan dikerahkan mendekati perbatasan dengan Kerajaan Girilaya? Bukankah jika kita malah di Nanggala nanti kalau Girilaya berniat perang kita malah akan keteteran karena harus buru-buru datang
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 200: Kembali ke Nanggala (part 1)

Hanya dalam waktu singkat terlihat semua tenda tempat pasukan Kerajaan Panjalu beristirahat sudah dibongkar dan dirapikan. Beberapa pasukan lainnya terlihat mulai membuat pedati dan kereta kuda sederhana dari batang-batang pohon yang sudah tumbang. Setelah selesai barulah mereka berkumpul di tepi cekungan tanah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada semua orang yang telah gugur di medan perang.Setelah selesai mereka kemudian mulai menaiki pedati dan kereta kuda sederhana yang baru dibuat. Meski begitu tidak semua pasukan bisa diangkut karena keterbatasan jumlah kuda yang ada di sana. Setengah pasukan bisa dibawa sementara setengahnya lagi terpaksa jalan kaki untuk menuju Kadipaten Nanggala. Indra, Elin, Astriani dan Mira sebenarnya berniat untuk jalan kaki saja, tapi atas perintah Saktiwaja mereka berempat ikut menaiki kereta kuda agar cepat sampai. Rima sendiri sudah berangkat duluan bersama ayahnya.“Hoam.. Padahal aku tadinya mau jalan kaki
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
39
DMCA.com Protection Status