Home / Romansa / Pelabuhan Terakhir / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pelabuhan Terakhir : Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

61. Aslan Story : We are handsome boys

"Sssstttt.... Itu si Aslan Triplets.""Mana ... Mana .... ""Arah jam 9.""Uhhh ... Heran deh kok bisa mereka seganteng itu sih. Emak Bapaknya bikinnya gimana ya?""Mau aku jadi salah satu istri mereka.""Emangnya kamu lebih suka yang mana?""Aku? Aku suka lelaki cuek bin dingin kayak Kang Aidan.""Kalau aku suka lelaki humoris nan romantis ... Kayak Kang Azada.""Kalau aku suka sama kakak mereka. Sudah kalem, pembawaannya tenang, ganteng lagi hihihi.""Hahahaha."Begitulah percakapan para santriwati yang melihat Aslan triplets. Jangan salah guys Aslan triplets sangat terkenal. Kenapa? Karena selain sangat jarang ada kembar tiga mereka juga ganteng. Klepek-klepek dah para fansnya.Belum lagi duo ‘A’ yang terkenal sebagai pembuat masalah. Bukan jenis kenakalan yang berat sih. Paling bolos ngaji, tidur di kelas, suka keluar pondok, kalau gak ada ustaz pada suka nongkrong jajan di kantin, dapat surat dari fans yang seab
Read more

62. Aslan Story : Bukan Jaka Tarub (Sesion 1 Tamat)

Di sebuah kali yang begitu jernih airnya dengan pemandangan gunung dan pepohonan yang masih hijau, terdengar suara tiga remaja berusia empat belas tahun tengah bermain-main di aliran sungai. Mereka adalah tiga remaja yang sengaja dikirim oleh para orang tua untuk belajar ngaji di rumah Abah Daud, seorang ustaz terkenal di kampung Sidomulyo, Wonosobo. Mereka akan tinggal selama dua minggu selama liburan semester."Astaghfirulloh, Jujut, Surti! Kalian mau ngapain?""Aku mau renang dan menyelam dulu," sahut Jujut lalu melepas semua atribut khas santrinya dengan baju renang model celana pendek dan kaos pendek."Kalian gak takut dilihat orang? Kalau tiba-tiba ada yang ngintip gimana?" tutur seorang santriwati berpakaian tunik ungu dan menggunakan rok panjang."Kamu itu terlalu khawatiran Mimih Perih, percaya deh gak ada orang disini. Kalau pun ada. Mereka itu pangeran yang lagi nyari bidadari," celoteh Surti sambil memasang kemben pada tubuhnya sehingga tereksposlah s
Read more

Spin Off : Kejar Daku Kau Kuijab

POV Jamal"Abah gak setuju kamu itu kuliah ngambil perikanan, pokoknya ngambil jurusan agama sajalah, mau tarbiah, dakwah atau hukum islam gitu. Mosok jurusan perikanan.""Tapi Jamal seneng sama ikan Bah, tamannya Jamal udah banyak loh. Nanti kalau kuliah di perikanan, Jamal jadi bisa tahu bagaimana menggeluti bisnis budidaya ikan atau udang dengan benar. Ya Bah, Jamal mohon?" bujukku."Wes to Mal, manut karo abah sama umi. Kamu kuliah di IAIN Surakarta saja ya. Atau kalau mau di UNS gak papa ambil yang keguruannya. Terserah mau ambil yang mana?" tambah Umi."Nah wes gitu aja Mal. Kamu boleh gak ngambil jurusan yang berbau keagamaan yang penting ambil keguruannya. Soalnya kamu kan harus bantu mas-mas kamu mengajar di pondok," titah Abah tegas.Aku hanya mendengkus kesal. Mau marah pun percuma, mau mogok apalagi. Minta bantuan ketiga kangmasku juga percuma. Mereka semua kan manut sama Abah.Jamaludin Akbar namaku, usiaku sekarang 18 tahun. As
Read more

2. Aku Si Gadis Pemalu

POV NadaAku memandangi gerbang kampus UNS dengan antusias. Yes. Akhirnya aku kuliah disini.Namaku Nada Nur Maulida, 18 tahun. Asalku Bumiayu, kedua orangtuaku pengasuh pondok Al-Falah Bumiayu. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakakku perempuan semua dan yang sulung baru saja menikah. Aku memiliki sifat canggung dan pemalu sekali. Namun jika bersama orang-orang terdekatku, aku bisa menjadi sosok yang cerewet dan manja sekali termasuk kepada kakak sepupu sekaligus sepersusuanku ini. Mas Azzam namanya atau dikenal dengan gus singa garang. Begitulah julukan masku kalau di Al-Hikam. Hihihi. "Ayok masuk.""Oke Mas."Kami mulai memasuki kawasan kampus UNS tepatnya dikawasan rektorat untuk melakukan daftar ulang dan cek kesehatan."Wah banyak banget ya Mas mahasiswanya.""Hem."Aku mulai antri, dan menunggu giliranku untuk masuk. Saat aku akan masuk, aku sedikit merengek pada Mas Azzam karena rasa takut
Read more

3. Pembuktian

POV JamalSudah satu tahun aku kuliah di UNS. Alhamdulillah aku sudah bisa menikmati kehidupanku disini apalagi ada cewek inceranku kuliah disini juga, ya walau beda jurusan. Gak papa yang penting aku cinta. Dan aku akan berusaha mendapatkan cintanya.Aku memanggilnya Mimosa pudica karena karakternya yang pemalu apalagi kalau sedang kudekati. Mimosa pudica itu nama latin untuk tanaman putri malu. Nada itu pembawaannya menunduk terus persis seperti tanaman putri malu. Sedangkan pada sahabat baiknya aku memanggilnya Oryza sativa karena sifatnya yang seperti padi, semakin berisi semakin menunduk. Caca itu memiliki banyak kelebihan tapi dia tak pernah sombong."Jamal.""Iya.""Kamu ngapain sih. Seneng banget ngintipin anak biologi," ucap sahabat baikku, Tomo."Soalnya, gadis inceranku kuliah disini."
Read more

4. Kagum Dalam Diam

POV Nada Bukannya aku tak paham bahasa cintanya. Hanya saja aku sudah berjanji pada abah dan umiku jika aku akan menyelesaikan kuliahku dengan baik tanpa memikirkan percintaan terlebih dahulu. Karena itu diam menjadi caraku untuk mengaguminya dalam hati. "Nada." "Iya." "Jamal tanya sama aku, perasaan kamu ke dia itu bagaimana?" "Ya gak gimana-gimana?" Kulihat senyum terukir di bibir Caca. "Kamu suka dia ya, cuma kamu kayak banyak yang dipikirkan dan dipertimbangkan." Aku menghembuskan nafasku pelan. "Aku mau fokus Ca, aku pengen membahagiakan abah sama umi dulu." "Itu bagus, hanya saja jangan pernah menggantungkan perasaan seseorang Nada. Kalau gak suka kamu tolak, kalau suka beri dia kepastian." Ah Caca, andai aku bisa kayak kamu yang dengan tegas menolak banyak cowok yang deketi kamu. Aku takut, di satu sisi aku gak mau memberi dia harapan tapi di sisi yang lain aku suka melihat dia perhatian.
Read more

5. Obat Kangen

POV Jamal"Huft. Dua bulan lima belas hari. Masih lima belas hari lagi ya, Ca.""Hem ... iya.""Kangen, Ca.""Hem ... iya.""Pengen ketemu Mimmosa.""Iya.""Dia lagi ngapain ya?""Iya.""Ca!" bentakku."Eh apa!" Caca nampak kaget kemudian tersenyum manis ke arahku."Aku lagi ngajakin ngomong ya Ca, malah kamu fokus ke laptop.""Mumpung laptop kamu nganggur, dari pada gak kepakai ya aku pakai. Eman-eman.""Ck. Ngebet amat lulus gasik, Ca. Buat apa lulus gasik kalau wisudanya mau bareng kita.""Biar irit Mal, tahu sendirilah kondisi aku sama Hasan gimana?""Iya juga sih."Aku akhirnya memilih bermain dengan ponselku. Masa PPL kami sudah mendekati hari akhir jadi lumayan sibuk bikin laporan tapi ngajarnya sudah santai. Soalnya para siswa sedang melaksanakan ujian semester gasal."Eh Ca, Hasan telepon.""Angkat aja. Mungkin penting," sahut Caca masih mengutak ati
Read more

6. Perpisahan

POV Nada"Akhirnya kita bisa lulus bareng. Makasih ya Ca. Kamu mau ikut wisuda bareng sama kita," ucap Meta."Alhamdulillah. Aku juga bersyukur bisa wisuda bareng kalian," sahut Caca."Nad, kamu nyari siapa?" tanya Meta."Owh ... Orang tuaku," alibiku."Bohong." Kompak Meta dan Caca. Ah, mereka sungguh menyebalkan sekali, tahu aja kalau aku memang lagi nyari si Crustaceae.Setelah mencari ke kanan dan ke kiri alhamdulilah orangnya nongol juga."Hai semua." Sapanya sumringah seperti biasa."Hai Jamal," sahut kami."Dih. Cakep amat nih, pake potong cepak lagi, gak kayak biasanya." Hasan mulai menggoda Jamal."Demi wisuda ya harus ganteng," sahutnya. Namun lirikan matanya tertuju padaku. Dan aku jadi malu."Cie ... cie ... lirikan matamu menarik hati, oh senyumanmu manis sekali. Sehingga membuat ...." Hasan mulai mendendangkan lagu."Nada tergoda. Hooo ... uwo ...." Astaga, baik Caca, Meta,
Read more

7. Cedera Hati

POV Jamal.Dua tahun. Sungguh waktu yang sangat lama. Tapi gak papa, demi Nada pokoknya seribu tahun pun akan kutunggu. Apalagi aku tahu dia tak ingin melangkahi kakaknya, Nida yang gagal menikah.Selama dua tahun ini aku tetap menggeluti usaha tambakku. Resto di Solo aku percayakan pada sahabatku Tomo sedangkan aku fokus mengurusi usaha tambak dan juga resto yang aku dirikan di Kudus. Sambil menjalani hari, aku memilih kuliah S2. Sengaja kuambil jurusan PAI, gak tahu kenapa pokoknya asal ambil saja. Hahaha. Yang penting Abah sama Umi berhenti nyuruhku nikah jadi kuliah adalah jalan yang aku pilih untuk menghindari desakan Abah dan Umi.Sayang desakan untuk menikah kembali lagi menghantuiku ketika seorang Kyai dari Cilacap datang. Namanya Kyai Sholeh dan istrinya Bu Nyai Nur.Entah karena alasan apa, mereka memintaku menikahi anaknya, Ning Asyifa. Jedar! Bagai tersambar halilintar, aku dipaksa Abah dan Umi untuk menerima mereka. Karena hanya aku putra yang ters
Read more

8. Kosong

POV Nada"Udah. Jangan nangis lagi.""Tapi aku sedih, Ca.""Kamu, kan, sudah memutuskan maunya seperti ini. Ya sudah yang konsisten dong.""Huwaaa ... Caca kenapa nasibku tragis benget."Aku menangis menumpahkan seluruh air mataku. Bahkan Caca sedari tadi memelukku, menenangkanku dengan berbagai kata semangat dan motivasi."Loh, kamu kenapa Nad?"Mbak Nida ternyata memasuki kamarku. Ah, kenapa tadi aku lupa menguncinya ya? Jadi bingung kan mau jawab apa?"Ini Ning, si Nada eh ... Ning Nada nonton Drakor sampai nangis kejer. Udah Caca bilangin kalau drakornya banyak adegan sedih eh ... Ning Nada gak percaya. Mewek, kan akhirnya?" Caca menunjuk laptopku yang pas lagi nayangin adegan sedih-sedih, untung aja tadi kami curhat sambil nonton drakor jadi bisa dipakai jadi alibi."Ya ampun. Makanya kuranginlah nonton drakornya.""Iya Mbak. Mbak darimana?""Ini ambil paketan dari Azzam buat kita?""Mas Azzam baw
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status