Home / Fantasi / The Nine Tails of Time Traveler / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of The Nine Tails of Time Traveler: Chapter 11 - Chapter 20

75 Chapters

Berita heboh mulai menyebar luas.

     #Happy readingIkuti terus kisah menariknya.     Bellona yang masih mengayun kaki panjangnya terus mengiringi tepi jalanan. Tiba-tiba langkahnya terhenti begitu saja ketika terjadi satu kejanggalan yang ada pada dirinya. Tangannya meraba pakaian dan beberapa dari penampilan yang agak aneh.Memegangi tubuh yang seakan tidak biasa. Matanya seketika menjelengar ke depan jalanan kalau ia masih menggunakan Piyama tidurnya.“Aaaah! Tidaaaak!!” teriak Bellona melengking di tengah jalan.Tanpa busana yang layak, sandal jepit, rambut yang masih diikat agak berantakan. Ia pun hampir melupakan malu yang mengiringi pelarian paginya.“Eh, Neng Bellona mau ke mana aja nih pagi-pagi? Lagi olahraga ya, Neng?” tanya dari salah satu ibu-ibu, dengan menjinjing bungkusan belanjaan.Raut Bellona benar-benar memalukan ketika orang-orang yang tidak biasa melihat dirinya ada pada penampilan rumahan.
Read more

Ulah si penjaga Gumiho.

          Kedua pemuda berpostur tinggi tegap itu saling berhadapan. Akan tetapi, ada perbedaan yang tidak bisa dilihat secara kasat mata oleh mereka. Seorang pemuda normal dan seorang pemuda berekor sembilan.Felix menatap raut Nevan dengan penuh tanda tanya, pertanyaan yang membuatnya penasaran. Tiba-tiba, waktu seakan berhenti sejenak diiringi dengan benda-benda yang mematung tanpa sebuah gerakan. Tetumbuhan yang semula bergoyang-goyang, kini berhenti.Hanya sosok Gumiho dari tubuh Nevan yang bisa melihat apa yang terjadi di sekitar penglihatannya.Perintah yang berasal dari aba-aba seorang pria yang berjalan mendekati mereka.Si dosen memunculkan dirinya di hadapan sosok Nevan. Meniup udara ke arah Felix dan menebarkan cahaya ke seluruh orang-orang.“Kau tidak akan bisa lari dari mereka, aku berusaha untuk mencarimu, ternyata kau bersemayam di tubuh pemuda yang serupa denganmu,” ujar si d
Read more

Serangan berbeda.

Bertemu, ketiganya kini saling bertemu. Dimana Nevan mungkin belum mengetahui dari kecurigaan yang ada pada Felix kepadanya. Namun, tatapan Bellona merendah sekaligus terharu dengan kehadiran sosok Nevan.Dengan langkah pelannya, dia pun menghampiri sosok pria berjiwa Gumiho itu. Memberanikan diri untuk mendekati jiwa jahat yang ada di balik tubuh Nevan. Sang kekasih baru saja kembali dengan baik.Akan tetapi, sebelum itu terjadi situasi yang sangat mengerikan.“Bellona,” sapa Nevan, terheran.Bellona beralih menoleh ke arah belakang punggungnya, sambil melambai tangan ke arah Felix.“Hei, ke sinilah! Aku pengen buktiin kalau Nevan bukan orang jahat,” sebut Bellona.Felix masih saja termangu diam ketika melihat kondisi Bellona yang tampak baik-baik saja, sedangkan Nevan pun tak lagi berbuat onar.Dengan memaksa segala rintangannya kali ini. Felix pun memajukan langkahnya mendekati Bellona dengan raut khawatir b
Read more

Ritual Go Joo Woo.

#Selamat membaca!Suara yang terdengar tampak tidak begitu asing. Dari balik punggung Felix, seorang pria berambut setengah botak mulai memperlihatkan dirinya. Seorang dosen baru itu menatap lurus tubuh Felix yang perlahan berbalik.“O, Pak Dosen,” sapa Felix merundukkan kepala.“Ayo, ikut aku!” ajak si dosen itu.Felix mengerutkan keningnya sambil memperhatikan jalannya si dosen memasuki lorong bangunan perkuliahan. Tanpa harus melirik lagi, si dosen itu pun membukakan pintu ruang laboratorium.Diikuti oleh rasa penasaran Felix, mulai memperhatikan seluruh ruangan yang dipenuhi oleh benda-benda antik dari zaman dulu kala.Dari beberapa kaca-kaca yang menutupi bagian benda kuno itu terpajang rapi tanpa harus berserakan.Si dosen itu pun menghentikan langkahnya tepat di sudut meja pribadinya bekerja. Ia pun segera membalikkan badan lalu menatap Felix yang mengikuti dirinya tanpa adanya basa-basi.“H
Read more

Tiba di Tempat yang Asing.

Sebuah perpindahan tubuh pun terjadi dalam waktu yang singkat. Kedua dukun—si pemburu hantu itu pun melayang-layang di antara lorong waktu yang bergelombang. Waktu yang seakan terhempas dari masa dulu menuju masa depan. Gerakan waktu itu seakan berjalan dan berhenti pada tempat yang tidak terduga. Kedua pria itu pun berubah dalam sesaat dalam wujud manusia masa sekarang. Terbaring dalam gubuk tua di atas perbukitan Jawa Barat. Terpental sangat jauh bahkan lebih dari yang dibayangkan. “Hagh!” sergah Go Joo Woo terperanjak dari tidurannya. Kedua pria itu terpelangah lebar ketika mereka tiba di tempat asing lagi aneh ini. “Di mana kita?” tanya Go Joo Woo, mengerutkan kening sembari saling memandang keheranan di samping tubuhnya. Penampilan mereka yang tadinya sangat berkasta, kini hanya tertinggal oleh pakaian model zaman sekarang. Dengan baju kemeja lusuh dengan kolor pendek seperempat kaki. Keduanya mulai saling memperhatikan ke seluruh tubuh mereka sambil meraba wajah. “Apa yang
Read more

Batu Giok.

Dosen baru itu masih menatap wajah Bellona dengan sorotan mata tajam. Bellona yang seolah-olah melemparkan tatapan itu seketika curiga. Salah satu dari mereka bergumam, “Kok namanya sama kayak pembina kita waktu ke perkemahan dulu, ya?”Mendengar gumaman tersebut, akhirnya si dosen jelmaan penjaga gumiho tersebut membuyarkan tatapannya. Dalam hatinya berkata, “Wanita ini memiliki aura yang berbeda dari orang lain.”“Baiklah, sekarang kita mulai dari buah batu giok ini.”Panjaga gumiho dalam wujud dosen setengah tua itu memulai mata pelajarannya.“Giok atau jade adalah salah satu dari jenis batu permata berwarna hijau yang di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral yang telah ditemukan dan digunakan oleh bangsa timur selama beribu-ribu tahun lalu.”¹“Pada saat ini batu giok banyak yang berasal dari daerah Tibet
Read more

Permintaan maaf.

          Nevan berdiri dengan segala ketegasan dan niat hati dari dalam dirinya. Pada hakikatnya, ia benar-benar menunjukkan aura kebaikan dari raut wajahnya. Mungkinkah sosok gumiho dari dalam dirinya telah perlahan menyatu dengan sifat yang ada pada Nevan?Hendrik dan Rendi memiringkan tubuhnya sambil mengerutkan keningnya menatap keanehan ada pada Nevan.Langkah pria ini pun mulai ke dekat mereka, tetapi keduanya merasa kurang nyaman setelah mendapat perlakuan buruk darinya.Nevan menghentikan langkahnya sambil mengacungkan salah satu tangannya dengan kening saling bertautan, “Jangan takut! Gue nggak akan nyakitin elu pada, tenang aja!”Sepasang raut serius dari Nevan benar-benar menunjukkan kalau ia menunjukkan wujud asli dari Nevan. Dua orang temannya saling menatap dengan tatapan aneh lagi terheran.“Ini aku Nevan, aku kembali,” ungkap Nevan seolah-olah dirinya bukan orang
Read more

Wujud asli.

Bellona dan Felix kini mulai berjalan meninggalkan ruangan setelah sang dosen menyudahi percakapannya mengenai perihal gumiho. Maka, dua raut wajah yang begitu aneh kini tampak sangat mencengangkan dari biasanya.Bagaimana mungkin mereka mencari sumber air mata bening yang terletak di bawah gunung? Ini tidaklah mungkin bagi mereka yang masih tinggal di perkotaan.Bellona menghentikan langkahnya, “Apa kita harus mencarinya ke gunung-gunung dekat Jawa Barat ini?” keluh Bellona meliri wajah Felix yang terheran-heran.“Gue nggak yakin juga sih, Bel,” gerutu Felix memiringkan kepala.“Tapi, kenapa kita ya?” herannya lagi.“Mungkin, karna kita termasuk dekat sama Nevan,” balas Bellona, menepuk bahu Felix perlahan. Bellona masih sempat bercanda dengan tampilan gigi yang merapat, sedangkan Felix memperhatikan raut wajah gadis cantik ini dengan mempesona.“Bel, kayaknya kita bakal pergi ke tempat
Read more

Iblis dalam tongkat.

          Pusaran angin yang bergulung-gulung di atas perbukitan itu, memperlihatkan sosok iblis tanpa wajah. Gemuruh angin yang menderu cepat menggumparkan isi dari pepohonan melambai kuat.“Aku akan menyediakan energi api untukmu,” sahut Go Joo Woo dengan tegas.“Hahaha, aku akan menunggumu!”Go Joo Woo menarik cahaya bulan ke arah si iblis dengan mantra-mantra ritualnya. Sang iblis pun tak berdaya hingga merunduk patuh.Sang iblis pun membalikkan posisi wujudnya hingga memasuki dirinya ke dalam tongkat sakti yang berdiri tegak. Penampakan iblis yang seakan membuat bulu kuduk merinding itu pun sekejap menelan diri dalam tongkat.Telah hilang dari suasana yang berayun kencang di sekeliling pepohonan lebat. Pusaran angin perlahan mendiam ketika sang iblis telah dikurungnya ke dalam tongkat sihir.Sontak, Jaeng Chin Mae terpelangah hebat dengan mulut terbuka lebar, menganga.
Read more

Sosok malam jadi jahat.

          Memang malam menjadi situasi yang mendukung dari irama ketakutan. Di balik mayat seorang pria lagi-lagi ditarik ke dalam bungkusan beresleting. Semua orang mulai menduga kembali aksi yang serupa. Dari ujung dinding perumahan, terlihat seorang gadis yang sama itu mendelik kedua bola matanya dengan melebar lagi lurus. Seorang pria detektif mendekatinya, “Kau melihat sesuatu?” tanya pria agak tua itu ke arahnya. Si gadis malah tak menyahut dari buah pertanyaan untuk dijadikan pernyataan. Akan tetapi, salah satu dari mereka yang berjaga berkeliling mencoba membangun si gadis dari lamunan ketakutannya. “Neng, kamu kenapa? Kok jadi begini, lah tadi kamu malah bisa ngomong,” keluh salah satu bersarung. “Mungkin dia lagi syok, Pak. Kita bawa pulang aja dia dulu ke rumah sakit atau ke rumah,” usul dari seorang wanita detektif. “Iya, kau benar! Sepertinya kejadian ini sudah berulang kali ter
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status