Home / Romansa / Pelabuhan Terakhir / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pelabuhan Terakhir : Chapter 51 - Chapter 60

99 Chapters

51. Honeymoon Ala Singa Garang

*Azzam Daffa Al Kaivan*Seminggu setelah honeymoon ckckck ... kayaknya lebih enak aku bilang tamasya bersama ke Korea, aku mengajak istriku muncak ke gunung Prau di dataran tinggi Dieng. Hehehe. Sudah lama aku pengin muncak bareng kekasih halal biar pas kedinginan ada guling hidup buat mencari kehangatan. Eaaaak.Kang Bimo sedang pulang kampung mengurus tetek bengek untuk pernikahannya dengan Syarifah. Akhirnya dia gerak juga. Aku sedikit membantunya karena bagaimanapun dia sudah kuanggap saudaraku."Jadi nanti kita mau lewat jalur Wonosobo Mas?" tanya Caca."Iya," jawabku."Bisa mampir ke Sikunir juga gak?""Kamu mau?""Iya. Katanya golden sunrisenya bagus.""Oke nanti kita mampir, makanya kita lewat Wonosobo.""Mas kok kepikiran honeymoon kayak gini sih?""Kenapa? Gak suka?""Suka. Caca belum pernah muncak soalnya. Gak pernah dibolehin sama Hasan," sungutnya."Hahaha. Makanya Mas ajak muncak. Gunung Prau pas bu
Read more

52. Jepara Membawa Cerita

*Cahaya Mustika*Aku dan Mas Azzam tengah menuju Jepara untuk menghadiri pernikahan Gus Arsyad. Besok dia akan menikah dengan wanita yang dipilihkan oleh sang Umi. Mas Azzam bercerita jika Gus Arsyad kehilangan Abahnya karena serangan jantung. Abah Gus Arsyad meninggal karena kaget mengetahui anaknya yang pendiam sampai berkelahi bahkan hampir saja membunuh orang. Kesalahpahaman menjadi awal penyebab retaknya persahabatan antara Gus Fatah dan Gus Arsyad dan semua ini dikarenakan ulah Ning Zulaikha. Ya ampun. Ngomong-ngomong tentang Ning Zulaikha, kami hanya tahu jika Gus Fadil membawanya berobat. Ning Farida sendiri telah resmi bercerai dengan Gus Fadil."Suka gak naik motor?""Sukalah kan jadi romantis, bisa sambil peluk kayak gini." Aku memeluk erat perut suamiku. Selama perjalanan kami terkadang mengobrol. Hampir setiap jam kami berhenti untuk istirahat sambil selfi-selfi.Apalagi kalau kami menemukan pemandangan indah seperti hamparan sawah atau al
Read more

53. Mission Impossible Berhasil

"Masya Allah lucu sekali Mbak Na?" ucap Caca ketika melihat bayi kembar Reihan-Royyan yang kini berusia 5 bulan."Kamu juga bisa kok," ucap Nasha."Hah, beneran Mbak? Tapi Caca kayaknya gak punya saudara yang anaknya kembar deh." ."Halah sekarang dunia kedokteran kan canggih, coba kamu konsultasi sama temennya Mas Rayyan namanya dr. Prita. Nanti aku kasih nomernya.""Oke Mbak." Caca pun kembali mengajak main si kembar yang menggemaskan."Halo ... Ciluk ba ... Ciluk ba ... Astaga Mbak, Reihan kok mirip suamiku sih. Irit senyum. Dari tadi aku godain gak ada senyum babar blas.""Hahaha. Ya gitu deh. Ni anak kopiannya Mas Rayyan plek jiplek pokoknya. Ati-ati loh Ca. Suamimu sama suamiku setipe. Pasti salah satu anakmu bakalan mirip Gus Azzam.""Hahaha. Iya sih Mbak. Gak papa dingin-dingin romantis kok.""Kalau sama pawangnya." Kompak Caca dan Nasha lalu kedua wanita itu tertawa bersama.Sementara itu, para suami tengah ngopi tak jauh dari pa
Read more

54. Kamulah Pelabuhan Terakhirku

*Azzam Daffa Al Kaivan*Aku tengah mengelus-elus punggung istriku. Aku tahu dia sangat ketakutan. Aku juga takut. Tapi aku berusaha tegar. Sungguh suatu keajaiban. Rupanya Allah meridhai usaha Caca yang ingin punya anak kembar. Bahkan Allah langsung kasih tiga. Wow ... mau tak mau aku harus ektra menjaganya apalagi selama hamil Caca tetap saja pecicilan. Masih kuingat saat perpisahan kelas dua belas dimana dengan santainya Caca ikut naik ke panggung bersama anak-anak Pramuka melakukan dance cover. Saat itu usia kandungannya sudah tujuh bulan. Aku dan para penonton yang berada di bawah dibuat senam jantung takut terjadi apa-apa. Empat nyawa soalnya yang harus dijaga. Tapi istriku justru cuek dan tetep saja joget. Ckckck.Untuk ngidam, justru akulah yang ngidam. Sedangkan Caca luar biasa ngebo. Apa saja dimakan. Gak pernah menyusahkan, duh pokoknya makin cinta deh."Mas.""Hem.""Mas yakin mau dampingi Caca.""Insya Allah, lagian sud
Read more

55. Epilog

*Azzam Daffa Al Kaivan*"Kamu udah selesai, Dek.""Udah Mas, baru aja.""Gimana ada kendala gak?" "Gak ada, Aslan triplet gimana Mas?""Tenang, ada Abah Aslan semua beres."Terdengar suara tawa Umi Aslan di seberang sana. Duh, baru juga ditinggal sehari udah kangen akunya."Mas Azzam mau oleh-oleh apa?" "Apa aja yang penting nanti makannya disuapin sama Dek Caca yang cantik, bidadarinya Mas Azzam di dunia dan akhirat. Amin.""Amin. Ya Allah Mas, Adek kenyang di gombalin mulu sama Mas Azzam.""Hahaha. Soalnya Mas kan cinta banget sama Adek. Makanya pengin selalu memberimu kebahagiaan biar kamu selalu kenyang dan gak mau berpaling dari Mas," sahutku. Caca hanya tertawa."Ya udah, Caca tutup dulu ya Mas, mau cari makan.""Iya. Hati-hati ya Umi ... Aslan Kuartet kangen banget sama Uminya." "Oke. Assalamu’alaikum.""Wa’alaikumsalam."Klik.Caca sedang berada di UPI Bandung. Dia b
Read more

56. EP 1: Muara Cinta Ning Farida

*Farida Almeera*Aku membuka amplop yang berisikan akta ceraiku. Seminggu semenjak kejadian Zulaikha yang berusaha menjerat Gus Azzam, aku dan Gus Fadil memutuskan berpisah. Karena mau dipaksa pun percuma. Kami tak pernah saling mencintai. Abah dan Umi sangat sedih dan merasa bersalah kepadaku. Tapi aku berusaha memberikan pengertian bahwa ini sudah menjadi garis takdirku. Alhamdulillah mereka menyadari kekhilafan mereka dan tak lagi memaksaku dalam hal apapun.Sudah tiga bulan aku menyandang status janda dan aku sangat menikmatinya. Saat ini kesibukanku adalah mengajar di pondok Abah dan aktif dalam komunitas bakti sosial yang bergerak untuk membantu para anak jalanan agar bisa membaca dan menulis. Dan aku sangat bahagia.Saat aku menuju ke tempat anak-anak asuhku, aku melihat seorang wanita yang tengah berjalan tertatih dengan perut membesar. Aku meminta Kang Darno menghentikan mobilnya."Kang stop Kang, lihat ada ibu-ibu yang butuh bantuan kita."
Read more

57. EP 2 : Muara Cinta Ning Farida 2

Fara Salwa Humaira. Adalah nama cantik yang dipilih oleh Kang Rasyid. Hampir sebulan Kang Rasyid berada di sini. Keadaannya sudah mulai stabil bahkan dia sudah mulai aktif menghandel kembali bisnis fotokopi dan studio fotonya. Aku ingat Kang Rasyid memang senang memotret. Dan hasilnya sangat bagus."Ning.""Kang."Kang Rasyid tersenyum sumringah ke arahku dan kemudian mengelus lembut putrinya yang tengah tertidur."Baru pulang Kang?""Iya Ning, banyak orderan foto kelulusan dan pernikahan.""Syukurlah.""Njenengan kenapa gak nikah lagi Ning?""A-apa maksudnya Kang?""Kenapa njenengan gak mau nikah lagi. Padahal banyak Gus yang melamar njenengan katanya."Aku terdiam, aku tak tahu harus mengatakan apa padanya. Kemudian aku menghembuskan nafasku perlahan."Untuk apa menikah Kang, kalau jatuhnya saya tidak akan pernah bahagia.""Ning. Kenapa Ning bicara seperti itu?""Sekarang saya yang balik tanya. Kenapa Kang Rasyid gak
Read more

58. EP 3 : Ketulusan Hati Gus Fadil

*Fadil Abdul Ramadhan*"Pergi ....""Hahahaha ... mana kamu Azzam? Hahaha .... Aku cinta kamu ... Aku mau jadi istrimu. Hahaha."Aku menangis melihat wanita yang kucintai sedang ditangani oleh seorang psikiater dan para perawat. Setelah kejadian itu, aku segera membawa Zulaikha ke Jakarta. Dengan meminta bantuan Mas Fatur, aku akhirnya menemukan rumah sakit untuk merawat Zulaikha.Masih kuingat perkataan dokter yang menangani Zulaikha saat itu."Istri anda mengalami tekanan demi tekanan sejak kecil. Status sebagai anak istri kedua adalah awal kondisi psikisnya terganggu. Ditambah lagi cinta pertama yang tak berbalas yang berujung pada sebuah obsesi membuat kondisinya semakin parah.""Apa bisa sembuh Dok?""Insya Allah. Yang penting dukungan dari keluarga sangat penting."Aku menghembuskan nafasku. Aku harus kuat, ini demi Zulaikha dan diriku sendiri. Sudah cukup selama ini aku menjadi seorang pengecut, saatnya aku harus bangkit demi kebahagiaa
Read more

59. EP 4 : Cinta Tak Berbalas

* Lailatul Mukaromah*Cinta tak berbalas mungkin itulah kisahku. Dia adalah cinta pertamaku. Aku bertemu dengannya secara tak sengaja. Usiaku waktu itu masih 17 tahun. Saat itu aku sedang berjalan bersama para sahabat mondokku di Bumiayu. Kami baru saja membolos ngaji. Di tengah perjalanan kami dihadang oleh tiga preman, kami berteriak dan tiba-tiba saja ada seorang lelaki yang menolong kami. Dia menghajar ketiganya. Hingga ketiga preman itu lari."Kalian tidak apa-apa?""Tidak Mas," ucapku."Pulanglah kalian ke pondok, bukannya ini seharusnya jam ngaji. Ini teguran untuk kalian. Lain kali jangan seperti ini."Lelaki itu pun berlalu bahkan tak menyebutkan namanya saat kutanya."Mas," teriakku.Dia menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap kami."Nama kamu siapa?" Aku bertanya antusias.Dia tak bergeming bahkan pergi begitu saja. Tapi wajahnya sudah terpatri dalam memoriku.Hingga lima tahun setelah aku lulus Aliyah, a
Read more

60. Aslan Story: Fiuh

Seorang remaja berusia 17 tahun tengah mengendap-ngendap menuju ke suatu titik. Disana ada remaja lain tengah sibuk berlatih pernafasan. Si remaja tadi tersenyum jahil dan melirik pada genggaman tangannya."Hihihi. Kena kamu kali ini."Dia lalu berjalan pelan ... pelan ... 1, 2, 3. "Kacang ... kacang ... kacang ...." teriaknya dan menyebar segenggam kacang tanah ke arah tubuh remaja satunya."Huwaa ... Abah ... Umi ... Mas ... huwa ...."Si remaja lari terbirit-birit dan hampir saja terpeleset. Untung keseimbangan tubuhnya bagus sekali."Hahaha ... hahaha ... Ya Allah ... Ngakak aku ... hahaha." Azada tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi Aidan.Ya Aidan fobia terhadap kacang tanah gara-gara saat usianya 5 tahun dia pernah secara sengaja memasukkan biji kacang tanah melalui hidungnya karena penasaran. Akibatnya, dia harus dibawa ke rumah sakit dan dengan bantuan dokter akhirnya kacang itu berhasil dikeluarkan. Sejak saat itu Ai
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status