Share

Batu Giok.

Penulis: Rossystories
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dosen baru itu masih menatap wajah Bellona dengan sorotan mata tajam. Bellona yang seolah-olah melemparkan tatapan itu seketika curiga. Salah satu dari mereka bergumam, “Kok namanya sama kayak pembina kita waktu ke perkemahan dulu, ya?”

Mendengar gumaman tersebut, akhirnya si dosen jelmaan penjaga gumiho tersebut membuyarkan tatapannya. Dalam hatinya berkata, “Wanita ini memiliki aura yang berbeda dari orang lain.”

“Baiklah, sekarang kita mulai dari buah batu giok ini.”

Panjaga gumiho dalam wujud dosen setengah tua itu memulai mata pelajarannya.

“Giok atau jade adalah salah satu dari jenis batu permata berwarna hijau yang di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral yang telah ditemukan dan digunakan oleh bangsa timur selama beribu-ribu tahun lalu.”¹

“Pada saat ini batu giok banyak yang berasal dari daerah Tibet

Rossystories

Akankah kedua teman lamanya itu memaafkan perbuatan kasar Nevan yang pernah terjadi kemarin-kemarin? ikuti terus kisah menarik dan kejutan yang ada di bab berikutnya. taruh dalam rak dan review sebanyak-banyaknya untuk kemajuan novel ini. Terima kasih. Jangan lupa Follow IG : @rossy_stories.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Nine Tails of Time Traveler   Permintaan maaf.

    Nevan berdiri dengan segala ketegasan dan niat hati dari dalam dirinya. Pada hakikatnya, ia benar-benar menunjukkan aura kebaikan dari raut wajahnya. Mungkinkah sosok gumiho dari dalam dirinya telah perlahan menyatu dengan sifat yang ada pada Nevan?Hendrik dan Rendi memiringkan tubuhnya sambil mengerutkan keningnya menatap keanehan ada pada Nevan.Langkah pria ini pun mulai ke dekat mereka, tetapi keduanya merasa kurang nyaman setelah mendapat perlakuan buruk darinya.Nevan menghentikan langkahnya sambil mengacungkan salah satu tangannya dengan kening saling bertautan, “Jangan takut! Gue nggak akan nyakitin elu pada, tenang aja!”Sepasang raut serius dari Nevan benar-benar menunjukkan kalau ia menunjukkan wujud asli dari Nevan. Dua orang temannya saling menatap dengan tatapan aneh lagi terheran.“Ini aku Nevan, aku kembali,” ungkap Nevan seolah-olah dirinya bukan orang

  • The Nine Tails of Time Traveler   Wujud asli.

    Bellona dan Felix kini mulai berjalan meninggalkan ruangan setelah sang dosen menyudahi percakapannya mengenai perihal gumiho. Maka, dua raut wajah yang begitu aneh kini tampak sangat mencengangkan dari biasanya.Bagaimana mungkin mereka mencari sumber air mata bening yang terletak di bawah gunung? Ini tidaklah mungkin bagi mereka yang masih tinggal di perkotaan.Bellona menghentikan langkahnya, “Apa kita harus mencarinya ke gunung-gunung dekat Jawa Barat ini?” keluh Bellona meliri wajah Felix yang terheran-heran.“Gue nggak yakin juga sih, Bel,” gerutu Felix memiringkan kepala.“Tapi, kenapa kita ya?” herannya lagi.“Mungkin, karna kita termasuk dekat sama Nevan,” balas Bellona, menepuk bahu Felix perlahan. Bellona masih sempat bercanda dengan tampilan gigi yang merapat, sedangkan Felix memperhatikan raut wajah gadis cantik ini dengan mempesona.“Bel, kayaknya kita bakal pergi ke tempat

  • The Nine Tails of Time Traveler   Iblis dalam tongkat.

    Pusaran angin yang bergulung-gulung di atas perbukitan itu, memperlihatkan sosok iblis tanpa wajah. Gemuruh angin yang menderu cepat menggumparkan isi dari pepohonan melambai kuat.“Aku akan menyediakan energi api untukmu,” sahut Go Joo Woo dengan tegas.“Hahaha, aku akan menunggumu!”Go Joo Woo menarik cahaya bulan ke arah si iblis dengan mantra-mantra ritualnya. Sang iblis pun tak berdaya hingga merunduk patuh.Sang iblis pun membalikkan posisi wujudnya hingga memasuki dirinya ke dalam tongkat sakti yang berdiri tegak. Penampakan iblis yang seakan membuat bulu kuduk merinding itu pun sekejap menelan diri dalam tongkat.Telah hilang dari suasana yang berayun kencang di sekeliling pepohonan lebat. Pusaran angin perlahan mendiam ketika sang iblis telah dikurungnya ke dalam tongkat sihir.Sontak, Jaeng Chin Mae terpelangah hebat dengan mulut terbuka lebar, menganga.

  • The Nine Tails of Time Traveler   Sosok malam jadi jahat.

    Memang malam menjadi situasi yang mendukung dari irama ketakutan. Di balik mayat seorang pria lagi-lagi ditarik ke dalam bungkusan beresleting. Semua orang mulai menduga kembali aksi yang serupa. Dari ujung dinding perumahan, terlihat seorang gadis yang sama itu mendelik kedua bola matanya dengan melebar lagi lurus. Seorang pria detektif mendekatinya, “Kau melihat sesuatu?” tanya pria agak tua itu ke arahnya. Si gadis malah tak menyahut dari buah pertanyaan untuk dijadikan pernyataan. Akan tetapi, salah satu dari mereka yang berjaga berkeliling mencoba membangun si gadis dari lamunan ketakutannya. “Neng, kamu kenapa? Kok jadi begini, lah tadi kamu malah bisa ngomong,” keluh salah satu bersarung. “Mungkin dia lagi syok, Pak. Kita bawa pulang aja dia dulu ke rumah sakit atau ke rumah,” usul dari seorang wanita detektif. “Iya, kau benar! Sepertinya kejadian ini sudah berulang kali ter

  • The Nine Tails of Time Traveler   Pria sejati.

    #Selamat membaca!Mungkin sebuah hubungan yang kini mereka sadari. Naluri Nevan mulai terperdaya oleh pikiran Cho Ye Joon yang benar-benar memiliki takdir yang serupa dengannya.Di hadapan wajah Bellona, Nevan bahkan tidak mengedipkan matanya. Seseorang menghampiri dan menghamburkan lamunan dari keduanya.“Eh, lu pada nggak mau masuk ke kelas?” sapa Felix berdiri di samping Bellona.Terkinjat, keduanya mengamburkan lamunan secara sengaja. Saat kedua bola mata seakan lurus dan saling mengantarkan emosi dalam hati. Nevan pun melebarkan senyuman ke arah Felix yang datang.“O, Felix,” sahut Nevan ramah.Bellona mulai merasakan kehangatan di wajah Nevan yang kali ini benar-benar tampak spesial. Spesial dengan perubahan yang membuatnya semakin jatuh hati.“Yuk ah, kalo gitu!” putus Bellona mengajak dari keduanya.Maka, dari ketiga rekan sekampus itu pun mengiringi lorong bangunan luas menuju kelas

  • The Nine Tails of Time Traveler   Penghapusan memori secara permanen.

    #Selamat membaca!“Gue pikir, kalian semua harus tahu kalau orang yang udah bikin gue begitu ada di dekat sini!” tunjuk Genji lurus ke bola mata Nevan.Kini akan menjadi tantangan untuk Nevan berhadapan dengan seorang pria tangkas lagi sombong. Si ketua gangster terkenal di sejagat kampus itu menantang keras ke arah Nevan.“Emang lo punya bukti?!” lontar Nevan ketus.Genji membelalakkan matanya menatap wajah Nevan dengan penuh emosional buruknya. Namun, bagi Nevan di hadapannya kali ini bukanlah apa-apa. Hanya sebatas jempol yang berdiri terbalik.Nevan bahkan tidak merasa mundur ataupun takut.“Eh, elo nggak bisa sembarangan nuduh, Bro!” timpal Hendrik hendak membela.Nevan lebih dulu mengacungkan salah satu tangan ke atas supaya para kawannya tidak ikut campur dalam masalah pribadinya.“Gue mau denger bukti yang bisa gue percaya,” sebut Nevan percaya diri.“Jangan t

  • The Nine Tails of Time Traveler   Keputusan yang tak terencana.

    Felix hadir di hadapan sang dosen baru bernama Agam itu sendiri. Dengan wajah sungguh-sungguh memperhatikan raut seriusnya. Si dosen itu mendekati Felix dengan tujuan untuk menceritakan semua tentang gumiho lebih nyaman.“Mereka memiliki ikatan yang sangat kuat,” ungkap si dosen.Felix terpelangah dengan ucapan Kim Dae Jung mengenai hal itu, lalu memajukan satu langkah mendekatinya.“Apa maksudmu?” lontar Felix.“Itulah yang sedang aku teliti. Mungkinkah, Bellona termasuk orang yang memiliki reinkarnasi dari wanita Cho Ye Joon,” pikir si dosen—Agam alias Kim Dae Jung.Felix lagi-lagi mengernyitkan dahinya hingga memutar-mutar bola mata seakan tak percaya.“Aku sungguh tak mengerti dengan apa yang kau katakan,” gerutu Felix mengerutkan kening.“Tunggu! Maksudmu, Bellona hasil reinkarnasi wanita yang dicintai oleh si gumiho

  • The Nine Tails of Time Traveler   Darah yang ganas.

    #Happyreading!Keputusan yang tidak masuk dalam rencana kini bermula. Bellona memandang wajah Nevan tepat di hadapannya. Felix yang menatap lurus ke arah keduanya seakan mengubah nasib dalam sekejap.Akan tetapi, keputusan mereka sudah dikencangkan dengan tali yang sangat kuat. Telah hadir malam gelap menyelimuti sebagian awan yang tadinya putih.Tepat di bawah rembulan bersinar agak mencodong ke permukaan. Ketiganya hadir di tengah ruangan yang sangat tak berpenghuni.Nevan mulai menduduki posisinya di atas kursi manja dengan penuh ketenangan.“Lo nggak apa-apa, kan?” tanya Bellona sedikit khawatir.“Nggak, aku oke,” sahut Nevan tenang.Bellona melirik ke wajah Felix sembari menjulurkan tangan yang sudah menggenggam tali yang cukup besar. Felix membalas tatapan dengan sebuah harapan.“Lo yakin?” tanya Felix lagi.“Kalo nggak yakin, kenapa kita ngelakuin ini? Hanya satu malam,&rd

Bab terbaru

  • The Nine Tails of Time Traveler   Akhir semuanya.

    #Happy reading. Kembali ke kota Depok. Sekumpulan teman bersama-sama kembali. Nevan menduduki kursi paling ujung bersama ketiga rekannya. Di sampingnya, Bellona melirik pelan ke wajahnya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Bellona. Nevan menggelengkan kepalanya. Mereka tiba-tiba turun dengan tanpa rasa sadar kalau perkotaan menjadi gelap kehitaman. Satu per satu menerawang gulungan awan yang menutupi langit kala itu. Nevan mulai melirik Kim Dae Jung dengan sorotan mata aneh lagi curiga. Kemudian cahaya putih terang mendatangi mereka, dimana orang-orang telah menjauh semua karena takut. Namun mereka masih berada di sana. Nevan, Bellona, Felix, dan Kim Dae Jung sendiri. Apsara itu kembali di depan mata. Sosok makhluk kayangan itu berdiri menyambut kepulangan mereka. Menatap lurus mengarah Nevan. “Kau harus melawan musuhmu di malam ini juga. Kita tidak punya waktu, kecuali kau ak

  • The Nine Tails of Time Traveler   Petualang usai

    Pelarian mereka setelah menjauh dari ketiga musuh. Nevan dan Kim Dae Jung mulai memberhentikan diri di ujung pemukiman warga. Setelah bertemu banyak orang, mereka tampak lelah sekaligus gelisah. “Sepertinya kita sudah lebih aman,” tutur Nevan. Kim Dae Jung meranggul kepala, sembari melepaskan lengan Felix bersama dengan tindakan Nevan. Bellona dan Felix yang merasakan kelelahan akhirnya membungkuk sambil memegang kuat ransel besar. “Kau tidak kenapa-kenapa kan?” tanya Nevan khawatir. Bellona memegangi lutut sambil meringis kelelahan, tetapi kepalanya menggeleng. “Nggak apa-apa, Van. Aku nggak apa-apa,” sahutnya. Nevan memegangi lengan kekasihnya, membantunya bangkit dengan tegak. “Gimana kalo kita cari kos-an saja?” usul Felix. “Ide bagus!” sahut Nevan. “Kalian pergilah, aku harus membuang aroma tubuh kalian agar Go Jo Woo dan iblis itu tidak bisa menemu

  • The Nine Tails of Time Traveler   Terperangkap penyerangan.

    Makhluk kayangan itu memperlihatkan dirinya dengan baju putih panjang. Rambut putih dengan mata bersinar cerah. Menatap lurus ke hadapan Nevan yang sekaligus menyatu dengan gumiho dari masa lalu tersebut.“Untuk apa kalian memanggilku kemari?” tanya Apsara mengerutkan kening.“Kami membutuhkan bantuanmu,” pinta Nevan mendongakkan wajahnya.Di balik dua sisi Nevan berada. Bellona dan Felix mulai terpelangah. Ketiganya mulai beranjak setelah berdekam merunduk ke hadapan Apsara tersebut.Malam yang redup ini mempertemukan mereka pada kejutan menakjubkan. Nevan mulai menegakkan tubuhnya, membusungkan dada ke depan pandangan. Tangannya mulai menunjuk dirinya sendiri.“Di dalam tubuhku ini ada dua jiwa yang menyatu,” ungkap Nevan.“Lalu, apa kalian ingin memintaku agar mengeluarkan kalian dari satu tubuh?” tanggap Apsara.Nevan

  • The Nine Tails of Time Traveler   Di atas tanah Goryeo.

    Sebuah gua yang jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi, ditutupi oleh dedaunan menghijau dan lebat. Nevan mulai mendekati mulut gua bersama kedua temannya. Langkah pertama mereka tiba di tempat yang mereka inginkan. “Kita harus nemuin sumber Apsara itu,” putus Nevan. Felix dan Bellona pun mengikuti langkah Nevan memasuki gua tersebut. Di antara kegelapan gua menyelimuti kesepian mereka. Penglihatan mulai meredup. Akhirnya, cahaya senter terbias menyorot ke jalanan gua. “Van, apa lo yakin?” tanya Felix ragu. “Ini bukan keputusan gue, tapi si Cho Ye Joon,” sebut Nevan membalikkan badan. Wajahnya dipenuhi dengan segala rahasia yang segera terbuka. Kembali menelusuri ruangan gua yang gelap. Dipenuhi dengan kelelawar bergelantungan sekaligus berterbangan. Nevan mulai berhenti di sudut dinding ruangan. Tangannya menggenggam lonceng emas diarahkan ke depan pandangan. K

  • The Nine Tails of Time Traveler   Gua Buni Ayu.

    Ransel, sepatu boots hitam mengilap, dua pria menggunakan celana Tactical, satu wanita menggunakan celana denim. Dari arah bawah terlihat langkah saling menyatu dalam kebersamaan mengiringi jalan. Mulai terpampang jelas dari arah balik punggung baju kemeja berwarna kelabu di tengah. Dua pria menutupi posisi wanita di tengah. Menggunakan langkah santai mereka sembari memegangi ransel tebal. Angin melambai pesona anak muda tampan dan cantik. Sampai pada penampilan wajah-wajah mereka bertiga. Bellona melebarkan senyuman mengiringi langkah. Nevan meraih tangan Bellona dan saling menatap. Sementara Felix menari bersamaan langkah mereka. Seruan angin menyentuh pipi secara lembut. Menyentuh lebih hangat melihat pasangan yang saling menjalin hubungan terbaik mereka. Berhenti di penghujung jalan. Tak beberapa lama bus pun berhenti perlahan. Nevan melirik satu per satu orang yang ada di

  • The Nine Tails of Time Traveler   Dua kehebatan buah Lam gaib.

    Suasana yang telah diperlihatkan dengan jelas di depan pandangan batinnya. Nevan melewati malam setelah mengadakan ritual sesaat. Kini, ia pun bergegas perlahan layaknya manusia normal kembali.Nevan berhenti di sudut jalan perkotaan. Terbias lampu jalanan mengiringi langkah menyelinap di antara wajah cerianya.Rona berkilauan gemerlapnya redup malam. Dirinya mengelilingi pandangan ke seluruh pandangan mata. Seisi perkotaan menemaninya pada tujuan yang sudah ditemukan.Kedua tangannya mengepal bulat. “Go Jo Woo, kau memang cerdik dan licik!” geramnya memandangi kegeraman di kala malam menyelimuti.Langkahnya kembali tergerak menuju kepulangan. Di sisi pertemuan yang menjadi kisah akhir dari musuhnya.Senyuman miring dengan tatapan sinisnya. “Heuh! Kau pikir akan menang?” sebutnya meledek. Nadanya terdengar menyeru semangat. Menutupi malam menjadi kesenduan ke

  • The Nine Tails of Time Traveler   Ritual pencarian.

    Kedua jiwa saling mengobrol, meresapi perasaan mereka masing-masing. Dari hubungan yang pernah terjalin indah dan sempurna. Seakan runtuh, terbuai oleh satu pertanyaan kebimbangan. Wajah itu lebih terlihat menegang. Ketika mulut telah melebar, kini giliran rahangnya mengatup perlahan. Cho Ye Joon meruntuhkan segala pandangan setelah mendengar lontaran kata Nevan. Mungkin, hati lebih sensitif dari sebuah penglihatan. Perasaan sungguh lebih tertekan dengan sangat mendorong keinginan. Raga hanya menampung segala beban kekuatan. Namun, mereka tak lagi melangkah akibat sebuah lara. “Kau benar!” sahut Cho Ye Joon melusuh. “Aku mengerti,” timpal Nevan. “Kau mungkin satu raga denganku. Walau kita berbeda, kurasa kita memiliki tujuan dan kisah yang sama,” lirih Nevan merunduk lesu. “Kim Dae Jung, aku ingin bicara dengannya.” Kepalanya seakan terbawa oleh pemikiran yang jauh. Bah

  • The Nine Tails of Time Traveler   Transfer racun belati.

    Tubuh Nevan yang terjengkang di atas lantai jalan tepat di depan gerbang rumah Felix. Kedua temannya hanya menatap keheranan kenapa tubuh sekuat Nevan bisa saja jatuh pingsan. Yang tidak masuk akal terjadi. Keduanya saling menatap. Tanpa harus menunggu lama lagi, Bellona segera meraih lengan Nevan untuk membantu posisi terbaring segera terbawa. Tanpa harus ada tekanan apapun, Felix pun turut membantu. Namun, Bellona merasakan hal aneh yang bereaksi dari dalam tubuhnya. Spontan ia merasakan hal sedemikian rupanya perubahan. Kedua tangannya yang sempat menyentuh lengan Nevan kini runtuh. Terlepas dari lengan Nevan, sehingga tubuh Nevan kembali jatuh. “Aaaargh!” ringisnya dengan ekspresi yang menyakitkan. Felix menatap curiga dari perubahan tubuh Bellona. Keningnya berkerutan mellihat yang baru saja terjadi. “Bel, e lo kenapa?” tanyanya terheran. Be

  • The Nine Tails of Time Traveler   Sudah tidak biasa.

    Nevan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah batu giok berwarna hijau tampak biasa, tetapi lebih bersinar dari umumnya. Dalam genggaman Nevan, ia pun menunjukkannya ke depan Felix berada.“Kita cuma butuh nyatuin batu ini sama jam antik itu. Di dalam tempat itu akan memperkuat kekuatan dari dalam batu supaya bisa membuka lorong waktu sekaligus ngeluarin gumiho dari tubuh gue,” ungkap Nevan kepada Felix.Tatapan Felix masih saja memperhatika ke arah batu yang ditunjukkan oleh Nevan. Dia kembali menutupi batu tersebut dengan genggaman tangannya.Sementara Felix mendongakkan wajah menatap rupa dari sahabatnya.“Gue pasti akan bersiap!” tegas Felix meranggul sekali.*** Dari dunia yang berbeda. Dari alam yang menyatukan energi dua elemen yang tidak bisa disatukan. Satu dunia

DMCA.com Protection Status