Clara tersenyum tipis melihat dua penjaga mulai menunjukkan perlawanan padanya. Sepertinya memang benar mereka ingin agar dia tidak bisa masuk ke dalam dan bukan karena perintah dari Olympus.
Clara semakin tidak sabar ingin menghabisi dua Vampire tidak tahu diuntung ini.
"Untuk terakhir kalinya aku katakan, biarkan aku masuk atau kalian akan mati ditanganku!" Clara kembali bersuara, memberikan pilihan untuk mereka.
Dua pria Vampire itu tidak memberi jawaban sama sekali dan masih berdiri tegak di depan pintu. Clara semakin tertantang melihat tingkah mereka yang bersikeras tidak mau mengizinkan dia masuk.
Clara akhirnya maju menyerang mereka bergantian menggunakan kukunya yang panjang. Ujung kukunya yang tajam bak pisau bermata dua akan langsung merobek daging pucat mereka jika sampai tergores sedikit saja.
Clara berpikir akan langsung menancapkan kukunya ke leher merek
Begitu dua penjaga Vampire itu mati menjadi debu, Clara bergegas mendorong pintu kayu berukuran besar sekuat tenaga.Fourd sudah melarikan diri dari sana begitu melihat Vampire-vampire yang dia kirim berjaga di sana mati ditangan ibu tirinya.Fourd harus segera menghilang sebelum ada seseorang yang curiga dan memergokinya. Pria penuh tato itu harus kembali menahan kekesalannya karena lagi-lagi kalah dari orang-orang yang dibencinya.Harapannya sekarang tinggal King, Fourd berharap pemimpin terakhir kaum hitam itu sudah membunuh Suci saat ini agar dia bisa membuat Rey menderita dan jatuh dari kekuasaannya sebagai Raja Vampire.Begitu masuk ke dalam, Clara terkejut mendapati Olympus tengah tertidur di atas kursi bersama para tetua yang lain.Udara di sana terasa sangat dingin dengan sebuah mantra yang terlihat mengurung mereka. Clara akhirnya tahu apa yang membuat pertemuan suaminy
"Bangun, Nona…." Suara berat seorang pria membangunkan Suci dari tidurnya.Wanita itu mengerjap, membuka mata perlahan. Dalam pikirannya suara pria yang barusan dia dengar tadi adalah Rey. Suci spontan memanggil nama suaminya penuh kerinduan."Rey…," ucap Suci pelan.Pria yang tengah duduk di dekat Suci berdecak, memukul bantal pengalas kepala Suci di atas ranjang hingga membuat wanita itu terbangun sepenuhnya."Aku bukan Vampire sombong itu!" pekik sang pria tidak terima.Suci terkejut, membola melihat sosok pria berjambang dengan manik mata coklat tuanya tengah menatap dia dengan tajam."Ka-kau," ucap Suci terbata."Kenapa? Kau berharap aku Vampire tidak tahu diri itu, hm?" sahutnya tersenyum sinis."Sayangnya kau tidak akan melihatnya lagi untuk seterusnya!" sambung pria itu beranjak dari tepi ranjang
"Kamu mau kemana, Rey?" Clara datang mendekati anaknya setelah sempat berdebat dengan Olympus.Wanita yang masih tampak pucat dengan wajah yang terlihat lelah itu langsung datang ke kamar Rey begitu sadar dari pingsannya.Clara tahu akan ada pertengkaran antara anak dan suaminya jika dia tidak segera datang menengahi keduanya."Apa yang kamu lakukan disini, Sayang?" Olympus beranjak segera mendekati istrinya."Tubuhmu masih lemah, kamu tidak boleh bangun dulu dari ranjang…," sambung mantan Raja Vampire itu khawatir."Aku tidak apa-apa Olympus. Tenang saja, aku kesini hanya ingin memastikan keadaan anakku." Clara melepaskan tangan Olympus darinya, berjalan mendekati Rey yang terdiam."Kamu mau kemana dengan keadaanmu yang seperti ini Rey?" tanya wanita berambut panjang itu, lembut."Tolong jangan ikut-ikutan melarangku, Mom. Aku han
Setelah menyelesaikan tugasnya mengobati Rey, Michael kembali ke rumahnya untuk mengecek keadaan Olivia.Tidak sadarkan diri selama berhari-hari lamanya membuat Michael tidak tenang. Segala hal sudah dilakukannya untuk membuat Olivia sadar, namun sepertinya luka batin dan luka di tubuh Olivia yang dia tinggalkan tidak semudah itu bisa Michael sembuhkan.Entah karena Olivia yang memang tidak mau sadar karena kecewa dan sakit hati atas perbuatannya, atau karena dia yang masih belum hebat dalam menyembuhkan seorang manusia, pikir Michael."Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah menunjukkan perubahan?" tanya pria bertubuh kekar itu begitu tiba di ruang perawatannya.Vampire wanita yang selalu setia menemani Olivia jika Michael tidak ada, bangkit dari sisi ranjang dan menggeleng.Michael seketika menghembuskan nafas panjang dengan rasa putus asa yang mendalam. Jika Olivia tidak ber
"Apa, kau melakukan apa pada Olivia?" Suara Rey terdengar meninggi setelah mendengar penjelasan tabib kepercayaannya tentang kondisi teman istrinya saat ini.Kedua pria itu sedang duduk di ruang pribadi dalam rumah Michael, setelah Elish masuk mengobati Olivia yang keadaannya semakin lemah.Michael sengaja mengajak Rey kesana untuk membahas perihal kenapa Elish ada dengan dia di rumahnya."Maafkan aku Tuan, aku sungguh tidak sengaja melakukannya. Waktu itu aku sedang tertutupi amarah dan tidak berpikir panjang. Aku—""Kau bilang tidak sengaja?" potong Rey tidak senang. "Kau pikir kau bisa membohongiku dengan ucapan tidak masuk akalmu itu Michael?!" cibir Rey muak mendengar alasan tabibnya.Michael langsung terdiam merasa usahanya untuk membela diri sia-sia saja. Dia sendiri tahu kesalahannya ini sangatlah fatal dan tidak akan bisa dimaafkan."Seba
"Pa-pak Rey, tolong bawa aku pergi dari sini. Aku tidak mau berada dekat dengan bawahanmu lagi, Pak. Tolong aku, Pak Rey…." Olivia menangis sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.Wanita itu tidak mau menatap Michael yang masih berdiri di sampingnya. Michael sudah melepaskan pegangannya semenjak Elish menenangkan Olivia."Maaf Olivia, tapi urusanmu dengan Michael bukan menjadi tanggung jawabku. Aku disini hanya ingin menanyakan padamu tentang apa yang sebenarnya terjadi di malam saat istriku diculik," sahut Rey dingin.Pria itu tidak mempedulikan wajah memohon Olivia yang sejak tadi tidak berhenti memintanya membawa dia keluar dari rumah Michael.Olivia langsung terdiam dengan pandangan mata kecewa mendengar jawaban Rey. Dalam hati dia bergumam jangan-jangan kedua atasannya ini adalah sekutu yang sama atau lebih tepatnya seorang monster berwujud manusia.El
"Di mana pemimpinmu Thomas?" Fourd datang tergesa-gesa ke kerajaan Kaum Hitam.Pria dengan jubah panjangnya berwarna hitam melayang cepat menemui Thomas, Kaum kepercayaan King yang cukup kaget melihat kedatangan Fourd di kerajaan mereka."Apa yang membawamu kesini, Tuan?" tanya Thomas berdiri di depan pintu kamar pemimpinnya."Aku ingin bertemu dengan King, ada hal yang sangat penting yang harus aku sampaikan langsung padanya," sahut Fourd tidak sabar."Apa dia ada di dalam?" sambung pria berkepala plontos itu berjalan melewati Thomas."Maaf, Tuan. Kau bisa menunggu disini jika kau mau," tahan Thomas berdiri menghalangi langkah kaki Fourd."Aku tidak bisa menunggu lagi Thomas. Pemimpinmu harus segera tahu apa yang akan aku beritahukan padanya."Thomas mengangguk, masih tidak beranjak dari depan pria penuh tato itu. "Baiklah, aku aka
"Olivia…." Pria bertubuh kekar dengan wajah yang sendu mendekati wanita yang masih belum mau bicara dengannya.Olivia diam mematung duduk di dekat jendela kamar setelah dia dipindahkan kembali kesana. Kondisi wanita itu sudah jauh lebih baik dari kemarin."Kau masih tidak ingin bicara denganku?" Michael berlutut di bawah kaki Olivia menatapnya penuh kerinduan."Tolong maafkan aku Olivia … jangan menghukumku seperti ini. Aku hanya ingin mendengar suaramu sebelum aku pergi." Olivia masih diam, tidak mau menatap Michael."Aku akan pergi Olivia, aku tidak tahu apa aku bisa kembali dengan selamat atau tidak. Aku akan pergi bersama tuan Rey menjemput temanmu Suci. Doakan aku agar aku bisa berhasil membawa temanmu pulang dengan selamat dan tidak kurang satu apapun…." Mendengar nama Suci disebut, Olivia seakan tersadar dan mengalihkan pandangannya perlahan ke arah Michael.
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya