Semua Bab PERTAMA UNTUK NAIMA: Bab 51 - Bab 60

208 Bab

Chapt 50. Wifey

Chapt 50. My Wifey "Siapa istrimu?" Seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat madu menepuk dan memeluk pundak Albe dengan kasih sayang. Naima menutup wajahnya dengan buku yang seharusnya ia baca. Sementara Albe menggaruk kepalanya sambil melirik ke arahnya, seperti mendapat petunjuk. Wanita yang masih terlihat cantik itu mendekat ke arah ponsel Albe, "Halo manis, apa kabarmu?" Tanyanya dengan senyum dan suara yang ramah. Naima menegakkan badannya "Hello Ibu, kabar saya baik, terima kasih. Bagaimana kabar anda?" Naima membalas dengan senyum mengembang, mencoba menghilangkan gugup. "Oh, kamu manis sekali. Siapa namamu?" Wanita yang Naima tebak adalah ibu Albe terlihat santai dan baik, ia menarik kursi dan duduk menghadap kamera ponsel Albe, Jantung Naima semakin berpacu. Kegugupan menyerangnya, jika dengan Albe yang sudah fasih berbahasa Naima bisa santai. Dengan ibunya? Bahasa Inggris Naima tidak aktif, membuatnya semakin tidak nyaman. "Nama saya Naima Ibu, senang bertemu deng
Baca selengkapnya

Chapt 51. Buntut Kekesalan Jaka

Naima meletakkan bungkusan makanannya, mengintip ke luar dari balik gorden kamar. Memastikan apakah pemuda misterius masih berada di luar pagar. Lalu lintas di jalan masih seperti biasa, motor dan mobil juga orang berlalu lalang. Jalan hanya akan sepi jika sudah tengah malam, karena portal akan dipasang demi keamanan. Bukan mengapa, walaupun kos Naima dikelilingi pagar tinggi. Namun orang jahat diluar sana tidak kita tahu darimana datangnya. Apalagi di kota metropolitan sekelas Jakarta, banyak premanisme dan kejahatan yang harus diwaspadai. Sembari memakan makananya Naima menimbang. Untuk segi keamanan, rumah suaminya memang lebih baik dan tidak diragukan lagi. Kenyamanan pun siapa yang akan menyangsikannya. Mengambil tas ransel kecil Naima memasukan beberapa lembar pakaian dalam. Apakah dia perlu membawa semua ke rumah Albe? Sepertinya tidak. Naima tidak tahu bagaimana kehidupannya kelak. Untuk berjaga, Naima akan tetap menyewa kamar kos ini, dan hanya membawa beberap
Baca selengkapnya

Chapt 52. Ungkapan Hati

Naima terpekur dalam diam dan ketidakpercayaan. Kebingungannya terjawab, saat ini ia sedang duduk di balkon rumah suaminya. Menikmati secangkir kopi dan sebuah buku yang masih teronggok di meja. Jemari lentiknya dengan lincah menari di atas layar touchscreen ponsel keluaran lama. Mencari sosial media Alberico, lelaki keturunan Amerika-Italia yang sudah menjadi suaminya walaupun siri. Mata gadis menatap dengan takzim postingan feed video singkat konfirmasi tentang hubungan dengan sang mantan Chloe. Ya, dari ribuan like ada Chef Aren diurutan depan karena ternyata mereka saling mengikuti. Postingan yang tidak seperti yang Naima syaratkan, tapi ia terima. Bukan video untuk mempermalukan siapapun. Kedewasaan dan kebijaksanaan Albe dalam menyikapi sakit hati dan kekecewaannya terhadap Chloe dibalas dengan santun. Video kumpulan foto candid dengan caption yang menyentuh hati Naima : Untuk melanjutkan tiap langkah dan tak akan pernah berakhir Membuang segala kenangan silam yan
Baca selengkapnya

Chapt 53. Kegilaan Jaka

        Di sana dua insan sedang bercengkrama penuh cinta, namun di bagian lain Jakarta ada sebuah hati yang tercabik. Rencana yang ia susun gagal berantakan, ternyata cinta sahabatnya memang besar. Namun sebesar apapun pasti ada kelemahannya, sisi lain dirinya menyanggah. Dialah Jaka pembuat rencana dengan Chloe, Jaka yang mengirim foto lama mereka berdua. Wanita yang masih mencintai Albe itu dengan senang hati menerima usulan Jaka.      Jaka berkali-kali melihat video singkat yang Albe posting, sahabat yang juga partner bisnisnya itu tidak hanya menghapus foto juga pertemanan dengan Chloe bahkan memblokir sosial media wanita yang dulu adalah teman kampus mereka dan juga mantan kekasih Albe. Chloe sempat menghubungi Jaka, tapi lelaki sunda itu tidak bisa berbuat apa-apa. Albe dan kuasanya tidak bisa Jaka lawan, berkali-kali Jaka berbuat kesalahan pada bisnis mereka Albe tetap menerimanya dan m
Baca selengkapnya

Chapt 54. Jurus Lama Keluar Lagi

     Kekisruhan tentang menu baru masih bergulir hingga beberapa hari. Naima sering dibuat kesal karena pekerjaannya menjadi bertambah. Chef Adi yang sering meninggalkan dapur untuk meeting dengan Viran dan Mbak Dinda juga Chef Aren.  Albe  juga sering absen memberi kabar membuat gadis itu semakin uring-uringan.      Hari ini hari terakhir sebelum off, dan Naima masuk shift sore. Weekend menjadi hari paling melelahkan. Karena pengunjung akan ramai, gadis itu masih sibuk dengan pesanan saat Tiara datang. Gadis berambut panjang dan dicepol itu diperbantukan atau lembur, Naima senang karena Tiara akan membantu dirinya. Chef Aren datang untuk mengambil beberapa cemilan yang sudah Naima buat untuk menemani meeting yang tidak kunjung menemukan titik temu.  “Nanti pulang minta anter Tiara aja Nai, takut paduka ngamuk.” Chef Aren mengedipkan matanya, Naima hanya mencibir sambil menyerahkan senampan brule bomb. Tiara hany
Baca selengkapnya

Chapt 55. Hancur

Suara bising kendaraan bermotor membangunkan gadis cantik yang masih damai dalam tidurnya. Semalam Naima tertidur dengan cepat setelah merebahkan diri. Kelelahan dan pengalaman mengerikan yang dialaminya membuat jiwa gadis yatim piatu itu sedikit terguncang. Saat seperti ini kerinduan akan sosok orang tua membuatnya sedih dan merana. Membuka matanya, peristiwa tadi malam masih terbayang dengan jelas di benaknya. Naima beranjak duduk, menyandarkan kepada pada tembok. Ia terpekur dalam pilu, seandainya Naima mau menerima tawaran Tiara, pasti kejadian nahas tadi malam tidak akan terjadi. Penyesalan memang selalu datang pada akhir bukan? Meraih ponsel di dalam tas kerjanya. Naima menatap sedih satu-satunya alat komunikasi yang menghubungkan ia dan suami hancur, dengan layar yang retak di semua sisinya. Dengan perasaan sedih, Naima mencoba menekan tombol power berharap benda mati itu bisa mengeluarkan cahaya, tapi nihil. Gadis itu mendesah pasrah. Bangkit dari ranjang sempitnya,
Baca selengkapnya

Chapt 56. Handphone Baru

     Mempunyai ponsel mahal keluaran terbaru bukan cita-cita seorang Naima. Saat ini ia sedang berada di gerai penjualan ponsel ternama. Naima mengeluarkan ponselnya yang sudah hancur layarnya. Viran dengan tidak sopan tertawa terbahak-bahak di hadapan pramuniaga yang sedang melayani mereka.“Astaga ini handphone Nai … ahahaha ...haha ..haha “ Mbak SPG hanya tersenyum, Naima mencebik masam. Viran keterlaluan sekali.“Itu keinjek Bang sama rampok tadi mal- … “ Naima menggantung kalimatnya. Segera menutup mulutnya.“APA!!” Viran walaupun sedang tertawa, dia tidak tuli. Viran meraih pundak Naima.“Bilang!” Naima hanya menaikkan alisnya.
Baca selengkapnya

Chapt 57. Aku Bisa Membela Diri

Naima dengan santai menyelonjorkan kakinya, walaupun di dalam hati merasa ketar ketir. Rumah ini CCTV ada di beberapa titik. Naima belum mendapat telepon dari Albe. Mungkin sudah tidur atau marah kepadanya. Naima tidak tahu, saat ini fokusnya menghadapi pengacara tengil di hadapannya. “Apa yang harus Nai ceritakan Bang?” Naima melihat ke arah Viran dengan senyum mengembang. “Gak usah sok ngerayu lo Nai, gak mempan. Cepat cerita!” tukas Viran tak sabar. “Tadi malam pulang kerja aku hampir dirampok … eh di culik … eh dicelakai orang … gak tau deh Bang motifnya apa ... “ ucap Naima, merasa bingung untuk menjelaskan upaya apa yang pria tadi malam akan dia lakukan padanya, karena memang tidak tahu motif pria yang menyerangnya. “Di mana? Kenapa lo gak telepon gue?” ujar Viran gemas. “Di depan Butik Nayaka, Nai nunggu taksi di depan situ. Soalnya depan Cafe 'kan masih banyak mobil sama motor,” jelas Naima. Viran menyugar rambutnya dengan kasar. Memang gara-gara menu sialan yang Jaka
Baca selengkapnya

Chapt 58. Penyelidikan Senyap

Jakarta sore hari adalah ujian, ujian untuk kesabaran dan emosi. Bunyi klakson yang bersahut sahutan, dan kemacetan yang sudah menjadi santapan menjelang jam pulang kantor tak menyurutkan perjalanan pria dengan wajah tampan baby face ala aktor korea Song Jong Ki dan campuran arab ala Zayn Malik, beginilah para wanita maupun remaja yang menggilainya. Dia tetap tenang di belakang kemudinya. Setelah dari apartemen mewah di kawasan Dharmawangsa, ia mengemudikan mobil jeep produksi perusahaan asal Jepang dengan logo Z terbalik itu ke kawasan Komdak, untuk bertemu salah satu kenalannya. Beberapa jam memeriksa CCTV di kawasan di mana istri boss sekaligus sahabatnya menjadi korban kriminalisasi tadi malam. Setelah di rasa cukup informasi yang ia butuhkan, ia kembali berkendara. Tidak sulit baginya yang seorang pengacara muda, dengan banyak relasi untuk mendapatkan informasi. Sangat mengherankan, bahwa pria yang hendak mencelakai Naima hilang begitu saja setelah massa menghajar
Baca selengkapnya

Chapt 59. Risalah Hati Albe

Mentari belum juga menyingsingkan sinarnya, sedang bulan masih setia menyinari kelamnya malam ditemani beberapa bintang yang malu-malu menampakkan sinarnya. Seorang gadis yang meringkuk nyaman dalam bed cover bulu angsa berwarna abu gelap, dengan lengan yang menyembul, menampilkan kulit kuning langsat yang bersinar dalam keremangan, menggeliat manja meraih benda pipih persegi yang tidak henti berbunyi nyaring dari beberapa menit lalu. Dengan suara lemah dan serak khas bangun tidur, menyapa sang pengganggu tidur lelapnya. “Hallo ....” “Baby,” sapa suara berat yang selalu gadis itu rindukan. “Yang,” balasnya dengan suara lemah nyaris mendesah. “Bangun, Baby, aku merindukanmu,” ujar pria dari seberang sana. “Jam berapa sih, Yang? Aku masih ngantuk,” rengeknya dengan suara manja. “Sudah hampir subuh,” jawab Albe sambil terkekeh. Setelah menyelesaikan beberapa urusan, masih ada pertemuan beberapa jam lagi. Maka mengganggu Naima adalah salah satu cara dia memanfaatkan waktu luangnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status