Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 131 - Chapter 140

387 Chapters

Bab 131: Mahaguru Larasati

Indra yang terkejut langsung sadar kalau saat ini dia berada di hadapan Mahaguru Larasati, saat itu juga dia langsung duduk dengan sopan dan memberi salam kepada Mahaguru Larasati. Tanpa di duga Drajat juga ikut duduk di ruangan tersebut. Indra memang masih menyimpan rasa penasaran kepada kakek tua di dekatnya, tapi rasanya tidak sopan jika dia malah berbincang dengan tamu lain di depan pemilik rumah.“Aku sudah menunggu kedatanganmu kemari Indra. Malah undangan dari Maharaja Kalya Cakra aku tolak,” tutur Larasati sambil tersenyum. Lagi-lagi Indra dibuat kaget karena Mahaguru Larasati seolah sudah tahu kalau dia akan datang kesana.“Maaf Mahaguru. Tapi apa Mahaguru tahu bahwa saya akan datang kemari?” tanya Indra.“Aku sudah menerima surat dari Mahaguru Maung Lodra, kalau dia mempercayakan masalah Kelompok Tangkurak yang ada di Kadipaten Santana kepadamu dan Saktiwaja. Tapi dia bilang kemungkinan kau akan datang ke
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more

Bab 132: Para Pendekar Hebat Aliran Putih Mulai Turun Gunung

“Maaf Mahaguru, jika berkenan saya juga ingin tahu keadaan di wilayah selatan kerajaan saat ini,” tutur Indra.“Hehe.. iya ya, aku lupa kalau kedatanganmu kemari ingin mengetahui hal tersebut,” kata Larasati sambil tertawa kecil.Mahaguru Larasati mulai menceritakan kisahnya. Dia beberapa minggu yang lalu mendapatkan kabar bahwa wilayah selatan Kerajaan Panjalu sudah dikuasai oleh para pendekar aliran hitam yang berniat memberontak. Saat ini mereka sudah menguasai empat kadipaten yang ada di selatan, yakni Kadipaten Suaka, Kadipaten Wacana, Kadipaten Tohaga dan Kadipaten Rohaka.Tiga perguruan besar yang berdiri di wilayah selatan juga sudah ditaklukan termasuk Perguruan Manahsulaya. Yang paling mengerikan adalah jasad keluarga Mahaguru Raksawira di kirimkan ke Maharaja Kalya Cakra bersama surat pernyataan perang. Jika kerajaan tidak ingin terjadi perang maka mereka harus menyerahkan wilayah selatan kerajaan kepada para
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more

Bab 133: Izin Latih Tanding

“Mohon maaf Mahaguru. Jika berkenan, tolong izinkan saya untuk melakukan latih tanding dengan Kang Indra,” celetuk Drajat tiba-tiba. Indra langsung kaget mendengarnya.“Hehe.. Kelihatannya dia memang mirip dengan kakak,” ucap Sukmara pelan.“Tentu saja, tapi biarkan Indra dan kakekmu ini beristirahat dahulu, setelah itu tolong beritahukan ibumu agar menyiapkan jamuan untuk kedua tamu kita,” jawab Mahaguru Larasati.“Baik Mahaguru. Mari Aki, Kang Indra,” ucap Drajat sambil bangkit untuk mengajak Indra serta Ki Sukmara.“Kalau begitu saya pamit dulu, Mahaguru,” kata Indra. Mahaguru Larasati hanya tersenyum sembari menganggukan kepalanya.“Saya juga beristirahat dulu Kakak,” kata Ki Sukmara. Larasati juga mengangguk mengiyakan.Indra dan Ki Sukmara langsung berjalan keluar dari ruang tamu mengikuti langkah Drajat yang akan mengantar merek
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more

Bab 134: Indra vs Drajat (part 1)

Drajat melesat menuju Indra dengan pukulan tangan kanan mengincar lehernya, Indra dengan gesit menahan pukulan tangan kanan Drajat seraya membalas dengan mengayunkan tendangannya hendak menghantam perut Drajat namun berhasil ditahan oleh tangan kirinya. Mereka berdua serentak mundur lagi seolah ingin mencari celah dari rapatnya kuda-kuda lawan.Kali ini Indra yang menyerang lebih dahulu dengan melompat ke udara serta melayangkan tendangannya secara beruntun mengincar kepala Drajat. Tapi dengan lincah Drajat menahan setiap tendangan yang Indra arahkan kepada dirinya. Saat Indra menapak di tanah, Drajat mulai membalas dengan melakukan pukulan beruntun mengincar tubuh Indra, akan tetapi Indra juga berhasil menahan setiap pukulan yang dilakukan oleh Drajat.‘Deukh’‘Dsshh’Suara benturan demi benturan terdengar nyaring pertanda kuatnya tenaga yang mereka kerahkan. Indra mencoba peruntungannya dengan mengincar da
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Ban 135: Indra vs Drajat (part 2)

“Kau benar-benar tegas kepada keluargamu sendiri. Tapi memang benar, jika mereka mencari tahunya sendiri maka kreativitas dan kemampuan mereka akan berkembang,” tukas Ki Sukmara sambil kembali mengalihkan pandangannya kepada Indra dan Drajat yang sudah bangkit lagi.“Apakah itu jurus kedua gerakan silatmu?” tanya Drajat sembari mulai memasang kuda-kuda gerakan silatnya lagi.“Sayang sekali itu masih jurus pertama dari gerakan silat pancalima milikku, hanya saja sekarang aku punya kesempatan untuk mendaratkan seranganku kepadamu,” jawab Indra seraya tersenyum.“Sebenarnya apa rahasia dibalik serangannya itu? Kenapa aku serasa diserang dengan bongkahan batu yang begitu padat, padahal serangannya jelas-jelas sudah bisa aku hindari,” batin Drajat.Drajat terlihat merenung sejenak seolah tidak berniat mengambil serangan pertama. Melihat hal itu Indra langsung berinisiatif untuk melakukan s
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Bab 136: Indra vs Drajat (part 3)

‘Tap’‘Beukh’Drajat menyusul serangannya dengan hantaman lutut kirinya tapi berhasil ditahan oleh kaki Indra, tapi Drajat menekan totokan tangan kananya ke leher Indra sampai tubuhnya semakin miring mengikuti tekanan Drajat. Saat itulah Drajat menghantamkan tendangannya yang dengan telak berhasil menghantam dada Indra sampai terpental dan berguling-guling di tanah.“Uhuk,” Indra batuk-batuk beberapa kali. Lehernya mendadak terasa susah untuk digerakan. Kelihatannya totokan Drajat memang mengincar beberapa titik syaraf di lehernya.Baru saja Indra mau bangkit, Drajat sudah datang lagi dengan pukulan tangan kirinya. Kali ini Indra memilih untuk menangkap pergelanangan tangannya, tapi kepalan tangan Drajat langsung terbukan dan menghantamkan totokannya tepat mengenai urat nadi di tangan kanan Indra. Raut wajah Indra terlihat meringis kesakitan seiring dengan tangan kananya yang terasa lemas tak ber
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Bab 137: Indra vs Drajat (part 4)

Dengan telak pukulan tangan kanan Indra menghantam dada Drajat, di saat yang bersamaan tangan kiri Indra juga menarik sikut tangan kanan Drajat sekuat tenaganya hingga tubuhnya membentur tanah lebih dahulu dari Indra. Tubuh Indra akhirnya ikut ambruk ke tanah dengan sikut kirinya menahan ke tanah, tangan kirinya yang masih mencengkram tangan kanan Drajat segera ditarik, sementara sikut kirinya yang menahan tubuhnya tadi langsung dihentakan ke tanah hingga tubuhnya bisa langsung bangkit meski menggunakan lututnya.Drajat yang terkena pukulan telak Indra di dadanya tidak bisa berbuat banyak, selain rasa sakit dari pukulan dia juga menghantam tanah lebih keras daripada Indra sebab tadi tubuhnya setengah dibanting ke tanah. Indra yang bangkit dengan bertumpu kepada lututnya langsung menggerakan tangan kanannya ke leher Drajat dan menekannya sampai Drajat kesusahan bernafas.“Latih tanding telah berakhir!” ucap Mahaguru Larasati dengan suara lantang
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Bab 138: Kabar dari Pertemuan Darurat

“Apakah tadi Kakak sudah menduga kalau Indra akan menang?” tanya Ki Sukmara yang sedang berbincang dengan Mahaguru Larasati di kediamannya.“Jujur saja aku tidak menyangka jika Drajat akan kalah. Selama ini dia adalah yang paling unggul jika bertarung tangan kosong. Tapi saat Indra tadi berniat mengecoh Drajat aku sudah yakin kalau Drajat akan kalah,” jawab Mahaguru Larasati seraya meminum teh di cangkir bambu miliknya.“Eh? Jadi kakak sudah sadar kalau Indra melepaskan totokannya?” tanya Ki Sukmara dengan wajah kaget. Sebenarnya dia tidak menyadari kalau Indra tadi sudah melepaskan totokan di tangan kanannya.“Ya. Dia dengan cerdik membuat isyarat tantangan kepada Drajat agar tidak memperhatikan tangan kanannya. Dia juga dengan cerdik tidak menggunakan tangan kanannya sampai menemukan waktu yang tepat. Meski begitu ada hal lain yang membuat Drajat kalah dalam latih tanding tadi,” jawab Mahaguru L
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Bab 139: Titah Maharaja Kalya Cakra

Esok harinya setelah sarapan, Indra dipanggil untuk menghadap Mahaguru Larasati di kediamannya. Sesampainya Indra di sana terlihat sudah ada Drajat, Citrasari, Ki Sukmara dan Mahaguru Larasati sendiri. Melihat wajah mereka yang serius seperti itu Indra bisa mengira kalau sudah ada kabar dari pertemuan darurat yang diadakan oleh para petinggi Kerajaan Panjalu.“Duduklah Indra,” ucap Mahaguru Larasati.“Terima kasih Mahaguru,” tutur Indra sembari duduk di dekat Drajat dan Ki sukmara.“Tadi malam aku menerima kabar dari pertemuan darurat yang diadakan oleh para petinggi kerajaan. Intinya, peperangan sudah tidak bisa terhindarkan lagi. Kita tidak mungkin membicarakannya secara baik-baik lagi kepada para pendekar aliran hitam tersebut. Kita juga tidak mungkin menyerang mereka secara sembunyi-sembunyi karena mata-mata yang dikirimkan kerajaan juga tidak bisa menembusnya,” jelas Mahaguru Larasati.&ldqu
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Bab 140: Langkah Awal Menuju Nanggala

“Aku tidak tahu apa yang akan Maharaja tugaskan. Tapi aku yakin tugasku nantinya akan tetap ada hubungannya dengan Wirarasa,” gumam Indra seraya mulai memasang kuda-kuda lalu melakukan gerakan-gerakan dasar silat yang diketahuinya. Pikirannya terus melayang membayangkan hal yang mungkin bisa terjadi di medan perang nanti.“Kenapa semua ini harus berakhir di medan perang? Padahal apapun hasilnya, peperangan hanya akan menimbulkan kerusakan, kesedihan dan kerugian. Permusuhan yang diharapkan musnah hanyalah harapan yang tidak akan pernah terjamah, nyatanya dendam akan tetap menyala, permusuhan akan tetap ada, meski kedamaian sudah merata di dunia,” pikir Indra seraya gerakan silatnya mulai meningkat ke tahap berikutnya.“Apa yang sedang kau pikirkan Indra? Gerakan silatmu terlihat hampa seakan tidak bernyawa,” tanya Ki Sukmara yang tanpa disadari oleh Indra sudah ada di belakangnya.“Eh Aki. Saya hanya se
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
39
DMCA.com Protection Status