Home / Fantasi / Jerat Cinta Tuan Vampire / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Jerat Cinta Tuan Vampire: Chapter 81 - Chapter 90

154 Chapters

Pertama Kali

"Maaf membuatmu takut. Apa aku bisa mendekat?" tanya King setelah pintu ruang eksekusi tertutup di belakang mereka. Suci masih menatapnya waspada dengan tongkat yang belum mau dia lepaskan dari tangannya. "Aku tidak akan menyakitimu, percayalah padaku…," sambung King berusaha terlihat meyakinkan. "Apa buktinya kau tidak akan menyakitiku? Bukannya tadi kau hampir membunuhku dengan gading itu?!" Telak, Suci menjawab. King hanya tersenyum dengan wajah terlihat biasa. "Kau tahu, aku tidak akan berbohong padamu. Aku memang harus membunuhmu untuk bisa sembuh. Darahmu diyakini bisa menyembuhkan penyakitku karena kau yang setengah manusia dan Vampire. Semenjak Rey menggigitmu, darahmu akan semakin berkhasiat untukku. Itu sebabnya para kaumku terus berusaha menculikmu dan membawamu kesini hingga hari upacara ini tiba," terang King panjang lebar. "Jadi maksudmu kau akan tetap membun
Read more

Ada Sesuatu

"Rey…." Clara masuk ke kamar Raja Vampire dengan wajah khawatir. Sejak semalam Rey terus menyiksa dirinya menggunakan besi yang dia ambil dari sandaran ranjang. Dua maid yang dulu selalu menyediakan apa saja yang dibutuhkan Suci tidak diizinkan mendekat oleh Rey, keduanya akhirnya melaporkan apa yang sedang dilakukan Raja mereka pada Clara. "Apa yang kau lakukan Rey?!" Clara menutup mulutnya kaget melihat keadaan anak laki-lakinya saat ini. Rey tidak mengindahkan ucapan ibunya dan terus menyiksa dirinya dengan besi, menusuk ke lengan kanannya berulang kali.  Luka bekas tusukan terlihat semakin banyak dan dalam dengan darah yang keluar seperti air keran. Rey sudah semalaman melakukan ini dan tidak pernah berhenti. Rey sama sekali tidak peduli dengan ranjangnya yang sudah basah dengan darah hingga merembes sampai ke lantai kamar.  "Berhenti men
Read more

Kekuatan Clara

Clara tersenyum tipis melihat dua penjaga mulai menunjukkan perlawanan padanya. Sepertinya memang benar mereka ingin agar dia tidak bisa masuk ke dalam dan bukan karena perintah dari Olympus. Clara semakin tidak sabar ingin menghabisi dua Vampire tidak tahu diuntung ini. "Untuk terakhir kalinya aku katakan, biarkan aku masuk atau kalian akan mati ditanganku!" Clara kembali bersuara, memberikan pilihan untuk mereka.  Dua pria Vampire itu tidak memberi jawaban sama sekali dan masih berdiri tegak di depan pintu. Clara semakin tertantang melihat tingkah mereka yang bersikeras tidak mau mengizinkan dia masuk.  Clara akhirnya maju menyerang mereka bergantian menggunakan kukunya yang panjang. Ujung kukunya yang tajam bak pisau bermata dua akan langsung merobek daging pucat mereka jika sampai tergores sedikit saja. Clara berpikir akan langsung menancapkan kukunya ke leher merek
Read more

Meneteskan Darah

Begitu dua penjaga Vampire itu mati menjadi debu, Clara bergegas mendorong pintu kayu berukuran besar sekuat tenaga. Fourd sudah melarikan diri dari sana begitu melihat Vampire-vampire yang dia kirim berjaga di sana mati ditangan ibu tirinya. Fourd harus segera menghilang sebelum ada seseorang yang curiga dan memergokinya. Pria penuh tato itu harus kembali menahan kekesalannya karena lagi-lagi kalah dari orang-orang yang dibencinya. Harapannya sekarang tinggal King, Fourd berharap pemimpin terakhir kaum hitam itu sudah membunuh Suci saat ini agar dia bisa membuat Rey menderita dan jatuh dari kekuasaannya sebagai Raja Vampire. Begitu masuk ke dalam, Clara terkejut mendapati Olympus tengah tertidur di atas kursi bersama para tetua yang lain. Udara di sana terasa sangat dingin dengan sebuah mantra yang terlihat mengurung mereka. Clara akhirnya tahu apa yang membuat pertemuan suaminy
Read more

Menikmati Ciumanku Juga

"Bangun, Nona…." Suara berat seorang pria membangunkan Suci dari tidurnya. Wanita itu mengerjap, membuka mata perlahan. Dalam pikirannya suara pria yang barusan dia dengar tadi adalah Rey. Suci spontan memanggil nama suaminya penuh kerinduan. "Rey…," ucap Suci pelan. Pria yang tengah duduk di dekat Suci berdecak, memukul bantal pengalas kepala Suci di atas ranjang hingga membuat wanita itu terbangun sepenuhnya. "Aku bukan Vampire sombong itu!" pekik sang pria tidak terima. Suci terkejut, membola melihat sosok pria berjambang dengan manik mata coklat tuanya tengah menatap dia dengan tajam. "Ka-kau," ucap Suci terbata. "Kenapa? Kau berharap aku Vampire tidak tahu diri itu, hm?" sahutnya tersenyum sinis. "Sayangnya kau tidak akan melihatnya lagi untuk seterusnya!" sambung pria itu beranjak dari tepi ranjang
Read more

Ada Pengkhianat?

"Kamu mau kemana, Rey?" Clara datang mendekati anaknya setelah sempat berdebat dengan Olympus. Wanita yang masih tampak pucat dengan wajah yang terlihat lelah itu langsung datang ke kamar Rey begitu sadar dari pingsannya. Clara tahu akan ada pertengkaran antara anak dan suaminya jika dia tidak segera datang menengahi keduanya. "Apa yang kamu lakukan disini, Sayang?" Olympus beranjak segera mendekati istrinya. "Tubuhmu masih lemah, kamu tidak boleh bangun dulu dari ranjang…," sambung mantan Raja Vampire itu khawatir. "Aku tidak apa-apa Olympus. Tenang saja, aku kesini hanya ingin memastikan keadaan anakku." Clara melepaskan tangan Olympus darinya, berjalan mendekati Rey yang terdiam. "Kamu mau kemana dengan keadaanmu yang seperti ini Rey?" tanya wanita berambut panjang itu, lembut. "Tolong jangan ikut-ikutan melarangku, Mom. Aku han
Read more

Membutuhkan Bantuan

Setelah menyelesaikan tugasnya mengobati Rey, Michael kembali ke rumahnya untuk mengecek keadaan Olivia. Tidak sadarkan diri selama berhari-hari lamanya membuat Michael tidak tenang. Segala hal sudah dilakukannya untuk membuat Olivia sadar, namun sepertinya luka batin dan luka di tubuh Olivia yang dia tinggalkan tidak semudah itu bisa Michael sembuhkan.  Entah karena Olivia yang memang tidak mau sadar karena kecewa dan sakit hati atas perbuatannya, atau karena dia yang masih belum hebat dalam menyembuhkan seorang manusia, pikir Michael. "Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah menunjukkan perubahan?" tanya pria bertubuh kekar itu begitu tiba di ruang perawatannya. Vampire wanita yang selalu setia menemani Olivia jika Michael tidak ada, bangkit dari sisi ranjang dan menggeleng. Michael seketika menghembuskan nafas panjang dengan rasa putus asa yang mendalam. Jika Olivia tidak ber
Read more

Menyalahkan

"Apa, kau melakukan apa pada Olivia?" Suara Rey terdengar meninggi setelah mendengar penjelasan tabib kepercayaannya tentang kondisi teman istrinya saat ini. Kedua pria itu sedang duduk di ruang pribadi dalam rumah Michael, setelah Elish masuk mengobati Olivia yang keadaannya semakin lemah. Michael sengaja mengajak Rey kesana untuk membahas perihal kenapa Elish ada dengan dia di rumahnya. "Maafkan aku Tuan, aku sungguh tidak sengaja melakukannya. Waktu itu aku sedang tertutupi amarah dan tidak berpikir panjang. Aku—" "Kau bilang tidak sengaja?" potong Rey tidak senang. "Kau pikir kau bisa membohongiku dengan ucapan tidak masuk akalmu itu Michael?!" cibir Rey muak mendengar alasan tabibnya.  Michael langsung terdiam merasa usahanya untuk membela diri sia-sia saja. Dia sendiri tahu kesalahannya ini sangatlah fatal dan tidak akan bisa dimaafkan. "Seba
Read more

Penjelasan

"Pa-pak Rey, tolong bawa aku pergi dari sini. Aku tidak mau berada dekat dengan bawahanmu lagi, Pak. Tolong aku, Pak Rey…." Olivia menangis sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Wanita itu tidak mau menatap Michael yang masih berdiri di sampingnya. Michael sudah melepaskan pegangannya semenjak Elish menenangkan Olivia.  "Maaf Olivia, tapi urusanmu dengan Michael bukan menjadi tanggung jawabku. Aku disini hanya ingin menanyakan padamu tentang apa yang sebenarnya terjadi di malam saat istriku diculik," sahut Rey dingin. Pria itu tidak mempedulikan wajah memohon Olivia yang sejak tadi tidak berhenti memintanya membawa dia keluar dari rumah Michael. Olivia langsung terdiam dengan pandangan mata kecewa mendengar jawaban Rey. Dalam hati dia bergumam jangan-jangan kedua atasannya ini adalah sekutu yang sama atau lebih tepatnya seorang monster berwujud manusia. El
Read more

Penipu

"Di mana pemimpinmu Thomas?" Fourd datang tergesa-gesa ke kerajaan Kaum Hitam. Pria dengan jubah panjangnya berwarna hitam melayang cepat menemui Thomas, Kaum kepercayaan King yang cukup kaget melihat kedatangan Fourd di kerajaan mereka. "Apa yang membawamu kesini, Tuan?" tanya Thomas berdiri di depan pintu kamar pemimpinnya. "Aku ingin bertemu dengan King, ada hal yang sangat penting yang harus aku sampaikan langsung padanya," sahut Fourd tidak sabar. "Apa dia ada di dalam?" sambung pria berkepala plontos itu berjalan melewati Thomas. "Maaf, Tuan. Kau bisa menunggu disini jika kau mau," tahan Thomas berdiri menghalangi langkah kaki Fourd. "Aku tidak bisa menunggu lagi Thomas. Pemimpinmu harus segera tahu apa yang akan aku beritahukan padanya."  Thomas mengangguk, masih tidak beranjak dari depan pria penuh tato itu. "Baiklah, aku aka
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status