Sorotan mata lurus dari Nevan kini terlepas. Dan yang terlihat dari wajah Kirana, membungkukkan badan sambil menarik bibir ujung hingga melengkung lagi melebar. “Hati-hati di jalan, ya, Nak!” sahut Kirana dengan hangat. Bellona meneratap pandangan yang ada di depan matanya, sesekali melirik wajah Nevan yang berbuat demikian. Tanpa harus membentak dan berusaha untuk meminta izin dengan cara yang licik. Ternyata, dirinya pandai bermain hipnotis kepada seseorang. Bellona meraih lengannya dengan cepat dan meminta untuk tidak melakukannya. “Tenang saja! Aku tidak akan melakukan pada dirimu,” bisik Nevan perlahan. “Tante mau masuk duluan, ya!” ucap Kirana dengan ramahnya. Tanpa disadari olehnya kalau ia sudah mengizinkan putri sulungnya pergi begitu saja bersama pria beserta sekawannya. Nevan membukakan pintu untuk si Bellona yang mendengus nanar. Namun, tidak akan menolak dariny
Baca selengkapnya