Home / Fantasi / Jerat Cinta Tuan Vampire / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Jerat Cinta Tuan Vampire: Chapter 71 - Chapter 80

154 Chapters

Anak?

"Bagaimana perkembangan rencana acara ulang tahun perusahaan lusa nanti Michael?"  "Semuanya sudah fix Tuan. Besok party planner yang kita sewa akan mulai mendekorasi aula perusahaan. Tuan bisa mengeceknya secara langsung," sahut tabib Klan Vampire itu. Rey mengangguk, menyelesaikan beberapa dokumen yang harus dia tandatangani hari itu juga di kantor. "Lalu, apa undangan kita sudah kau sebar semuanya?" tanya Rey lagi. "Sudah, Tuan. Tuan tidak perlu khawatir, semuanya sudah beres seperti kemauan Tuan," jawab Michael sopan. "Ya, dan kau berhentilah memanggilku Tuan. Disini hanya ada kita berdua!" protes Rey risih dengan panggilan Michael padanya. "Maaf, aku merasa tidak enak saja kita sedang berada di kantor dan aku memanggilmu dengan nama."  Rey berdecak, memberikan dokumen-dokumen yang telah selesai dia tandatangani pada Michael
Read more

Kegelisahan

"Apa maksudmu bertanya ingin punya anak Rey?" Olympus duduk di dalam ruang kerjanya bersama anak keduanya. Pria berambut putih itu sengaja datang ke kastil Olympus membahas perihal keturunan garis Raja Vampire selanjutnya.  Rey butuh memastikan sesuatu. Sebelum dia tiba di sana, Rey sempat berdebat dengan Suci mengenai ini. "Maksudmu, kamu tidak ingin punya anak denganku, Rey?" tanya Suci terdengar kecewa. "Bukan, bukan itu maksudku My Lady. Aku hanya belum siap saja sekarang. Mungkin menunggu beberapa tahun lagi baru kita bisa mulai merencanakan seorang anak untuk keluarga kita," jawab Rey cepat. Sebetulnya bukan itu alasan sebenarnya, Rey hanya belum memiliki informasi apa-apa tentang manusia yang mengandung anak Vampire.  Dia masih harus mencari informasi dan kebenaran yang lengkap sebelum mengiyakan permintaan Suci memiliki anak darinya. Rey tid
Read more

Menunggu Keputusan Suami

Matahari pagi menyapa kekosongan hati Suci, semalaman dia menunggu Rey yang tidak kunjung pulang. Dalam hati terus bertanya dan gelisah, Suci tidak bisa tidur dengan nyenyak ditemani dinginnya malam. Suci turun ke lantai bawah kastil, menyeret kakinya yang lemah dan tak bersemangat mencoba mencari bayangan suaminya di sana. Namun, bukannya pria yang dia tunggu-tunggu hadir. Suci malah mendapati Michael tengah duduk menunggunya di ruang utama kastil. "Selamat pagi Ratu." sapanya membungkuk sopan. Kekecewaan dan rasa tidak nyaman memenuhi hati Suci, entah di mana pria berambut putih yang dia tunggu sejak semalam. "Di mana Rajamu, Michael?" tanya Suci tidak bisa menutupi yang dia rasa. "Tuan akan segera menemui Ratu. Aku diminta membawa Ratu ke perusahaan. Hari ini adalah pesta puncak perayaan ulang tahun perusahaan Lucky, Corp." Suci menger
Read more

Penculikan

"Kau hanya sendirian Suci?" Seorang pria memakai jas lengkap, mendekat dan duduk di kursi samping wanita berhidung mancung itu. "Fourd, kau disini?" sahut Suci setengah kaget. "Ya, aku belum lama tiba. Aku melihatmu masuk kesini sendiri. Di mana Rey?" tanya pria penuh tato itu tidak melihat keberadaan adik tirinya. "Dia, dia masih sibuk. Mungkin sebentar lagi Rey akan kesini," jawab Suci berbohong. Tidak mungkin Suci mengatakan dia tidak tahu di mana Rey sekarang. Kakak iparnya ini pasti akan memberondonginya dengan beribu pertanyaan. "Benarkah? Kalau begitu aku akan disini menemanimu sampai Rey datang."  "Aku sudah disini." Pria yang baru saja mereka bicarakan tiba-tiba sudah berdiri di dekat Suci dan Fourd.  Rey baru saja tiba memakai tuksedo berwarna hitam, senada dengan warna pakaian yang digunakan istrinya. 
Read more

Aku Tidak Bisa

"Dasar bodoh! Bagaimana bisa kau kehilangan Suci, Michael?!" Rey berteriak marah begitu mengetahui istrinya menghilang dari aula perusahaan. Pria pucat itu diberitahu tidak lama setelah Michael keluar dari toilet, tempat di mana terakhir kali Suci berada.  Michael hanya bisa tertunduk pasrah menerima kemarahan Sang Raja Vampire. Rey benar-benar marah dan seperti ingin membunuh orang saat ini. "Apa yang terjadi Rey?" Clara masuk mendekati anaknya di dalam ruang pribadi dalam aula. Suara teriakan Rey sempat terdengar keluar dan membuat perhatian beberapa tamu beralih pada ruangan tersebut. Clara bergegas masuk ke dalam, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi di sana. "Aku tidak mau tahu Michael, kau harus menemukan Suci sekarang juga! Jangan berani kembali jika kau tidak berhasil menemukannya, atau kepalamu yang akan jadi korban kemarahanku!" Rey mem
Read more

Frustasi

"Kalian berhasil menculik wanita itu?"  "Iya, Tuan. Dia ada di ruang bawah tanah sekarang. Kami mengurungnya di sana," sahut Thomas Kaum kepercayaan King. "Kerja bagus Thomas. Aku senang sekali mendengar berita baik ini. Raja Vampire sombong itu pasti sedang kalut memikirkan nasib istrinya sekarang." King tersenyum dengan hati bahagia. Sebentar lagi dia bisa membalas kematian ayahnya pada Rey. Klan Vampire akan ikut habis di tangannya jika dia sampai berhasil sembuh dengan meminum darah setengah manusia milik Suci. "Kau bisa langsung memulaikan upacara penyembuhanmu King. Jangan terlalu banyak membuang waktu, adikku bisa kapan saja menyerang Kaummu jika dia sudah punya rencana yang matang." Fourd ikut menimpali, duduk di dekat pemimpin Kaum Hitam tersebut. "Kau benar, Kaumku akan segera menyiapkan semuanya. Aku ingin besok pagi-pagi sekali upacara ini sudah dimulai Thomas!"
Read more

Pemuasku

Bunyi keributan dari luar kamar Olivia terdengar. Wanita yang sedang tidur itu terbangun ketika mendengar suara berisik dari benda-benda yang jatuh pecah dilantai. Bergegas Olivia menarik jubah kimono yang tergantung di sampingnya, berjalan cepat menuju pintu. Bunyi keributan itu semakin kuat terdengar tatkala pintu kayu berukuran lebih besar darinya dibuka secara perlahan. Olivia mengeluarkan kepalanya sedikit, mencoba mengamati keadaan di depan kamarnya. Apa yang terjadi? Gumam Olivia dalam hati.  Dirumah yang punya beberapa penjaga dan asisten rumah tangga, tidak ada satupun yang terlihat di dalam sana. Tidak mungkin keributan ini tidak membuat salah satu diantara mereka bangun, pikirnya.  Apa ada pencuri yang masuk dan membunuh mereka semua? Olivia mulai ketakutan dengan pikirannya sendiri. Pasalnya Michael tidak pulang sejak pesta ulang tahun perusahaan yang harus selesai dengan cepat
Read more

Dilarang Mengeluh

Rasa sakit hati atas perbuatan Olivia yang membawa minuman mengandung obat itu pada Suci kemarin, membuat Michael marah dan benci pada wanita ini.  Harusnya saat dia melihat Olivia membawakan minuman untuk Suci, dia langsung melarangnya. Michael tidak menyangka Olivia punya maksud yang tidak baik pada temannya sendiri. Dan bodohnya, dia pun terlalu percaya pada wanita manusia ini. Michael merutuki kebodohannya dan menyalahkan Olivia atas kejadian ini. Dia tidak tahu jika dibalik kejadian kemarin, ada seseorang yang membuat Olivia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.  Masih menggigit dan menghisap darah dari tubuh inti Olivia, Michael tidak membiarkan wanita itu bergerak sedikit pun. Olivia merasa dagingnya tengah dikoyak secara membabi buta oleh gigi tajam Michael, bergantian dengan lidah panjangnya yang asik mengecapi tiap sudut bagian itu. Mungkin hidupnya akan se
Read more

Upacara Penyembuhan

"Semuanya sudah siap Tuan." Thomas datang mendekati King yang duduk terpisah dengannya, bersiap mengikuti upacara penyembuhan pemimpin terakhir Kaum Hitam mereka. Dengan jubah panjang menjuntai sampai ke lantai berwarna hitam pekat, King beranjak dari sana berjalan pelan menuju tempat eksekusi. Di atas batu yang dipahat menjadi seperti meja, Suci telah dibaringkan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Wanita itu masih sengaja dibuat pingsan sementara upacara ini berlangsung. Suci dipakaikan sebuah gaun panjang berwarna putih dengan bunga-bunga mawar hitam mengelilinginya.  Para tetua-tetua tabib pun sudah berkumpul, berdiri memutari batu tersebut sembari merapalkan doa-doa mereka memohon kesembuhan untuk King melalui darah Suci.  Begitu rapalan doa yang cukup panjang dari mereka selesai, King akan menancapkan sebuah gading ke dada Suci, melubangi itu agar bisa memudahkanny
Read more

Ada Yang Berbeda

Terbangun dari tidurnya yang cukup panjang, Suci merasa kepalanya berdengung hebat. Cahaya temaram dari lilin yang berada di dekatnya memaksa wanita itu membuka mata dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Suara-suara berbisik seperti sedang membacakan sesuatu dengan bahasa yang tidak Suci mengerti, terus terngiang di telinganya.  Suara-suara itu sangat dekat, Suci merasa dirinya tengah didoakan oleh sekelompok orang yang berdiri mengelilinginya. Tubuhnya pun juga ikut tidak bisa digerakkan seperti sedang ditindih oleh sesuatu. Suci benar-benar tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya. Samar-samar wanita itu mendengar seseorang sedang berbicara, memberi perintah untuk mulai menancapkan sebuah gading ke jantungnya. Tunggu, jantung? Apa aku sudah mati? Suci bergumam sendiri, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya terakhir kali.  Sekilas bayangan ketika dia
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status