POV Jamal"Ustaz, itu ponselnya dari tadi bunyi loh.""Iya, Uztaz Hilman. Biarkan saja, orang iseng itu."Aku memilih tidak menggubris ponselku. Karena sudah dipastikan yang sedang miscall dan mengirim pesan beruntun adalah si kunti sama si mantan sombong.Ck. Herman aku. Perasaan aku ya gak kasih harapan apa-apa kok ya sekarang malah dikejar-kejar wanita. Dua lagi. Duh Gusti paringono sabar.Delapan bulan telah berlalu semenjak Nada kembali ke Bumiayu. Selama itu pula aku harus menahan rindu sekaligus menjaga hati dan emosi. Gimana gak emosi, Ning Asyifa yang sudah selesai mondok kini terang-terangan menerorku, memintaku untuk melanjutkan rencana pernikahan kami. Tentu dong kutolak tegas. Masa bodoh dia mau nangis kejer toh bukan urusanku. Bahkan pernah dia mengancam bunuh diri, hohoho kutantang dong ya, silakan bunuh diri toh yang ke neraka dia sendiri, malas aku ikut-ikutan. Dasar namamya ancaman cap kulit kacang, cuma nyaring doang
Read more