Home / Fantasi / The Nine Tails of Time Traveler / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The Nine Tails of Time Traveler: Chapter 41 - Chapter 50

75 Chapters

Wajah yang sama.

Nevan tersungkur perlahan ke atas lantai kamar dengan ekor sembilan yang muncul tiba-tiba. Ini sebuah peringatan atau hanya sebuah tanggapan hati? Sepertinya sosok Cho Ye Joon sudah tak sabar untuk keluar dari dalam tubuh Nevan. Akan tetapi, cara yang masih direncanakan belum dilakukan dengan baik. Nevan menengadahkan pandangannya ke atas langit-langit ruangan dengan raut merengut. “Kenapa harus aku?” “Dan kenapa aku harus mendapatkan sosok dirimu ini?” keluh Nevan dengan sifat aslinya yang suka merengek. “Haaa, menyedihkan sekali!” Nevan mulai menatap datar isi ruangan dengan melirik ke dalam tubuhnya. “Tunggu dulu!” sebutnya beranjak. Ia pun beranjak menuju sebuah cermin, dimana wujud dari Cho Ye Joon sesekali menunjukkan dirinya. “Aku baru memperhatikan kalau kita sangat mirip,” sebutnya terpelangah. Cho Ye Joon sesekali menampakkan dirinya, tetapi perlahan menghilang hingga Nevan tak percaya menatap diri sendiri den
Read more

Pria dingin.

          Melihat Felix memasuki ruangan lorong hingga pada bangunan luas tersebut. Wajahnya masih terlihat datar layaknya pria dingin yang sempurna. Memang benar! Dan memang seperti itulah pria yang sama sekali tidak pernah berpacaran.Menunjukkan sifat dingin bukan berarti dirinya angkuh, jahat, atau disebut tidak perduli. Pria ini memiliki waktu dan pilihan tersendiri yang dapat dilontarkannya pada pilihan hati tak terduga.Langkahnya mulai mendekati anak tangga sambil menggotong ransel mengiringi anak tangga. Dalam lirikan jalan, matanya tersorot pada sebuah ruangan seluas mata memandang.Semua yang memandang agak canggung menyapa dirinya, ada sebagian yang mengucil dan ada yang mengagumi. Namun, ia bahkan tak memperdulikan apapun yang sedang terjadi dan terdengar dari telinganya tersebut.Di balik ruangan kosong, ia pun mulai memasuki ruang perpustakaan. Ruang pertama yang selalu mereka kunjungi ketika tib
Read more

Salah paham.

          Nevan menatap pria yang ada di hadapan mereka, sedangkan Felix sedang menentukan pilihan kemana dia akan pergi. Lalu, tubuhnya berbalik menatap Bellona dengan seriusnya. Di samping itu, si dosen bergegas melangkah mendekati posisi Bellona bersama Nevan yang termangu diam. “Nevan, ikut aku!” ajak si dosen. Nevan menatap raut Felix yang masih belum bergerak perlahan, ia pun malah meranggul spontan untuk menyahut ajakan si dosen. Keduanya bergegas menaiki anak tangga, dimana penglihatan Bellona merasa kurang nyaman dari kepergian Nevan bersama sang dosen. Akhirnya, ia pun memajukan langkah menghadap Felix bersama Adelia yang sama sekali tidak saling bersahutan. “Elo kenapa?” tanya Bellona sambil berbalik badan. “Kita harus memulainya, Bel,” sebut Felix. Sontak, Adelia tercengang ketika mendengar ucapan ungkapan ‘memulainya’. Dirinya mengerutkan kening sambil menahan emosi dalam pikira
Read more

Perasaan yang salah.

              Bellona yang pergi begitu saja dari ruang perpustakaan. Sementara Felix hanya terpengah dengan menaruh salah satu tangannya ke balik bagian belakang kepala. Dimana dirinya berdiri dengan raut keheranan sekaligus bingung. “Gue nggak ngerti, apa sih?” gerutunya. Felix memutar kepalanya secara berulang-ulang kali. Tiba-tiba, terkinjat dengan dua bola mata yang terpaku pada satu jawaban hatinya. “Hah!” sergahnya menegakkan posisi wajah. “Jangan-jangan … Bellona??” pikirnya mulai mengacungkan jemari telunjuk ke arah depan. Felix mengayunkan kakinya untuk melangkah mengejar dari seseorang yang sudah ia kenal sejak kecil. Lantas, bagaimana dengan keputusan dari dalam pikiran Felix saat ini? Kakinya terus mengayun dengan cekatan hingga menuju luar ruangan. Matanya mulai mengiringi jalanan menuju ke sekeliling ruangan. Letaknya pada satu titik pertemuan sosok Bellona
Read more

Jam tangan spesial.

           Raut Rendy terpengah dengan gigi merapat rapi saat tatapan matanya tersorot pada seorang gadis. Gadis yang menjadi pasangan kencan buta termasuk kegagalan semata. Davira berbalik, berjalan cepat dengan membawa segala emosinya. Sementara Rendy beranjak cepat, kembali memperhatikan seluruh ruangan sepi. Tak ada satu pun manusia, kecuali dirinya seorang. Dengan cekatan, ia pun mulai melangkah menuju ruang kelas berikutnya. Dimana langkah sendiri kini dikejutkan seseorang dari balik dinding kepadanya. “Duar!!” teriak Nevan kepadanya. “Haaaa!!” sergah Rendy terbelalak lebar dengan dua tangan meninggi ke atas. Pandangan matanya ke arah si lelaki yang dikenalnya, seorang teman sekaligus tempat berbagi cerita. “Haa, Nevan. Elo ngagetin gue aja nih! Jantung gue hampir copot, tau!” gerutu Rendy menggusarkan dadanya perlahan. Nevan yang menahannya di balik cekikikan yang ditutup
Read more

Musuh di depan mata.

          Nevan membelalakkan matanya ke arah depan penglihatan. Tampak dari kehadiran kedua orang tuanya begitu dingin, berbeda dari biasanya. Nevan mulai menegakkan tubuhnya ketika melirik dan memperhatikan dari kedua orang tuanya. “Ibu, Ayah,” lirih Nevan mulai curiga. Sang ibu yang mulai perlahan menoleh ke arah belakang dengan sebuah tatapan mata merah. Sontak, Bellona tak kuasa menahan apa yang dilihat lalu jatuh pingsan. Apa? Apa yang terjadi sekarang ini? Mata Nevan mencelang lebar ketika melihat dari perubahan kedua orang tuanya terjadi. Sosok dua pria itu pun memperlihatkan diri dengan wujud asli. “Hah? Tidak mungkin,” gerutu Cho Ye Joon mulai menguasai tubuh Nevan. Di samping dirinya, Bellona terbaring pingsan tak berdaya. Dirinya melirik perlahan, ketika bola mata mulai berubah menjadi kemerahan. Grrr! Cho Ye Joon mulai memperlihatkan diri dengan perubahan jiwa se
Read more

Manik dalam cinta.

          Nevan menatap wajah Bellona dengan memegangi kedua bahu kekasihnya. Tatapan kali ini lebih tajam dan lurus. Bellona terkesima dengan penglihatan Nevan kepadanya. Sosok Cho Ye Joon sesekali memperlihatkan rupanya tepat di hadapan dirinya.Bellona mengerutkan keningnya sembari menggelengkan kepala berkali-kali. Dirinya tak percaya ketika memperhatikan dua wujud yang sama persis.“Nevan, kamu …,” keluh Bellona mengacungkan jemari telunjuk tinggi-tinggi ke arahnya.“Ya, kami memiliki jiwa dan rupa yang sama,” sebut Cho Ye Joon.Kini, penglihatan Bellona diredupkan kembali. Rupa yang ia lihat kini kembali menyatu dengan baik. Masih pertahanan pada tubuh Nevan, sedangkan Cho Ye Joon bersembunyi dengan menguasai seluruh naluri tubuh Nevan.Bellona melemahkan tubuhnya lalu meredupkan mata, hingga dirinya terjatuh pingsan dari dalam dekapan tangan Nevan.“Bell
Read more

Jam antik permata bulan.

Sorotan cahaya menembus para musuh di antara kekalahan dua pria tangguh. Penampakan dari salah pria yang dikenal itu pun mulai membuat musuh terkesima. Cahaya bulan yang terang memantul kuat ke arah dua musuh terpingkal jatuh.“Felix?” sebut Nevan terkesima dengan kehadirannya yang tiba-tiba ini.Lantas, kejutan apakah ini? Dengan kedua matanya tertutup oleh lengan kekarnya.“Ayo kita pergi!!” seru Go Jo Woo kepada bawahannya.Melihat dua musuh itu melarikan diri, dengan cekatan si gumawo itu beranjak membawa tubuh Nevan mendekati Felix. Bersamaan dengan Kim Dae Jung mulai terpelangah dengan aksi Felix yang tanpa terduga ini.“Kau??” tunjuk Kim Dae Jung kepada mahasiswanya.Felix menurunkan jam antik yang memiliki sinar batu permata bulan. Pandangannya kini mulai melirik ke arah kedua pria dikenalnya.“Ya, seperti yang kau katakan!” sebut Felix kepada Kim Dae Jung. Tatapannya melurus ke
Read more

Perilaku dalam misteri.

Dengan kedua tangannya yang menguasai malam kalbu. Nevan akhirnya memegangi erat kepala si kekasih, hingga mengecup keningnya dengan pelan.Keduanya saling menatap manja dengan tatapan hangat yang bersatu.***Nevan mulai melirik ke arah samping tempat tidur, dimana meja kecil melekat di dinding ruangan. Jam tangan itu duduk dengan manis tanpa terganggu oleh tangan yang nakal.Ia menarik kaki menjulurkannya ke luar dari tempat tidur. Tatapannya kali ini pada sebuah hadiah yang paling mengagumkan.Tangannya meraih pelan jam tangan unik tersebut, lalu memencet tombol kecil di samping kepala jam.Tit! Tit! Tit!“Hmm, tampak biasa. Tapi, buat lonceng peringatan ini cukup luar biasa!” tuturnya melebarkan bibir memanjang.Raut manis dari ujung penglihatan menampakkan pesona tampan menawan dari Nevan itu sendiri. Gumaman sendirinya mengakhiri pagi begitu saja. Meletakkan kembali jam tangan, kemudian bergegas entah ke mana?
Read more

Memori kejutan.

          Nevan memasuki pintu menuju kamar. Dirinya membawa raut yang dipenuhi dengan sejuta tawa dalam penglihatan. Langkahnya mengguyur ruangan menghadap cermin kaca yang ada di dekat dinding. “Kau pasti akan menjadi seorang duta besar, atau kau bisa menyediakan tempat Artifak dari seluruh dunia,” tutur Nevan melebarkan bibir yang memanjang. Wajah yang ditampakkan ke depan cermin begitu sempurna, dengan penglihatan matanya pada sosok Cho Ye Joon. “Jangan lupakan misi pertama kita!” sebut Cho Ye Joon mengingatkan. Nevan menganggukkan kepala sembari merunduk hormat. “Aku berjanji untuk melakukannya,” gumamnya memejamkan mata sesaat. Jiwa yang menyatu dengan erat dalam satu jasad yang masih bernyawa kental. Satu urusan yang menjadi misi pertama adalah sebuah jalan keluar. Sang musuh yang hadir adalah satu penghalang bagi Cho Ye Joon. “Aku ingin mencari tahu kenapa Go Jo Woo ingin sekali meng
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status