Siang itu pukul dua, Elvano turun dari mobil merah mengkilatnya. Tentu saja seperti biasa, mobil itu dikendarai oleh ibunya. Elvano yang masih mengenakan seragam putih abu-abu itu tampak terburu-buru. Dia melihat ke sekelilingnya. Tak ada garis polisi lagi di sana. Itu artinya, untuk saat ini masalahnya sudah selesai. “Sayang,” panggil Elvano dari dalam mobil sambil mengeluarkan kepalanya melalui jendela untuk melihat Elvano yang sudah berada di luar mobil. “Iya, Mi?” balas Elvano. “Mami mau langsung pulang, ya. Bentar lagi Mami mau arisan sama temen-temen Mami. Nanti kamu telepon aja Mami kalo udah selesai urusannya sama Vindreya, biar Mami jemput.” “Yah, Mami. Aku malu kalo sendirian di rumahnya Vindreya tanpa Mami.” “Ya, ampun. Kenapa harus malu sih, Sayang? Yang di dalam itu calon keluarga kam
Read more