Home / Romansa / Pelabuhan Terakhir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pelabuhan Terakhir : Chapter 31 - Chapter 40

99 Chapters

31. I Love You

*Azzam Dafa Al Kaivan*"JAMAL," teriak kedua gadisku.Aku menatap heran kearah Jamal, Nada dan Caca. "Jamal. Kamu disini. Kok bisa?" tanya Caca."Bisalah Oryza sativa, aku kan lagi punya misi rahasia hihihi," sahut Jamal. Aku sebal melihat interaksi mereka yang begitu akrab. Kalau tahu akan begini aku tak akan menerimanya. Alasanku mau menerimanya karena melihat CV-nya juga ancang-ancang untuk menghadang Ning Zulaikha. Karena Mas Fadil sudah kembali ke rumahnya lagi. Tapi kok ada yang aneh, kulirik adik sepupuku yang menjadi pendiam bahkan cenderung gugup. Hah ... aku melongo. Ya ampun bukan Nada banget kalau jadi putri malu begini.Kucoba perhatikan lagi interaksi mereka, terlihat Ustaz Hilman yang selalu mencoba mengajak adikku ngobrol. Apa jangan-jangan yang dikatakannya padaku waktu itu adalah Nada. Dia mau move on dan pedekate sama Nada.Dan Jamal, dia memang dari tadi asik ngobrol dengan Caca, tapi sesekali kulihat dia melirik kep
Read more

32. Olahraga Malam

*Cahaya Mustika*Boleh aku mengisi ruang hatimu?"Deg.Mataku ikut melebar karena ucapannya."M-maksud Gus Azzam, apa?" tanyaku gugup."Aku ingin menjadi orang yang mengisi hatimu. Boleh?" jawabnya. Kudengar nada ketulusan dari suaranya."Ta-tapi ke-kenapa?""Karena satu alasan," jawabnya tegas."Apa?" lirihku."I LOVE YOU," jawaban lembut tapi membuat jantungku berdetak tak karuan.Aku hanya menatapnya dengan tatapan polos. Apa ini? Gus Azzam nembak aku gitu? Ini beneran kan? Ini sungguhan kan?Waktu untuk seperkian detik berhenti. Hening. Kami hanya saling menatap, berusaha menyelami isi hati masing-masing lewat tatapan mata.Klontang .... Suara benda terjatuh.Baik aku dan Gus Azzam melirik ke sumber suara. Mataku tambah melebar. "Hehehe. Maaf ya ... Umi lagi nyari kacamata Abah. Kayaknya tadi disini tapi gak ada. Ya sudah lanjutin gih. Umi pergi dulu ya." Sepintas kulihat Umi mengedipkan matan
Read more

33. Sebuah Pesan

Keesokan harinya secara tak sengaja kedua sejoli yang sudah mulai merasakan permainan hati alias jatuh cinta tak sengaja bertemu saat akan menjalankan sholat  subuh di Masjid.Mereka saling memalingkan muka, malu jika teringat akan peristiwa semalam. Terlebih lagi penampilan mereka sungguh menyedihkan. Gus Azzam dengan mata pandanya sedangkan Caca dengan mata sembabnya.Semalaman Caca menangis merutuki perasaannya yang datang untuk gus garangnya. Gus Azzam pusing bin pening-pening karena semalaman berolahraga malam untuk menghilangkan gejolak kelelakiannya. Kompak kan mereka."Gus ... njenengan kenapa? Kok kucel banget?" tanya Kang Bimo."Gak papa Kang Bim. Cuma semaleman gak bisa tidur aja.""Owalah. Lembur ya Gus, banyak kerjaan."Iya. Lembur olahraga malam biar gak nganggur jadi punya kerjaan. Kerjaan menghilangkan sinyal kelelakian, batin Gus Azzam ngenes."Gus, ini giliran njenengan isi pengajian subuh loh." Kang Bimo mengingatkan."
Read more

34. Jangan Poligami Saya

* Cahaya Mustika *Hari minggu ini aku hanya rebahan saja. Aku banyak pikiran. Maju mundur cantik, galau gak berkesudahan. Duh Gusti, apa yang harus aku lakukan? Aku melamun, mengingat si pencuri waktu. Haish ... soalnya semua waktuku habis buat mikirin dia.Aku memandang pergelangan tangan kiriku. Tersenyum mengingat semua kejadian dua hari yang lalu."Ca." Aku yang tengah membuat sarapan bersama Ipeh tertegun."Bisa kita bicara sebentar, Mbak Syarifah tunggu di luar ya, pintunya dibuka gak papa."Syarifah melakukan apa yang diminta Gus Azzam walaupun raut kebingungan terpampang nyata pada wajahnya."Ca.""N-nggih Gus. Pripun?""Apa yang aku ucapkan tadi saat ceramah subuh beneran. Aku serius sama kamu. Aku menerima kamu apa adanya.""T-tapi Gus, Abah dan Umi ....""Aku sudah bicara dengan mereka. Mereka setuju saja. Sekarang hanya tinggal kamu, kamu mau menerimaku? Menerima segala kekurangan dan kelebihanku?""Caca gak tahu Gu
Read more

35. Cemburuku Salah Sasaran

*Azzam Daffa Al Kaivan*"Gus."Aku menghentikan langkahku karena panggilan dari Caca"Iya," sahutku."Saya terima."Hah? Terima apa ya?"Maksudnya.""Saya terima. Tapi saya minta jangan poligami saya. Hanya itu. Assalamu’alaikum""Ca ... wa’alaikumsalam." Aku melongo kemudian geleng-geleng kepala. Bingung dengan maksud Caca.Aku memutuskan menaiki mobilku karena hari ini ada reuni dengan para sahabatku saat mondok dulu. Kami janjian bertemu di kompleks GOR biar mudah kalau mau mencari makanan.Saat di perempatan lampu lalu lintas aku berhenti karena lampu sedang mode merah. Purwokerto kota kecil tapi sangat ramai. Saat tengah asik menatap sekelilingku, mataku tertuju pada sebuah mobil Kilang yang dipasangi stiker nyeleneh.'Aku Ini Lelaki Setia, No Selingkuh No Poligami'Aku terkekeh membacanya. Ya jelaslah semua wanita gak mau diselingkuhi dan gak mau dipoligami. Aku juga pengin jadi cowok sejati yang hanya set
Read more

36. Mental Baja

*Cahaya Mustika*Assalamu’alaikum." Aku memasuki ruang guru dan agak tercengang karena semua ustazah menatapku.Aku menilik penampilanku, tak ada yang aneh. "Kenapa?" tanyaku.Hening."Ustazah Shafa?" tanyaku.Hening.Loh, kok pada diam. Kemudian ada beberapa siswi yang datang. Mereka juga menatapku dengan bersedekap. Aku jadi bingung? Apa aku melakukan kesalahan ya? Ustazah Shafa menatapku dingin, aku sedikit gemetar. "Surprise," teriak Ustazah Shafa.Tepukan heboh, tiupan balon, dan nyanyian lagu selamat ulang tahun membahana di seluruh ruang guru.Aku terharu, mataku berkaca-kaca. Baik ustazah dan para siswi memelukku mengucapkan doa. Dan aku hanya mengamini."Ustazah Caca selamat ulang tahun ya? Ditunggu nikahannya sama Gus Singa Garang?" celetuk Olif."Hahaha. Ternyata calonmu Gus Azzam. Pantes dideketin sama siapa aja gak mau nengok, lah orang yang diincer Gus Azzam." Ustazah Shafa berkata heboh.
Read more

37. Kriteria Calon Istri

*Azzam Daffa Al Kaivan*Aku menatap tajam kearah empat wanita yang baru saja menghina gadisku, calon ibu dari anak-anakku. Mereka tampak ketakutan terutama Ning Asyifa. Tanpa mengucap kata aku berlalu. Pantang bagiku menghajar wanita. Aku punya rencana sendiri untuk membuat mereka jera dan malu.Aku tak sengaja berada disini. Aku ada janji dengan sesama dosen dari Unsoed. Dia memintaku merancang rumah untuknya. Kami janjian di kantin. Begitu aku memasuki kantin kulihat keributan yang dibuat Ning Asyifa dan teman-temannya. Aslinya aku ingin ikut membantu Caca tapi kemudian sebuah ide brilian muncul dalam otakku. Sengaja kurekam adegan yang terpampang dengan diam-diam. Alasan pertama aku ingin melihat bagaimana Caca membangun kepercayaan dirinya. Aku speechless, dia memang keren. Aku tersenyum selama melihat bagaimana Caca berbalik mengintimidasi bahkan hanya melalui tatapan mata saja. Hahaha. Lucu sekali raut muka Ning Asyifa dan ketiga sahabatnya itu.Aku m
Read more

38. Tum Hi Ho

Seminggu setelah kejadian labrakan yang dilakukan Ning Asyifa, keluarga Furqon datang ke rumah kami. Kebetulan saat itu Caca sedang pergi menghadiri MGMP Mapel Biologi."Kami meminta maaf Pak Kyai, sungguh saya malu sekali dengan tingkah laku Asyifa. Sekarang saya menyadari jika putri saya memang tidak pantas bersanding dengan Gus Azzam," ucap Kyai Sholeh.Aku sepintas melirik pada Ning Asyifa. Ckckck, permintaan maaf macam apa ini? Jika mimik muka Ning Asyifa tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali."Kami sudah memutuskan akan memondokkan Asyifa kembali ke Jombang dengan harapan tingkah lakunya menjadi lebih baik. Sekali lagi kami minta maaf.""Dan tolong sampaikan permintaan kami kepada Ustazah Caca ya Zam. Dan sekali lagi selamat untuk rencana pernikahan kalian semoga samawa.""Makasih Fur," balasku pendek. Setelah menyampaikan permintaan maaf, keluarga Furgon pamit. Alhamdulillah satu masalah selesai. *****"Wah gentengnya
Read more

39. Serba Serbi Seserahan

*Cahaya Mustika*Aku tengah membantu Umi melipat baju keluarga ndalem. Begitu statusku menjadi calon mantu, Umi sudah tak segan meminta tolong padaku. Aku pun sudah terbiasa dengan benda pribadi milik calon suamiku ini. Soalnya Umi seperti sengaja kalau pakaian milik Singa Garang pasti jatuhnya kebagian jatah lipatanku. "Kayaknya udah kewes banget ya Ca."Aku menoleh ke arah Umi kemudian tertawa."Habis Umi kayak sengaja sih ya sudahlah. Lagian nanti juga jadi tugas Caca.""Sengaja. Itu tadi jurus dari Ibu mertua dulu sebelum Umi jadi mantu beliau.""Hahaha. Besok Caca juga gitu lah sama calon menantu Caca.""Hahaha. Boleh Ca, biar calon mantumu gak syok nantinya."Kami pun tertawa sambil melanjutkan acara melipat baju. Setelah selesai, aku segera mengambil setrika dan menyetrika satu per satu baju yang harus disetrika terutama bajunya Gus Azzam.Sedangkan baju Gus Azmi dan Abah yang harus disetrika hanya sedikit.Umi membawa p
Read more

40. Penggoda

*Azzam Daffa Al Kaivan*Sejak tadi Arsyad menghubungiku lewat chat WA, mengabarkan kalau dia akan menjalani ta'aruf dengan gadis pilihan uminya. Katanya dia sudah pasrah. Kasihan dia, luka yang diakibatkan oleh Ning Zulaikha ternyata membuat dia trauma kepada wanita. Arsyad memang yang paling pemalu diantara kami berenam sedangkan Fatah adalah yang paling mudah tersulut amarah.Aku yang berniat membeli barang pribadiku akhirnya ijin pada Umi untuk membelinya. Umi, Azmi dan Kang Bimo sedang sibuk sendiri-sendiri. Azmi dan Kang Bimo di arena permainan sedangkan Umi berada di stand kerudung. Kalau sudah disitu dijamin Azmi dan Umi lupa waktu. Saat akan membayar, ternyata malah bareng dengan Caca. Daripada harus antri ya sudahlah ikut sekalian biar aku yang bayar, eh dari tadi kan aku juga yang bayarin.Aku sedikit melirik ke arah belanjaan Caca, loh kok kacamatanya ada dua nomer. Oh aku baru ingat dia kan pergi sama Syarifah.Entah karena terlalu sibuk dengan HP-ku
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status