Chapter: Tidak dengan Kekerasan “Fathan, ini kenapa? Nenek kenapa marahin kamu?”Dengan nada paling lemah, garis keningku mulai mengeriput, kemudian ditundukkan ke arah Fathan yang tubuhnya belum setinggi diriku.Di sekujur tubuh Fathan mematung bisu. Nada irama ibu mertuaku belum juga menurun, tetapi Fathan sudah menunjukkan reaksi cemas. Dua tangannya saling menyatu, sedangkan pandangannya diarahkan ke lain tempat.Melihatnya cukup tak tega karena dia buah hatiku yang pertama. Dengan penuh perasaan, aku harus membujuk ibuku yang sedari tadi keluar sambil mengeluarkan kata-kata buruknya. “Ma, maafin Fathan kalo udah buat salah ke neneknya.” Aku sambil menarik lengan Fathan agar tidak jauh dariku.Mata nanar ibu mertuaku menyorot tajam. Lekukan urat nadinya menggeliat di sekitaran badan leher. “Apa?! Iya, kamu pasti mau bela dia kan? Punya anak jangan terlalu dimanjakan, lihat kelakuannya.”Tangan ibu mertuaku menunjuk ke dua sisi berbeda, belakang hingga ke depan kami. “Ambil sandal mau lemp
Terakhir Diperbarui: 2023-10-29
Chapter: Kedatangan Sang Paman Ninda yang muda dan tidak banyak bicara. Sementara Elina berkebalikan dari Ninda, dia setara denganku, dan dia sangat aktif.Setelah mengisi perut di kantin, kami kembali disibukkan di ruang kelas masing-masing. Tampak guru lain yang sama sekali tidak menghiraukan hiruk pikuk di salah satu kelas. Tapi sudahlah, itu sudah menjadi urusan wali kelas di kelas tersebut.Beberapa jam berlalu mengajar murid di kelas, perasaan yang nyaris padam. Mata hampir lelah karena sekian menit per detik dilewati. “Sampai jumpa lagi, Bu Haira!”Teriakan anak manis dari kelas ini sangat ceria. Mereka menyenangi guru yang lemah lembut. Tentunya aku tidak begitu. Aku hanya berkamuflase, ah sebenarnya aku memang tidak ingin kasar-kasar terhadap anak kecil.Mereka butuh kasih sayang supaya pikiran serta hatinya tidak cedera.Dengan sepeda motor, aku pun menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu. Seperti biasanya, aku pun mendapati panggilan masuk dari ponsel di balik tas ransel sa
Terakhir Diperbarui: 2023-10-26
Chapter: Kantin Bu MeldaKisah tentang bu Maina cukup mengesankan. Ternyata, setelah ditelusuri, ibu Maina memiliki ikatan kekeluargaan yang sudah jauh dari keluarga sang suami. Herannya, aku tidak pernah melihat mereka saling berkumpul atau setidaknya bertemu.Dari kejadian dan cerita para tetangga, hari ini aku paham betul, semuanya memiliki rahasia jitu. Sudahlah, hari ini akan fokus mengajar di kelas tercinta.Di sekolah dasar sudah menunggu kehadiranku, walau pada dasarnya, aku hanyalah pendidik honorer.Setelah mengajar setidaknya empat puluh lima menit di kelas, istirahat pun memanggil. “Hore, makan nasi liwet!” “Mana ada nasi liwet?”Beberapa dari mereka berombongan mulai bercakapan. Antar gadis—dan anak laki-laki. Mereka langsung keluar tanpa harus mengantre, bahkan ada yang saling mendorong. “Eh, hayo jangan saling dorong, ntar temennya kecedat pintu!” seruku mengkhawatirkan seisi ruangan kelas. “Oke, Bu.”Dasar jawaban anak zaman now. Mereka tak perna
Terakhir Diperbarui: 2023-10-22
Chapter: Tentang Ibu Maina Dari sore hingga ke malam. Setelah mandi dan menjalankan kewajiban ibadah. Malam menyongsong indah dengan menampilkan suasana dingin di depan rumah. Sinar putih bersinar malu-malu menerobos ke pepohonan.Bulan terang, alias bulan purnama di malam hari. Sampai saat ini, kami tak pernah mendiami rumah dengan keharmonisan. Suamiku bukan orang yang romantis. Memberinya kejutan di hari ulang tahun pun tak diinginkannya. Jangan mau berharap sesuatu yang manis, dirinya bahkan tak pernah merayakannya. “Kenapa bengong lihatin bulan? Kerjaan masih numpuk nih!”Abbas mulai berteriak ringan, sekarung bawang sudah dimasukkan ke dalam gudang sebelah rumah. Buatannya yang menjadi andalan menyimpan barang dagangan. Tangan serta penglihatanku salah tingkah. Tadinya yang sempat mengintip warna bulan, akhirnya mengurungkan niat untuk berkhayal. “Udah selesai,” ucapku sambil memasukkan sebagian kol yang sudah dibersihkan ke dalam karung.Sayuran yang besoknya akan diba
Terakhir Diperbarui: 2023-10-20
Chapter: Kakak-Beradik Gosip, itu yang biasa dilakukan oleh para ibu-ibu di kampung—tempat aku bermukim. Setidaknya, aku hanya bisa mendengar setiap ocehan mereka, tidak menanggapi terlalu mengerikan. Kelak, aku pasti akan menjadi sorotan bahwa diriku termasuk anggota kampung yang sok.Bagaimana mungkin? Aku masih termasuk orang baru tinggal di sini. Terhitung sejak usia pernikahan kami yang sudah menginjak 10 tahun lebih. Bahkan Fathan pun sudah sembilan tahun bersama kami.Sulit dipercaya kalau aku bukan yang pertama kalinya bergabung dengan mereka mendengar gosip terhangat. “Nongkrong mulu! Kerjaan suami masih banyak, istrinya kelayapan.” Keluhan pertama Abbas ketika aku belum sempat menginjakkan kaki ke halaman rumah.Elvina masih dalam gandenganku, tak lama kemudian, Fathan menyusul dari arah berbeda—dan dia pasti baru pulang dari rumah neneknya. “Mama!” teriaknya dengan kencang. “Jarang-jarang, Bang, lagian kerjaan saya udah beres kok di rumah.”
Terakhir Diperbarui: 2023-10-19
Chapter: Ada yang Berpura-pura Miskin Sepertinya hubungan baik dalam keluargaku mulai rukun. Namun, tentu saja aku tak boleh memperlihatkan wajah ceriaku yang berlebihan. Takut jika aku melakukan kesalahan. Terutama kepada ibu mertuaku, yang dimana nanti dia tiba-tiba berubah drastis. Marah besar.Dalam keseharian ini, aku berjumpa dengan banyak orang di sekolah, maupun dengan tetangga. Ada waktunya aku menetap pada satu kerukunan antar tetangga. Duduk bersama mereka yang selalu melontar ghibah. “Eh, kalian kenal sama Maina nggak?” Salah satu ibu mulai menggerakkan tangannya. Ya, si pemilik toko depan memulai gosip baru, ketika beberapa ibu-ibu lainnya sedang asyik berbicara ceria.Dalam sesaat suasana wajah mereka hening. Tak hanya mereka, tetapi juga diriku. Menoleh karena begitu penasaran. “Maina, siapa?” Lena—pengasuh Elvina tanggap.Kali ini perkumpulan kami hanya orang-orang pilihan. Ada tiga ibu lainnya yang masih sebaya denganku. “Itu tetangga lama kita, katanya sih
Terakhir Diperbarui: 2023-10-18
Chapter: Akhir semuanya.#Happy reading. Kembali ke kota Depok. Sekumpulan teman bersama-sama kembali. Nevan menduduki kursi paling ujung bersama ketiga rekannya. Di sampingnya, Bellona melirik pelan ke wajahnya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Bellona. Nevan menggelengkan kepalanya. Mereka tiba-tiba turun dengan tanpa rasa sadar kalau perkotaan menjadi gelap kehitaman. Satu per satu menerawang gulungan awan yang menutupi langit kala itu. Nevan mulai melirik Kim Dae Jung dengan sorotan mata aneh lagi curiga. Kemudian cahaya putih terang mendatangi mereka, dimana orang-orang telah menjauh semua karena takut. Namun mereka masih berada di sana. Nevan, Bellona, Felix, dan Kim Dae Jung sendiri. Apsara itu kembali di depan mata. Sosok makhluk kayangan itu berdiri menyambut kepulangan mereka. Menatap lurus mengarah Nevan. “Kau harus melawan musuhmu di malam ini juga. Kita tidak punya waktu, kecuali kau ak
Terakhir Diperbarui: 2022-03-08
Chapter: Petualang usai Pelarian mereka setelah menjauh dari ketiga musuh. Nevan dan Kim Dae Jung mulai memberhentikan diri di ujung pemukiman warga. Setelah bertemu banyak orang, mereka tampak lelah sekaligus gelisah. “Sepertinya kita sudah lebih aman,” tutur Nevan. Kim Dae Jung meranggul kepala, sembari melepaskan lengan Felix bersama dengan tindakan Nevan. Bellona dan Felix yang merasakan kelelahan akhirnya membungkuk sambil memegang kuat ransel besar. “Kau tidak kenapa-kenapa kan?” tanya Nevan khawatir. Bellona memegangi lutut sambil meringis kelelahan, tetapi kepalanya menggeleng. “Nggak apa-apa, Van. Aku nggak apa-apa,” sahutnya. Nevan memegangi lengan kekasihnya, membantunya bangkit dengan tegak. “Gimana kalo kita cari kos-an saja?” usul Felix. “Ide bagus!” sahut Nevan. “Kalian pergilah, aku harus membuang aroma tubuh kalian agar Go Jo Woo dan iblis itu tidak bisa menemu
Terakhir Diperbarui: 2022-01-30
Chapter: Terperangkap penyerangan. Makhluk kayangan itu memperlihatkan dirinya dengan baju putih panjang. Rambut putih dengan mata bersinar cerah. Menatap lurus ke hadapan Nevan yang sekaligus menyatu dengan gumiho dari masa lalu tersebut.“Untuk apa kalian memanggilku kemari?” tanya Apsara mengerutkan kening.“Kami membutuhkan bantuanmu,” pinta Nevan mendongakkan wajahnya.Di balik dua sisi Nevan berada. Bellona dan Felix mulai terpelangah. Ketiganya mulai beranjak setelah berdekam merunduk ke hadapan Apsara tersebut.Malam yang redup ini mempertemukan mereka pada kejutan menakjubkan. Nevan mulai menegakkan tubuhnya, membusungkan dada ke depan pandangan. Tangannya mulai menunjuk dirinya sendiri.“Di dalam tubuhku ini ada dua jiwa yang menyatu,” ungkap Nevan.“Lalu, apa kalian ingin memintaku agar mengeluarkan kalian dari satu tubuh?” tanggap Apsara.Nevan
Terakhir Diperbarui: 2022-01-29
Chapter: Di atas tanah Goryeo. Sebuah gua yang jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi, ditutupi oleh dedaunan menghijau dan lebat. Nevan mulai mendekati mulut gua bersama kedua temannya. Langkah pertama mereka tiba di tempat yang mereka inginkan. “Kita harus nemuin sumber Apsara itu,” putus Nevan. Felix dan Bellona pun mengikuti langkah Nevan memasuki gua tersebut. Di antara kegelapan gua menyelimuti kesepian mereka. Penglihatan mulai meredup. Akhirnya, cahaya senter terbias menyorot ke jalanan gua. “Van, apa lo yakin?” tanya Felix ragu. “Ini bukan keputusan gue, tapi si Cho Ye Joon,” sebut Nevan membalikkan badan. Wajahnya dipenuhi dengan segala rahasia yang segera terbuka. Kembali menelusuri ruangan gua yang gelap. Dipenuhi dengan kelelawar bergelantungan sekaligus berterbangan. Nevan mulai berhenti di sudut dinding ruangan. Tangannya menggenggam lonceng emas diarahkan ke depan pandangan. K
Terakhir Diperbarui: 2022-01-28
Chapter: Gua Buni Ayu. Ransel, sepatu boots hitam mengilap, dua pria menggunakan celana Tactical, satu wanita menggunakan celana denim. Dari arah bawah terlihat langkah saling menyatu dalam kebersamaan mengiringi jalan. Mulai terpampang jelas dari arah balik punggung baju kemeja berwarna kelabu di tengah. Dua pria menutupi posisi wanita di tengah. Menggunakan langkah santai mereka sembari memegangi ransel tebal. Angin melambai pesona anak muda tampan dan cantik. Sampai pada penampilan wajah-wajah mereka bertiga. Bellona melebarkan senyuman mengiringi langkah. Nevan meraih tangan Bellona dan saling menatap. Sementara Felix menari bersamaan langkah mereka. Seruan angin menyentuh pipi secara lembut. Menyentuh lebih hangat melihat pasangan yang saling menjalin hubungan terbaik mereka. Berhenti di penghujung jalan. Tak beberapa lama bus pun berhenti perlahan. Nevan melirik satu per satu orang yang ada di
Terakhir Diperbarui: 2022-01-28
Chapter: Dua kehebatan buah Lam gaib. Suasana yang telah diperlihatkan dengan jelas di depan pandangan batinnya. Nevan melewati malam setelah mengadakan ritual sesaat. Kini, ia pun bergegas perlahan layaknya manusia normal kembali.Nevan berhenti di sudut jalan perkotaan. Terbias lampu jalanan mengiringi langkah menyelinap di antara wajah cerianya.Rona berkilauan gemerlapnya redup malam. Dirinya mengelilingi pandangan ke seluruh pandangan mata. Seisi perkotaan menemaninya pada tujuan yang sudah ditemukan.Kedua tangannya mengepal bulat. “Go Jo Woo, kau memang cerdik dan licik!” geramnya memandangi kegeraman di kala malam menyelimuti.Langkahnya kembali tergerak menuju kepulangan. Di sisi pertemuan yang menjadi kisah akhir dari musuhnya.Senyuman miring dengan tatapan sinisnya. “Heuh! Kau pikir akan menang?” sebutnya meledek. Nadanya terdengar menyeru semangat. Menutupi malam menjadi kesenduan ke
Terakhir Diperbarui: 2022-01-22
The Nine Tails of Time Traveler
Be careful! You are entering a hot area!
Under-age, forbidden to read!
For those who like romance, you must read this story!
Cho Ye Joon—Gumiho who came to the future of Indonesia through the thunderbolt without sound.
.
“Give up, you gadfly Gumiho!!” the man shouted in front of him.
"Cho Ye Joon," the man said, the signal giver approached.
Possessing the body of an Archeology student named Nevan Taksan. He was trying to find a way out for return to his past.
"Are you embarrassed?" Nevan asked spreading the corners of his lips.
Bellona stopped when she was already covered by Nevan's Coat, and was stunned by her appearance.
"Nevan?" Bellona said quietly.
"Let me take you home!" broke up Nevan.
A swarm of enemies comes upon him and traps Cho Ye Joon, his friend and girlfriend—Nevan into another world, with objects are found with Korean history books.
He did everything he could to find a way out. Luckily, a Gumiho guard remains in the same world.
Through the mind and soul of that world, he was able to find the fox marble.
Where the Fox marble is in Bellona's body—Nevan's girlfriend, the reincarnation of a woman from his past.
Can the Gumiho save himself with the two people from another world?
Cover by : @nobidesign
Baca
Chapter: Finally all. #Happyreading.Back to Depok city. A group of friends are back together. Nevan occupied the farthest seat with his three friends. Beside him, Bellona glanced slowly at his face."Are you all right?" she asked.Nevan shook his head. They suddenly descended without noticing that the city had become pitch black. One by one, they looked up at the rolls of clouds that covered the sky at that time. Nevan begins to glance at Kim Dae Jung with strange and suspicious eyes.Then a bright white light came upon them, whereupon the people had all fled out of fear. But they are still there. Nevan, Bellona, Felix, and Kim Dae Jung himself.The Apsara is back in plain sight. The figure of the heavenly creature stood to welcome their return. Staring straight at Nevan.“You must fight your enemy this very night. We don't have time, unless you will wait a fe
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17
Chapter: The final adventure.Their escape after getting away from the three enemies. Nevan and Kim Dae Jung began to stop at the end of the residential area. After meeting so many people, they looked both tired and restless."Looks like we're safer," Nevan said.Kim Dae Jung shook her head, while releasing Felix's arm along with Nevan's actions. Bellona and Felix who felt exhausted finally bent down while firmly holding the big backpack."You don't mind, do you?" Nevan asked worried.Bellona clutched her knees and grimaced in exhaustion, but shook her head. "It's okay, Van. I'm fine," he said.Nevan took hold of his lover's arm, helping him to get up straight."How about we just look for a boarding house?" Felix suggested."Great idea!" Nevan said."You guys go, I have to get rid of your body odor so that Go Jo Woo and the demon can't find us," continued Kim Dae Jung. As a guardian for students like them.
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17
Chapter: Caught in the attack.The celestial being showed himself in a long white shirt. White hair with bright shining eyes. Staring straight at Nevan, who at the same time merged with the gumiho from the past."What did you call me here for?" Apsara asked frowning."We need your help," Nevan asked looking up.Behind the two sides of Nevan lies. Bellona and Felix begins to gasp. The three of them started to move after crouching down in front of the Apsara.This dim night brings them to an astonishing surprise. Nevan begins to straighten his body, puffed out his chest in front of the view. His hands started pointing at himself."In my body there are two souls that are united," Nevan said.“Then, do you want to ask me to remove you from one body?” Apsara responds.Nevan lowered his face, "Yeah, right!"“I beg your full help!” he asked again.The heavenly creature straightened
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17
Chapter: On the Goryeo Land.A cave far from residential areas. However, it is covered by green and dense foliage. Nevan began to approach the mouth of the cave with his two friends. Their first step is getting to where they want to be."We have to find the source of the Apsara," Nevan said.Felix and Bellona followed Nevan's steps into the cave. Among the darkness of the cave envelops their loneliness.Vision began to dim. Finally, the flashlight refracted into the cavernous streets."Van, are you sure?" Felix asked doubtfully."This is not my decision, but Cho Ye Joon," said Nevan turning around. His face was filled with all the secrets that were soon exposed.Back exploring the dark cave room. Filled with bats hanging and flying at the same time. Nevan started to stop at the corner of the wall of the room. His hand holding the golden bell was directed in front of the view.
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17
Chapter: Buni Ayu Cave.Backpacks, glossy black boots, two men in tactical pants, one woman in denim pants. From below, you can see the steps blending together in togetherness accompanying the road.Starting to be clearly visible from behind the back of the gray shirt in the middle. Two men cover the position of the woman in the middle. Using their leisurely pace while holding the thick backpack.The wind waved the charm of a handsome and beautiful young man. Until the appearance of the faces of the three of them. Bellona widened a smile as she walked. Nevan took Bellona's hand and looked at each other.While Felix danced along with their steps. The sound of the wind gently touched his cheek. It's warmer to touch seeing a couple who forge their best relationship with each other.Stop at the end of the road. After a while the bus stopped slowly.Nevan glanced one by one at the people beside him. &nbs
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17
Chapter: The two greatness of the magical lam fruitThe scene that had been clearly displayed before his mind's sight. Nevan passed the night after holding a ritual for a while. Now, he was rushing slowly like a normal human again.Nevan stopped at the corner of an urban street. The streetlights were biased as the steps slipped between his cheerful faces.A shimmering hue in the dim light of the night. He surrounds all eyes. The whole city accompanies him on a destination he has found.His hands were clenched into a fist. “Go Jo Woo, you are really smart and cunning!” he growled looking at the fury as the night enveloped him.His steps moved back towards his home. On the side of the meeting which became the final story of the enemy.A crooked smile with a sinister look. "Hey! You think you'll win?" he said mockingly. His voice sounded excited. Closing the night into a solitude of darkness.
Terakhir Diperbarui: 2022-03-17