Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 101 - Chapter 110

387 Chapters

Bab 101: Perguruan Megasagara (part 2)

“Saya di sini saja guru,” kata Indra yang merasa tidak enak sebab dia memang tidak punya urusan di sana. Lagipula kata-kata Purba tadi benar-benar membuatnya kesal, seolah-olah dia tidak pantas berada di sana bersama mereka.“Loh kenapa? Biarkan kami menjamu kalian sebagaimana mestinya,” tutur Putu sembari tersenyum ramah.“Tidak usah repot-repot paman, dia memang seperti itu. Dia mungkin kurang mendapat pengetahuan bahwa menolak kebaikan tuan rumah sama saja dengan tidak menghargai mereka, kita hanya bisa memakluminya. Saya sendiri tidak tahu dimana sebenarnya dia berguru, entah ada atau memang tidak perguruan yang dia katakan tadi,” sela Purba.“Dia justru yang tidak punya tatakrama di sini,” batin Indra seraya berusaha menahan emosinya. Dia tidak mau orang-orang di sana semakin memandang buruk dirinya gara-gara berdebat dengan cucu dari salah satu perguruan besar.“Saya seben
last updateLast Updated : 2021-11-02
Read more

Bab 102: Bidadari di Tengah Tebing

Di halaman depan perguruan sendiri sebenarnya Indra bisa melihat ada beberapa tanaman buah yang ditanam di sebuah pot kayu yang besar. Tapi ukuran batangnya tidak sebesar yang ada di sebelah timur. Sangat tidak mungkin jika pepohonan sebanyak itu ditanam di dalam pot kayu, terlebih diantaranya ada beberapa pohon yang besar.“Hihihi.. unik juga perguruannya, coba kalau guru dahulu juga membuat Perguruan Dharmabuana seperti ini, sudah pasti rame sama wisatawan,” ujar Indra sembari terus melangkah. Setelah melewati beberapa bangunan akhirnya dia sampai di tempat pepohonan besar itu berada.Ternyata pepohonan itu memang di tanam di tanah yang cukup luas, tapi kelihatannya tanah itu tidak murni sejak awal ada di sana. Indra pikir mungkin murid perguruan sengaja mengangkut tanah sebanyak mungkin kesana untuk ditanami pepohonan dan tanaman buah, sangat unik memang sebab diatasnya maupun di bawahnya hanyalah tebing batu dan cadas yang terjal.
last updateLast Updated : 2021-11-02
Read more

Bab 103: Kemarahan Para Murid Megasagara

“Sedang apa kalian di sini berduaan hah?” terdengar suara Lana setengah menggeram.“Elin, bukankah kau hanya disuruh guru mengantarkan makanan itu?” tanya Lana dengan sorot mata tajam tertuju kepada Elin.“Iya Kang. Tapi sekalian juga menemani Kang Indra sebab dia kelihatannya sangat penasaran dengan keadaan perguruan kita,” jawab Elin sambil tersenyum.“Cih. Apa tujuanmu sebenarnya kisanak? Kenapa kau ingin tahu keadaan perguruan kami?” tanya Lana sembari mengalihkan perhatiannya kepada Indra.“Perguruan Megasagara sangatlah unik bagi saya, jadi saya ingin tahu sejarahnya,” jawab Indra seraya tersenyum ramah.“Oh, jangan-jangan kau murid perguruan aliran hitam yang ingin memata matai perguruan kami ya? Jangan bilang aliran hitam ingin menyerang perguruan kami,” kata Lana dengan penuh amarah.“Tidak kisanak, saya bukan pendekar d
last updateLast Updated : 2021-11-02
Read more

Bab 104: Indra Dikeroyok Murid Megasagara

Dua pendekar langsung maju sambil melayangkan tendangannya mengincar tubuh Indra dari sisi yang berbeda, dengan cepat Indra langsung menahan kedua tendangan menggunakan dua tangannya. Tapi dari depan dan belakangnya langsung melesat pendekar lainnya seraya mengayunkan tinjunya.‘Beukh’‘Dagh’Indra berhasil menghindari satu pukulan lawan, tapi satu tinju lawannya berhasil mengenai dadanya dengan telak. Namun saat tubuhnya terpelanting Indra masih sempat membalas serangan dengan tendangan dari kakinya mengincar leher pendekar yang mendaratkan serangannya. Indra langsung sempoyongan ke belakang sembari memegang dadanya, sementara pendekar yang dia tendang langsung terjungkal ke belakang.“Hihihi.. apakah ini cara murid perguruan besar bertarung hah? Apa kalian tidak berani satu lawan satu denganku?” ejek Indra seraya mengatur posisi kuda-kudanya lagi.“Heh yang kau hina itu adala
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

Bab 105: Duel yang Tertunda

‘Tap’‘Deugh’Kaki kiri Indra berhasil menapak di tanah dengan agak ke belakang, hujaman tendangan Lana juga dengan tepat berhasil ditahan oleh telapak tangan Indra. Tubuhnya terdorong ke belakang oleh tenaga Lana, andaikan kaki kirinya tadi menapak lurus mungkin dia sudah terpental karena tidak ada penopang tubuhnya yang menahan tenaga tendangan Lana.Lana langsung menghentakan telapak kaki kanannya lagi ke depan mendorong Indra, sadar akan rencana yang disusun oleh Lana Indra langsung mengibaskan kaki kanan Lana ke samping hingga dia tidak terdorong dan kini malah balik menyerang dengan memutar tubuhnya ke belakang dan mengarahkan sikutnya mengincar leher Lana.‘Deukh’Sikut Indra bisa ditahan oleh lengan kiri Lana yang kembali menyerang dengan pukulan tangan kanannya, Indra dengan tangkas menangkap tinju Lana yang masih menggunakan gerakan pancalima tersebut. Indra berniat membala
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

Bab 106: Izin Untuk Melanjutkan Duel

Indra juga menarik nafas dalam karena kelihatannya dia tidak akan semudah itu menyelamatkan diri. Lagipula terlalu banyak yang memusuhinya saat ini, sedangkan yang membelanya hanya ada dua orang saja. Tapi Bara tiba-tiba berjalan di sampingnya. Mereka kini berjalan paling belakang, di depan mereka ada Purba dan Lana serta teman-temannya.“Salam kenal Kisanak, namaku Bara Sagara,” tutur Bara sambil mengajak berjabat tangan.“Aku Indra Purwasena,” balas Indra sembari menjabat tangan Bara. Dia harap Bara tidak seperti murid-murid lainnya.“Sebenarnya aku sudah bisa menebak apa yang terjadi. Lagipula sebagai murid di sini aku sudah tahu sikap Lana seperti apa. Dia sangat tidak suka jika ada pria yang dekat-dekat dengan Elin. Bahkan dia tidak terlalu akrab denganku, karena itu kau jangan khawatir. Mahaguru pasti akan memihak dirimu,” tutur Bara.“Terima kasih. Aku juga berharap begitu,” ba
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

Bab 107: Duel Indra vs Lana (part 1)

“Ayah, mengapa ayah mengizinkan mereka bertarung?” tanya Putu Sagara setengah berbisik kepada Mahaguru Maung Lodra seakan tidak setuju dengan keputusannya.“Memangnya kenapa?” Maung Lodra malah bertanya balik seakan tersenyum.“Padahal aku sengaja membawa mereka kemari supaya ayah meredam kemarahan Lana. Bagaimana jika pemuda itu sampai kenapa-napa? Lana itu sudah lama di sini, dia juga sangat hebat dibandingkan yang lainnya. Mungkin hanya Bara yang bisa mengimbanginya,” tukas Putu Sagara.“Kalau kenapa napa ya tinggal kita hentikan saja pertarungannya,” jawab Maung Lodra dengan santainya.“Lagipula kuat tidaknya seseorang bukan ditentukan oleh berapa lama dia berguru. Tapi seberapa keras usaha yang dia kerahkan dalam latihannya. Aku rasa pemuda itu mengingatkankau kepada seseorang, seseorang yang seumur hidup tidak akan pernah bisa aku imbangi. Walau seberapa keraspun usaha yan
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

Bab 108: Duel Indra vs Lana (part 2)

‘Beukh’‘Dakh’‘Deugh’Suara benturan demi benturan terdengar saat Lana menyerang Indra secara beruntun. Tapi Indra yang memang sudah tahu pola gerakan silat pancalima tidak kesusahan sama sekali menghalau setiap serangannya. Para murid Megasagara malah dibuat bingung karena Indra terlihat bisa mengimbangi Lana.Malah di beberapa kesempatan Indra terlihat jauh lebih unggul dan bisa mendaratkan serangannya kepada Lana. Merasa dirinya di permainkan oleh Indra, Lana semakin kesal saja dan menyerang Indra secara terus menerus dengan membabi buta. Semua gerakan silat tangan kosong yang dia bisa langsung digunakan untuk menyerang Indra. Tapi dengan emosinya yang tidak stabil itu membuat Indra semakin mudah membaca pola serangannya.Benturan demi benturan kembali terjadi dengan keras pertanda betapa kuatnya tenaga dalam yang mereka kerahkan. Riuh angin terus bertiup tatkala serangan mereka
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

Bab 109: Gerakan yang Serupa

“Tidak mungkin, aku pikir dia hanya meniru gerakannya saja,” ujar Putu.“Gerakannya sudah sempurna, apa dia benar-benar bisa meniru gerakan pancalima dalam waktu singkat secara sempurna?” kata Bara seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Waktu itu aku pikir dia menggunakan gerakan lain karena penglihatanku di malam hari tidak jelas. Jangan-jangan waktu itu dia juga menggunakan gerakan pancalima?” batin Purba yang sangat terkejut dan kecewa dengan keadaan di arena duel.“Hihihi… kelihatannya gerakan yang kau banggakan itu malah jadi malapetaka buatmu,” ejek Indra sambil melihat Lana yang berusaha bangkit dan mengelap darah di tepi mulutnya. Itulah salah satu alasan mengapa sejak tadi Indra tidak banyak menghindari serangan Lana, sebab menghindar jauh dari seorang musuh akan membuat celah bagi musuh melakukan serangan balik, terlebih gerakan pancalima memang gerakan silat yang terbi
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

Bab 110: Benturan Ajian Tinju Gelap

“Keparat!” teriak Lana yang langsung melesat dengan tinju tangan kanan yang diselimuti petir dalam ajian tinju gelap.Indra tanpa ragu langsung menghantamkan ajian tinju gelap miliknya hingga membentur ajian tinju gelap yang digunakan oleh Lana. Kilat langsung menyambar-nyambar dari titik benturan yang terjadi, tanah yang mereka pijak serasa bergetar seiring dengan tiupan angin yang tiuh bergemuruh bertiup dari titik benturan kedua ilmu kanuragan tingkat tinggi.‘Bbbhhhaaammrrr’Suara dentuman keras langsung terdengar, andaikan yang mereka pijak adalah tanah pastilah tanah itu sudah berhamburan ke udara. Tapi yang mereka pijak adalah tebing batu, tebing itu hanya terasa bergetar sedikit saja saat benturan terjadi. Tiupan angin terasa menerpa tubuh semua orang yang ada di sana.Mereka yang ada di sana hanya terbelalak seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ajian tinju gelap yang Indra gunakan adalah
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more
PREV
1
...
910111213
...
39
DMCA.com Protection Status