Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 151 - Chapter 160

387 Chapters

Bab 151: Kelemahan Ajian Rawa Rontek (part 1)

Ki Sukmara mengelap darah dari tepi mulutnya sebelum dia membuat kuda-kuda gerakan silatnya lagi. Sementara itu Ki Baplang dengan sombongnya masih bertolak pinggang sambil tersenyum meremehkan. Saat Ki Sukmara maju menyerang barulah Ki Baplang memainkan golok di tangannya dan menangkis hantaman tongkat Ki Sukmara dengan mudah.Kali ini Ki Sukmara menghujani Ki Baplang dengan serangan tongkat secara beruntun, Ki Baplang sendiri dengan lincah terus meladeni setiap serangan lawannya. Semua serangan dari tongkat milik Sukmara berhasil ditangkis menggunakan goloknya, tak lama kemudian Ki Sukmara kembali mundur untuk menjaga jarak dan menghela nafas setelah cukup lama dia menyerang Baplang.“Hahaha.. kelihatannya nafasmu sudah semakin pendek Sukmara. Itu tandanya kau sebentar lagi akan mati,” ejek Ki Baplang sambil memainkan golok di tangannya.“Hehehe.. kematianku bukan ditentukan oleh dirimu Baplang, aku hanya berniat melihat seja
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Bab 152: Kelemahan Ajian Rawa Rontek (part 2)

Deru angin yang riuh bergemuruh mulai bertambah kencang. Dedaunan dari batang pohon yang tumbang di belakang Ki Baplang bahkan langsung beterbangan karena sapuan angin yang bertiup bersama debu-debu dan kerikil. Kini kedua tangan Ki Baplang terlihat seakan-akan menjadi lebih banyak hingga mencapai sepuluh tangan di mata Ki Sukmara, tapi dia tidak gentar dan terus berkonsentrasi hingga kedua ujung tongkatnya mulai memerah layaknya besi yang dibakar. Getaran tanah terus terasa seiring angin yang terus bergemuruh.“Jangan remehkan umurku Baplang. Tubuhku memang sudah renta, tapi pengalamanku jauh lebih banyak darimu!” bentak Ki Sukmara seraya menghentakan kakinya ke tanah. Tubuhnya terlontar melesat secepat kilat menuju tubuh Ki Baplang yang masih terdiam dengan kuda-kudanya.‘Wwrrrrr’‘Ddhhhooommmrrrrr’‘Ggggrrrrrr’Riuh angin yang bertiup langsung bergemuruh mengiringi han
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Bab 153: Dihadang Ki Ireng

Saat suasana sudah gelap sepenuhnya Indra, Elin, Mira, Astriani dan Rima akhirnya sampai ke puncak gunung. Mereka tampak berdiam sebentar untuk beristirahat, jika sesuai arahan dari Maung Lodra seharusnya mereka tinggal sedikit menuruni gunung agar sampai di Perguruan Manahsulaya yang dikuasai Wirarasa.“Sejauh ini kita belum dihadang siapapun? Benar-benar tidak masuk akal,” ucap Rima.“Meski begitu kita harus tetap waspada,” kata Mira seraya meneguk air dari ruas bambu yang mereka bawa.“Hihihi.. mungkin mereka masih sibuk menyiapkan kejutan untuk kita,” ucap Indra yang langsung duduk di tanah.“Aku harap kejutannya bukan binatang melata,” tukas Astriani sambil tersenyum menimpali guyonan Indra.Tapi belum berapa lama mereka menghela nafas tiba-tiba saja belasan bayangan pendekar melesat mengepung mereka dari berbagai sisi. Sontak saja Indra dan yang lainnya langsung ber
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Bab 154: Indra vs Ki Ireng

“Apa kau tidak mau maju duluan?” tanya Ki Ireng.“Akumah duluan atau belakangan nggak ada masalah,” jawab Indra seraya berjalan mendekati Ki Ireng. Sementara itu Elin dan Rima sudah berhadapan dengan pria tinggi besar yang kedua tangannya masih berlumuran darah. Mira dan Astriani juga mulai saling menatap wanita paruh baya yang memegang kipas di tangannya.“Apa kau mengkhawatirkan mereka berempat?” tanya Ki Ireng sambil memainkan tongkat di tangannya.“Untuk apa? Asal kau tahu, mereka lebih kuat dari yang kau kira,” jawab Indra.“Hehe.. mungkin kau tidak tahu, tapi mereka berdua adalah pendekar aliran hitam yang tangguh dari Kerajaan Girilaya. Mereka adalah Brawara dan Nyi Rukmini. Bocah ingusan sepertimu pasti tidak akan tahu, tapi semua pendekar Kerajaan Girilaya mengenal mereka,” kata Ki Ireng yang kelihatannya coba menakut nakuti Indra. Ki Ireng tampak mulai membuat po
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 155: Rima dan Elin Melawan Brawara

Ki Ireng berusaha bangkit lagi, tapi Indra tidak membuang waktu. Dia sadar jika melawan orang tua seperti Ki Ireng maka dia harus menguras tenaga lawannya secepat mungkin dan tidak boleh membiarkannya beristirahat. Indra melesat lagi dalam gerakan pertama pancalima, Ki Ireng yang baru bangkit langsung memainkan tongkatnya menghalau setiap pukulan beruntun yang datang.Tapi Indra terlihat berada di atas angin karena Ki Ireng mulai mundur perlahan agar bisa meladeni setiap serangan yang datang dari Indra. Suara benturan demi benturan terdengar begitu keras saat pukulan Indra ditahan oleh tongkat milik Ki Ireng. Indra yang memang dalam kondisi primanya terlihat bisa terus mendesak Ki Ireng tanpa henti.Beberapa kali Indra bisa menghujamkan serangan berbahaya yang hampir mengenai Ki Ireng. Andaikan lawan Indra adalah pendekar yang awam dengan gerakan pancalima niscaya sejak tadi dia sudah babak belur, namun Ki Ireng dengan segala pengalamannya bisa mengantisipa
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 156: Mira dan Astriani Melawan Nyi Rukmini

‘Bregh’‘Beukh’Suara hujaman kaki Rima terdengar kencang saat menghantam tanah hingga berhamburan. Sementara itu tendangan kaki Brawara berhasil ditahan lengan kiri Rima meskipun dia terlihat kesakitan. Tubuh Rima langsung terdorong beberapa langkah ke samping saking kuatnya tenaga dari Brawara.“Serang lehernya teh,” ucap Elin pelan sambil mendekati Rima.“Ya, aku akan membuka celah. Jika ada kesempatan gunakan ilmu kanuraganmu untuk mengalahkannya,” bisik Rima seraya terus menatap Brawara yang baru bangkit kembali.“Kelihatannya dua wanita ini tidak bisa aku remehkan. Meski usia mereka begitu muda, tapi serangan mereka memang berbahaya dan sangat terlatih. Aku tidak menyangka para pendekar muda penerus di Kerajaan Panjalu bisa sekuat ini. terutama wanita mungil itu, Pemikirannya sangat tajam,” batin Brawara sambil menatap Elin.Di sisi lain Mir
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Bab 157: Gerakan Tongkat Bayangan

Indra terlihat terus melancarkan serangannya kepada Ki Ireng, meski beberapa kali Ki Ireng berusaha membalas tapi Indra yang sudah berlatih bersama Ki Sukmara tampak sudah tigak gelagapan lagi menghadapi pendekar ahli tongkat sepertinya. Namun Ki Ireng yang sudah tahu pola serangan gerakan silat pancalima milik Indra juga tidak bisa ditumbangkan dengan mudah.“Kelihatannya satu-satunya cara untuk menumbangkannya memang harus menunggu tenaganya terkuras dahulu,” batin Indra sambil melompat mundur untuk menjaga jarak dan menyusun ulang serangannya.“Kenapa kau malah mundur hah?” tanya Ki Ireng sambil berusaha mengatur nafasnya yang mulai memburu.“Hihihi.. aku hanya tidak tega melihat kakek peyot sepertimu kehabisan nafas begitu,” ledek Indra.“Cih! Jangan banyak omong kau tengil! Jika memang kau punya ajian terlarang itu gunakan sekarang juga! Keluarkan semua kemampuanmu itu, jangan sok kuat
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 158: Ajian Andalan yang Tak Sempat Digunakan

Meski begitu Indra tidak gentar, setelah menarik nafas dalam dia langsung melesat menuju ke arah Ki Ireng sambil mengayunkan pukulan tangan kanannya. Ki Ireng sendiri langsung menyambut kedatangan Indra dengan hantaman ujung tongkatnya. Akhirnya kedua ilmu kanuragan tersebut saling berbenturan hingga menimbulkan suara dentuman kencang, tanah yang mereka pijak serasa bergetar bersama dengan riuh angin yang bergemuruh.Ki Ireng tidak diam saja saat serangan pertamanya hanya menghasilkan benturan dia langsung mengayunkan ujung tongkatnya yang lain untuk menghantam dada Indra. Tapi Indra yang waspada langsung menundukan tubuhnya serta mencoba menghantam pergelangan tangan Ki Ireng agar tongkatnya terlepas, tapi Ki Ireng berhasil menghindar dengan memindahkan tongkatnya ke tangan kirinya.Tongkat itu langsung diputarkan ke belakang tubuhnya sampai ujungnya hampir mengenai tubuh Indra lagi, namun Indra yang sejak tadi khawatir kalau yang Ki Ireng gunakan adalah a
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 159: Ajian Swarageni Pancasagara

Sementara itu di tempat lain. Elin dan Rima terlihat sudah mulai memahami cara menghadapi Brawara yang bertubuh besar. Mereka terus melakukan serangan yang mengarah ke leher Brawara. Meskipun dengan tubuh yang besar dan kokoh Brawara terlihat mulai kewalahan karena serangan mereka berdua terus tertuju ke satu titik, terlebih lagi pergerakan mereka berdua jauh lebih cepat karena memiliki tubuh yang lebih kecil.Elin dengan lincah melompat dengan tendangan tertuju ke leher Brawara sementara Rima melesat dari samping dengan pukulan mengincar lehernya. Brawara kemudian menunduk untuk menghindar tapi kakinya dia gerakan ke samping mengarah kepada Rima yang datang melesat. Namun gerakan Rima jauh lebih lincah daripada serangan Brawara, Rima langsung melompat dengan bertumpu kepada kaki Brawara yang bergerak.‘Tap’Elin mendarat di belakang Brawara sebab tendangannya tadi tidak menemui sasaran, sementara itu Rima yang melayang di atas meng
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Bab 160: Nyi Rukmini Terpojok

‘Beukh’Suara benturan keras terdengar saat pukulan tangan kanan Astriani berhasil ditahan oleh lengan kiri Nyi Rukmini. Namun tiba-tiba saja Mira sudah melompat dari belakang Astri sembari mengayunkan tendangan kaki kirinya. Nyi Rukmini berniat mengibaskan kipasnya tapi terlambat karena tendangan Mira dengan telak berhasil mengenai bahu kanannya.Tubuh Nyi Rukmini mundur beberapa jengkal ke belakang, meski dalam kondisi sempoyongan begitu Nyi Rukmini langsung mengibaskan kipasnya empat kali masing-masing dua kali mengarah kepada Mira dan Astriani. Namun mereka berdua dengan lincah berhasil menghindari semua jarum yang melesat dari lipatan kipas milik Nyi Rukmini.“Empat kali lagi,” ucap Mira yang langsung melompat ke samping kanan Nyi Rukmini.“Ya,” jawab Astriani yang kembali menyerang dari depan.“Cih. Mereka benar-benar merepotkan,” gerutu Nyi Rukmini yang langsung be
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
39
DMCA.com Protection Status