"Kau hanya sendirian Suci?" Seorang pria memakai jas lengkap, mendekat dan duduk di kursi samping wanita berhidung mancung itu.
"Fourd, kau disini?" sahut Suci setengah kaget.
"Ya, aku belum lama tiba. Aku melihatmu masuk kesini sendiri. Di mana Rey?" tanya pria penuh tato itu tidak melihat keberadaan adik tirinya.
"Dia, dia masih sibuk. Mungkin sebentar lagi Rey akan kesini," jawab Suci berbohong.
Tidak mungkin Suci mengatakan dia tidak tahu di mana Rey sekarang. Kakak iparnya ini pasti akan memberondonginya dengan beribu pertanyaan.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan disini menemanimu sampai Rey datang."
"Aku sudah disini." Pria yang baru saja mereka bicarakan tiba-tiba sudah berdiri di dekat Suci dan Fourd.
Rey baru saja tiba memakai tuksedo berwarna hitam, senada dengan warna pakaian yang digunakan istrinya.
Vote jangan lupa, yah Tiga teratas bakal dapet Giveaway di akhir cerita nanti Terima kasih 🌹
"Dasar bodoh! Bagaimana bisa kau kehilangan Suci, Michael?!" Rey berteriak marah begitu mengetahui istrinya menghilang dari aula perusahaan.Pria pucat itu diberitahu tidak lama setelah Michael keluar dari toilet, tempat di mana terakhir kali Suci berada.Michael hanya bisa tertunduk pasrah menerima kemarahan Sang Raja Vampire. Rey benar-benar marah dan seperti ingin membunuh orang saat ini."Apa yang terjadi Rey?" Clara masuk mendekati anaknya di dalam ruang pribadi dalam aula.Suara teriakan Rey sempat terdengar keluar dan membuat perhatian beberapa tamu beralih pada ruangan tersebut.Clara bergegas masuk ke dalam, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi di sana."Aku tidak mau tahu Michael, kau harus menemukan Suci sekarang juga! Jangan berani kembali jika kau tidak berhasil menemukannya, atau kepalamu yang akan jadi korban kemarahanku!" Rey mem
"Kalian berhasil menculik wanita itu?""Iya, Tuan. Dia ada di ruang bawah tanah sekarang. Kami mengurungnya di sana," sahut Thomas Kaum kepercayaan King."Kerja bagus Thomas. Aku senang sekali mendengar berita baik ini. Raja Vampire sombong itu pasti sedang kalut memikirkan nasib istrinya sekarang." King tersenyum dengan hati bahagia.Sebentar lagi dia bisa membalas kematian ayahnya pada Rey. Klan Vampire akan ikut habis di tangannya jika dia sampai berhasil sembuh dengan meminum darah setengah manusia milik Suci."Kau bisa langsung memulaikan upacara penyembuhanmu King. Jangan terlalu banyak membuang waktu, adikku bisa kapan saja menyerang Kaummu jika dia sudah punya rencana yang matang." Fourd ikut menimpali, duduk di dekat pemimpin Kaum Hitam tersebut."Kau benar, Kaumku akan segera menyiapkan semuanya. Aku ingin besok pagi-pagi sekali upacara ini sudah dimulai Thomas!"
Bunyi keributan dari luar kamar Olivia terdengar. Wanita yang sedang tidur itu terbangun ketika mendengar suara berisik dari benda-benda yang jatuh pecah dilantai.Bergegas Olivia menarik jubah kimono yang tergantung di sampingnya, berjalan cepat menuju pintu. Bunyi keributan itu semakin kuat terdengar tatkala pintu kayu berukuran lebih besar darinya dibuka secara perlahan.Olivia mengeluarkan kepalanya sedikit, mencoba mengamati keadaan di depan kamarnya. Apa yang terjadi? Gumam Olivia dalam hati.Dirumah yang punya beberapa penjaga dan asisten rumah tangga, tidak ada satupun yang terlihat di dalam sana. Tidak mungkin keributan ini tidak membuat salah satu diantara mereka bangun, pikirnya.Apa ada pencuri yang masuk dan membunuh mereka semua? Olivia mulai ketakutan dengan pikirannya sendiri. Pasalnya Michael tidak pulang sejak pesta ulang tahun perusahaan yang harus selesai dengan cepat
Rasa sakit hati atas perbuatan Olivia yang membawa minuman mengandung obat itu pada Suci kemarin, membuat Michael marah dan benci pada wanita ini.Harusnya saat dia melihat Olivia membawakan minuman untuk Suci, dia langsung melarangnya. Michael tidak menyangka Olivia punya maksud yang tidak baik pada temannya sendiri. Dan bodohnya, dia pun terlalu percaya pada wanita manusia ini.Michael merutuki kebodohannya dan menyalahkan Olivia atas kejadian ini. Dia tidak tahu jika dibalik kejadian kemarin, ada seseorang yang membuat Olivia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.Masih menggigit dan menghisap darah dari tubuh inti Olivia, Michael tidak membiarkan wanita itu bergerak sedikit pun.Olivia merasa dagingnya tengah dikoyak secara membabi buta oleh gigi tajam Michael, bergantian dengan lidah panjangnya yang asik mengecapi tiap sudut bagian itu.Mungkin hidupnya akan se
"Semuanya sudah siap Tuan." Thomas datang mendekati King yang duduk terpisah dengannya, bersiap mengikuti upacara penyembuhan pemimpin terakhir Kaum Hitam mereka.Dengan jubah panjang menjuntai sampai ke lantai berwarna hitam pekat, King beranjak dari sana berjalan pelan menuju tempat eksekusi.Di atas batu yang dipahat menjadi seperti meja, Suci telah dibaringkan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Wanita itu masih sengaja dibuat pingsan sementara upacara ini berlangsung.Suci dipakaikan sebuah gaun panjang berwarna putih dengan bunga-bunga mawar hitam mengelilinginya.Para tetua-tetua tabib pun sudah berkumpul, berdiri memutari batu tersebut sembari merapalkan doa-doa mereka memohon kesembuhan untuk King melalui darah Suci.Begitu rapalan doa yang cukup panjang dari mereka selesai, King akan menancapkan sebuah gading ke dada Suci, melubangi itu agar bisa memudahkanny
Terbangun dari tidurnya yang cukup panjang, Suci merasa kepalanya berdengung hebat. Cahaya temaram dari lilin yang berada di dekatnya memaksa wanita itu membuka mata dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.Suara-suara berbisik seperti sedang membacakan sesuatu dengan bahasa yang tidak Suci mengerti, terus terngiang di telinganya.Suara-suara itu sangat dekat, Suci merasa dirinya tengah didoakan oleh sekelompok orang yang berdiri mengelilinginya. Tubuhnya pun juga ikut tidak bisa digerakkan seperti sedang ditindih oleh sesuatu. Suci benar-benar tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya.Samar-samar wanita itu mendengar seseorang sedang berbicara, memberi perintah untuk mulai menancapkan sebuah gading ke jantungnya.Tunggu, jantung? Apa aku sudah mati? Suci bergumam sendiri, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya terakhir kali.Sekilas bayangan ketika dia
"Maaf membuatmu takut. Apa aku bisa mendekat?" tanya King setelah pintu ruang eksekusi tertutup di belakang mereka.Suci masih menatapnya waspada dengan tongkat yang belum mau dia lepaskan dari tangannya."Aku tidak akan menyakitimu, percayalah padaku…," sambung King berusaha terlihat meyakinkan."Apa buktinya kau tidak akan menyakitiku? Bukannya tadi kau hampir membunuhku dengan gading itu?!" Telak, Suci menjawab.King hanya tersenyum dengan wajah terlihat biasa. "Kau tahu, aku tidak akan berbohong padamu. Aku memang harus membunuhmu untuk bisa sembuh. Darahmu diyakini bisa menyembuhkan penyakitku karena kau yang setengah manusia dan Vampire. Semenjak Rey menggigitmu, darahmu akan semakin berkhasiat untukku. Itu sebabnya para kaumku terus berusaha menculikmu dan membawamu kesini hingga hari upacara ini tiba," terang King panjang lebar."Jadi maksudmu kau akan tetap membun
"Rey…." Clara masuk ke kamar Raja Vampire dengan wajah khawatir.Sejak semalam Rey terus menyiksa dirinya menggunakan besi yang dia ambil dari sandaran ranjang.Dua maid yang dulu selalu menyediakan apa saja yang dibutuhkan Suci tidak diizinkan mendekat oleh Rey, keduanya akhirnya melaporkan apa yang sedang dilakukan Raja mereka pada Clara."Apa yang kau lakukan Rey?!" Clara menutup mulutnya kaget melihat keadaan anak laki-lakinya saat ini.Rey tidak mengindahkan ucapan ibunya dan terus menyiksa dirinya dengan besi, menusuk ke lengan kanannya berulang kali.Luka bekas tusukan terlihat semakin banyak dan dalam dengan darah yang keluar seperti air keran. Rey sudah semalaman melakukan ini dan tidak pernah berhenti. Rey sama sekali tidak peduli dengan ranjangnya yang sudah basah dengan darah hingga merembes sampai ke lantai kamar."Berhenti men
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya