Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 171 - Chapter 180

387 Chapters

Bab 171: Indra vs Jalu (part 1)

Sementara itu di area Perguruan Manahsulaya. Elin, Mira, Astriani dan Rima yang merasakan getaran tanah hebat langsung terkejut bukan main. Terlebih tidak lama kemudian suara dentuman yang amat dahsyat langsung terdengar bersamaan dengan gemuruh angin kencang yang datang. Mereka berempat bersama dengan Ki Bisara dan anak buahnya langsung berhenti bertarung dan tertegun sejenak.“Apa yang terjadi?” tukas Elin sambil menutup matanya karena terpaan angin yang begitu kencang.“Aku tidak tahu,” jawab Astriani.“Arah suara tadi. Kalau tidak salah itu adalah arah medan perang berada,” batin Mira sembari terus memperhatikan musuhnya yang juga ikut terdiam.“Cih. Angin apa ini,” gerutu Rima yang kesal karena dia tadi hampir saja bisa merobohkan Ki Bisara andaikan tanah tidak berguncang.“Hehehe.. kelihatannya Wirarasa sudah menggunakan ajian terlarang miliknya,” gumam
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

Bab 172: Indra vs Jalu (part 2)

“Hihihi.. maaf nih, bisa disingkat ke intinya saja tidak? Nanti pertarungan kita nggak selesai-selesai,” sela Indra.“Intinya dia menghancurkan masa depanku!” bentak Jalu karena tersinggung disela oleh Indra.“Eh? Maksud masa depanmu itu gimana?” ucap Indra dengan keras karena kaget, dia pikir masa depan yang Jalu maksud sama seperti yang Ki Bisara maksud.“Tadi minta ke intinya sekarang malah nanya lagi! Makanya dengerin saja sampe tuntas! Nggak semua penjelasan itu bisa disingkat! Nanti banyak pertanyaan, banyak kesalah pahaman. Makanya dengerin jangan sampai ada yang terlewat!” bentak Jalu.“Hihihi.. iya-iya, silahkan kalau begitu biar aku tidak salah paham,” tukas Indra sambil cengar cengir.“Waktu itu aku berniat melamar seorang pendekar cantik yang merupakan putri dari mahaguru perguruan besar yang ada di Kerajaan Girilaya. Kami sudah mengenal baik
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

Bab 173: Indra Pergi ke Medan Perang

Mata Ki Bisara langsung terbelalak saat Rima menancapkan tiga jarum beracun milik Ki Bisara sendiri ke lehernya. Tubuh Ki Bisara kemudian gemetar pertanda racun dari ketiga jarum itu menyebar cepat ke seluruh tubuhnya. Kedua bola matanya mulai terbalik seiring dengan tubuhnya yang menggelepar meregang nyawa.“Setiap manusia akan menuai apa yang mereka tanam. Kau yang sering menghabisi orang lain dengan racun kini merasakan racunmu sendiri dan mengalami rasa sakit yang korbanmu rasakan,” kata Rima sembari menatap mayat Ki Bisara yang sudah terbujur kaku.“Sayang sekali aku tidak bisa menyiksa orang biadab sepertimu lebih lama,” sambung Rima sambil mengalihkan pandangannya kepada Astriani, Elin dan Mira yang datang mendekat.“Kelihatannya Kang Indra juga sudah selesai bertarung,” tukas Elin cepat-cepat karena dia khawatir Mira dan Rima akan mulai cekcok lagi jika berdekatan terlalu lama.“Ya.
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Bab 174: Dua Mahaguru vs Dua Dalang Perang

“Kalau begitu kami juga akan ikut. Kami tidak akan mundur begitu saja,” tukas Mira.“Hmm.. Ya, aku tahu kalian berempat memang tangguh. Tapi berhati-hatilah, ini perang bukan duel biasa. Terlebih jika kita turun dari sini pastinya kita akan datang dari belakang barisan pasukan musuh. Kalian sebaiknya bertindak hati-hati dan jangan gegabah, aku yakin kalian juga tahu kalau banyak pendekar aliran hitam yang kuat,” kata Indra.“Tentu saja Kang. Kami pasti akan bersama-sama, jadi jangan mengkhawatirkan kami,” ucap Astriani.“Untuk masalah ini, aku juga sudah memiliki rencana,” ujar Mira sambil tersenyum kepada Indra.“Syukurlah, aku percayakan mereka kepadamu. Aku akan membuka jalan lebih dahulu,” jawab Indra sembari tersenyum. Rima mendadak merasa jengkel karena entah mengapa tiba-tiba mereka berdua terlihat begitu dekat setelah pertarungan dengan Ki Ireng.&ldqu
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Bab 175: Maung Lodra vs Wirarasa

“Ada apa Wirarasa? Apa hanya itu saja yang kau pelajari dari Purbakala?” tanya Maung Lodra.“Haha.. Santailah dahulu Maung Lodra, aku ingin menikmati pertarungan kita lebih lama lagi. Sebab sejak awal pemenangnya sudah ditentukan,” balas Wirarasa.“Kau sangat percaya diri sekali Wirarasa. Asal kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu menggunakan ajian pancabaya lagi!” tegas Maung Lodra yang melesat dalam gerakan ketiga pancalima. Dia melompat ke udara secara terbalik sembari kedua tangannya di hujamkan ke tanah mengincar tubuh Wirarasa.‘Beukh’Suara benturan keras kembali terdengar, riuh angin kembali muncul dari titik benturan saat Wirarasa menahan kedua pukulan Maung Lodra dengan kedua telapak tangannya. Saat Wirarasa berniat mencengkram tangannya, Maung Lodra segera menghentakan kedua tangannya ke telapak tangan Wirarasa sampai tubuhnya terlontar kembali ke udara.Wirara
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Bab 176: Dua Gerakan Silat Tingkat Tinggi

Riuh angin mulai berhembus dari tempat Wirarasa dan Maung Lodra yang masih berdiri, kerikil di sekitar pijakan mereka tampak terangkat ke udara saking kuatnya tekanan tenaga dalam yang mereka kerahkan. Arcayuda dan Mahaguru Pratiwi yang tengah bertarung mendadak berhenti dan melirik ke arah mereka berdua.“Jadi itu ya gerakan sahasrabala dan gerakan pancatunggal yang sering diceritakan orang-orang, tekanan tenaga dalam yang mereka kerahkan benar-benar luar biasa,” batin Arcayuda.“Para pendekar yang pernah berguru di Kerajaan Galuh memang berbeda. Pantas memang jika pendekar yang hanya berguru di Kerajaan Panjalu tidak bisa berbuat banyak menghadapi mereka,” pikir Mahaguru Pratiwi.“Terakhir kali aku menggunakan gerakan silat pancatunggal adalah waktu menghadapi Braja Ekalawya, sejak saat itu aku belum pernah menggunakannya lagi untuk mengadapi orang lain,” tukas Mahaguru Maung Lodra seraya menatap Wirarasa d
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Bab 177: Rencana Mahaguru Maung Lodra

Namun Maung Lodra yang sudah berpengalaman dalam bertarung tidak panik sama sekali, dia membiarkan tubuhnya dengan ringan terangkat ke atas. Tapi begitu tubuhnya sudah ada di atas kaki kirinya langsung bergerak menghantam leher Wirarasa sampai terdengar suara benturan yang cukup keras.“Heukh..” pekik Wirarasa karena kesakitan, andaikan yang terkena tendangan Maung Lodra adalah pendekar biasa mungkin saja tulang lehernya langsung patah.Darah mulai mengalir dari tepi mulut Wirarasa, tapi dia tidak menghentaikan gerakannya untuk membanting tubuh Maung Lodra. Dengan cepat Wirarasa mengayunkan tubuh Maung Lodra ke permukaan tanah.‘Tap’Dengan tangkas Mahaguru Maung Lodra menahan tubuhnya yang berayun ke tanah menggunakan kedua tangannya. Di saat yang bersamaan dia langsung menarik kaki kanannya sekuat tenaga sementara kaki kirinya menjulur ke depan hingga berhasil menghantam dada Wirarasa yang tubuhnya ikut te
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Bab 178: Serangan Kombinasi Dua Mahaguru (part 1)

“Kelihatannya mereka sudah selesai,” ucap Wirarasa saat melihat Mahaguru Maung Lodra dan Mahaguru Pratiwi sudah mulai bersiap untuk menyerang lagi.Maung Lodra kembali menerjang dalam gerakan pancatunggal melesat menuju Wirarasa sambil melayangkan tendangannya. Suara benturan keras kembali terdengar saat Wirarasa dengan gesit menghalau tendangan Maung Lodra, meski begitu kaki Wirarasa yang menginjak tanah langsung terjerembab saking kuatnya tendangan Maung Lodra.Di saat yang bersamaan Mahaguru Pratiwi melompat dari belakang Maung Lodra sambil menghujamkan kaki kanannya mengincar kepala Wirarasa. Tentu saja hal itu membuat Wirarasa dan Arcayuda terkejut, mereka tadinya pikir bahwa Arcayuda yang akan diincar lebih dahulu. Tapi kali ini nyatanya Wirarasa yang diserang oleh mereka berdua.“Menyerang yang bisa mati dengan mudah memang pilihan yang bagus, tapi jangan harap aku akan diam saja!” tegas Arcayuda yang melompat sem
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Bab 179: Serangan Kombinasi Dua Mahaguru (part 2)

Suara dentuman keras terdengar saat ajian socawening milik Arcayuda menghantam ajian tapak waja yang digunakan Maung Lodra. Riuh angin langsung bergemuruh dari titik benturan, permukaan tanah di tempat mereka berdiri kembali berhamburan karena dampak benturan dua ilmu kanuragan yang terjadi.“Cih, dia bisa menahannya ya,” gerutu Arcayuda.“Selagi aku tahu ada musuh yang perlu diwaspadai di belakangku, jangan harap kau bisa menyerangku dari belakang seperti itu,” ucap Maung Lodra.“Jangan sombong kau Maung Lodra!” teriak Arcayuda sambil mengayunkan kakinya mengincar leher Maung Lodra, tapi dengan tangkas Maung Lodra mengelak sembari membalas dengan pukulan tangan kanannya yang lurus menuju dada Arcayuda.‘Beukh’‘Gdakh’Arcayuda berhasil menghalau pukulan Maung Lodra meskipun rasa sakit masih bisa dia rasakan di tangannya saking kuatnya pukulan Mau
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

Bab 180: Kematian Arcayuda

Pukulan tangan kiri Maung Lodra berhasil dihalau oleh Arcayuda yang baru bangkit meski kuda-kudanya belum sempurna. Namun pukulan tangan kanan Maung Lodra yang cepat berhasil menghantam dada Arcayuda dengan telak hingga terdengar suara benturan keras. Darah juga mulai mengalir dari mulut dan hidung Arcayuda, dia sama sekali tidak menyangka jika dua Mahaguru yang sejak tadi menghiraukannya kini balik menyerangnya.‘Wwrrrr’Tiba-tiba saja dari arah belakang Arcayuda Mahaguru Pratiwi sudah melesat dengan ajian swarageni andalannya. Dalam keadaan limbung setelah dihajar Maung Lodra tentu saja Arcayuda tidak bisa menghindar, dengan telak ajian swarageni milik Pratiwi menghantam punggung Arcayuda dari belakang.“Arrrggghhh,” pekik Arcayuda yang terlihat kesakitan.‘Beukh’‘Bhoomrrr’Mahaguru Maung Lodra membalikan tubuhnya menghadap Wirarasa dengan tumit kaki kirin
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
39
DMCA.com Protection Status